KASONGAN-Kesabaran ada batasnya. Inilah yang dirasakan Kartini. Karena anaknya kabur dari rumah untuk ketiga kalinya, dia pun kecewa. Bahkan anaknya bernama Zaiton Sari (22), sudah dianggap bukan lagi sebagai anak.
“Mulai hari ini (Sabtu), saya tidak mengakui lagi dia sebagai anak. Sebab, dia sudah tidak mau lagi mendengar nasehat. Bahkan melawan, dan menyusahkan saya sebagai orang tuanya. Segala kelakuannya diluar, itu menjadi tanggung jawabnya sendiri,” kata Kartini, didampingi suaminya, ketika datang langsung ke Kantor Biro Kalteng Pos Katingan, Sabtu (24/4).
Diceritakannya, kepergian Zaiton Sari dari rumah sudah ketiga kalinya. Anak tersebut kabur sejak Rabu (21/4) malam. Hingga sekarang belum pulang ke rumah. Upaya pencarian pun sudah dilakukan. Tapi tidak ditemukan. Dirinya khawatir, anak gadisnya mengalami sesuatu yang tidak diinginkan. Bahkan dia menduga, anak tersebut dibawa kabur laki-laki.
“Kalau hamil segala macam, iya kalau laki-laki itu bertanggung jawab. Jika tidak? Saya sampai tidak bisa tidur beberapa malam ini, memikirkan kelakuan anak ini,” ceritanya sambil menangis.
Oleh sebab itu, dengan berat hati dia harus menyampaikan ini ke publik sebagai bentuk kekecewaannya. Sehingga orang lain tahu, termasuk anak gadisnya itu, bahwa dirinya sudah tidak diakui lagi sebagai anak. “Terserah dia mau apa,” ujarnya.
Dari profil yang diberikan kepada Kalteng Pos, anak tersebut lahir di Kasongan tanggal 06 Juli 1998, dengan alamat rumah Jalan Revolusi nomor 154 Kota Kasongan Kabupaten Katingan. Bekerja di salah satu toko di Kota Kasongan. (eri/bud)
KASONGAN-Kesabaran ada batasnya. Inilah yang dirasakan Kartini. Karena anaknya kabur dari rumah untuk ketiga kalinya, dia pun kecewa. Bahkan anaknya bernama Zaiton Sari (22), sudah dianggap bukan lagi sebagai anak.
“Mulai hari ini (Sabtu), saya tidak mengakui lagi dia sebagai anak. Sebab, dia sudah tidak mau lagi mendengar nasehat. Bahkan melawan, dan menyusahkan saya sebagai orang tuanya. Segala kelakuannya diluar, itu menjadi tanggung jawabnya sendiri,” kata Kartini, didampingi suaminya, ketika datang langsung ke Kantor Biro Kalteng Pos Katingan, Sabtu (24/4).
Diceritakannya, kepergian Zaiton Sari dari rumah sudah ketiga kalinya. Anak tersebut kabur sejak Rabu (21/4) malam. Hingga sekarang belum pulang ke rumah. Upaya pencarian pun sudah dilakukan. Tapi tidak ditemukan. Dirinya khawatir, anak gadisnya mengalami sesuatu yang tidak diinginkan. Bahkan dia menduga, anak tersebut dibawa kabur laki-laki.
“Kalau hamil segala macam, iya kalau laki-laki itu bertanggung jawab. Jika tidak? Saya sampai tidak bisa tidur beberapa malam ini, memikirkan kelakuan anak ini,” ceritanya sambil menangis.
Oleh sebab itu, dengan berat hati dia harus menyampaikan ini ke publik sebagai bentuk kekecewaannya. Sehingga orang lain tahu, termasuk anak gadisnya itu, bahwa dirinya sudah tidak diakui lagi sebagai anak. “Terserah dia mau apa,” ujarnya.
Dari profil yang diberikan kepada Kalteng Pos, anak tersebut lahir di Kasongan tanggal 06 Juli 1998, dengan alamat rumah Jalan Revolusi nomor 154 Kota Kasongan Kabupaten Katingan. Bekerja di salah satu toko di Kota Kasongan. (eri/bud)