Dana sumbangan yang terkumpulkan dari para sahabat dan donatur digunakan untuk membeli nasi bungkus dari pedagang kecil atau pedagang makanan yang memiliki usaha skala kecil. “Kalau kebetulan sumbangannya banyak, bisa diborong jualan tersebut. Jadi sekalian membantu para pedagang kecil, kemudian saya berkeliling membagikan kepada warga yang membutuhkan,” ujar pria yang menyelesaikan pendidikan SMA di Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim).
Muhamad Ridwan menceritakan, tak setiap Jumat ada donatur maupun relawan yang menyumbangkan uang ataupun makanan siap saji untuk berbagi. Karena itu ia tidak selalu bergantung dengan sumbangan para donatur. Sebab sejak memulai aksi sosial ini, ia sudah terbiasa menyisihkan uang hasil usahanya. Bahkan jika uang yang terkumpul belum mencukupi, Muhamad Ridwan yang memiliki keahlian memasak ini langsung mengolah sendiri makanan.
“Makanan yang diberikan kepada warga tidak selalu beli dari para pedagang. Saja juga bisa masak sendiri makanannya, kemudian dibungkus untuk dibagikan,” ucap pria murah senyum ini.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, usaha Muhamad Ridwan ikut terdampak. Usaha yang dibukanya di Jalan Pangeran Samudera, Palangka Raya terpaksa ditutup. Meski demikian, pria 27 tahun ini tak putus asa. Ia tetap berbisnis dengan memanfaatkan kemajuan dunia digital. Produk makanan yang diolahnya dipasarkan secara online. Bisnis tetap jalan, aksi sosial berbagi makanan tetap dilakukan.”
“Meskipun pernah bangkrut, tapi berkah itu tetap ada untuk saya. Kadang-kadang saya bisa dapat orderan cukup banyak dan uangnya saya sisihkan, ada juga yang order sekaligus meminta sekian bungkus untuk saya bisa berbagi, itulah mengapa saya memilih hari Jumat untuk berbagi,” ungkap Muhamad Ridwan yang mengaku kini berjualan sambal botolan secara online.
Berwirausaha dan melakukan aksi sosial tidak sedikit pun mengganggu studinya di Fakultas Kedokteran. Tahun ini, putra ketiga dari pasangan Kaslan dan Sulik ini resmi menyandang gelar dokter. Muhamad Ridwan bahagia bisa membanggakan orang tuanya yang berprofesi sebagai petani dan penjual rempeyek. Meskipun sudah menyelesaikan studi kedokteran, Muhamad Ridwan terus melanjutkan kegiatan sosial berbagi makanan tiap Jumat. Putra ketiga dari empat bersaudara ini tidak minder dan malu. Aksi sosial yang dilakukannya bertahun-tahun tersebut telah jadi kebiasaan.
Dana sumbangan yang terkumpulkan dari para sahabat dan donatur digunakan untuk membeli nasi bungkus dari pedagang kecil atau pedagang makanan yang memiliki usaha skala kecil. “Kalau kebetulan sumbangannya banyak, bisa diborong jualan tersebut. Jadi sekalian membantu para pedagang kecil, kemudian saya berkeliling membagikan kepada warga yang membutuhkan,” ujar pria yang menyelesaikan pendidikan SMA di Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim).
Muhamad Ridwan menceritakan, tak setiap Jumat ada donatur maupun relawan yang menyumbangkan uang ataupun makanan siap saji untuk berbagi. Karena itu ia tidak selalu bergantung dengan sumbangan para donatur. Sebab sejak memulai aksi sosial ini, ia sudah terbiasa menyisihkan uang hasil usahanya. Bahkan jika uang yang terkumpul belum mencukupi, Muhamad Ridwan yang memiliki keahlian memasak ini langsung mengolah sendiri makanan.
“Makanan yang diberikan kepada warga tidak selalu beli dari para pedagang. Saja juga bisa masak sendiri makanannya, kemudian dibungkus untuk dibagikan,” ucap pria murah senyum ini.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, usaha Muhamad Ridwan ikut terdampak. Usaha yang dibukanya di Jalan Pangeran Samudera, Palangka Raya terpaksa ditutup. Meski demikian, pria 27 tahun ini tak putus asa. Ia tetap berbisnis dengan memanfaatkan kemajuan dunia digital. Produk makanan yang diolahnya dipasarkan secara online. Bisnis tetap jalan, aksi sosial berbagi makanan tetap dilakukan.”
“Meskipun pernah bangkrut, tapi berkah itu tetap ada untuk saya. Kadang-kadang saya bisa dapat orderan cukup banyak dan uangnya saya sisihkan, ada juga yang order sekaligus meminta sekian bungkus untuk saya bisa berbagi, itulah mengapa saya memilih hari Jumat untuk berbagi,” ungkap Muhamad Ridwan yang mengaku kini berjualan sambal botolan secara online.
Berwirausaha dan melakukan aksi sosial tidak sedikit pun mengganggu studinya di Fakultas Kedokteran. Tahun ini, putra ketiga dari pasangan Kaslan dan Sulik ini resmi menyandang gelar dokter. Muhamad Ridwan bahagia bisa membanggakan orang tuanya yang berprofesi sebagai petani dan penjual rempeyek. Meskipun sudah menyelesaikan studi kedokteran, Muhamad Ridwan terus melanjutkan kegiatan sosial berbagi makanan tiap Jumat. Putra ketiga dari empat bersaudara ini tidak minder dan malu. Aksi sosial yang dilakukannya bertahun-tahun tersebut telah jadi kebiasaan.