BUNTOK – Memasuki musin kemarau di Juli 2022, Pemerintah Kabupaten Barito Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sudah mulai mempersiapkan dan bersiaga menghadapi ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Bencana karhutla ini memang menjadi salah satu masalah terbesar di kabupaten kita. Bukan hanya unsur kesengajaan, tapi juga faktor alam pun sering terjadi. Sebab ada beberapa daerah kita yang memang lebih banyak kering daripada basahnya,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Selatan Eddy Purwanto, Rabu (13/7).
Menurut sekda, bencana karhutla ini merupakan ancaman yang serius bagi kehidupan bersama dan bila hutan dan lahan terbakar bukan hanya menimbulkan permasalahan lingkungan.
Bahkan, menurut Eddy, karhutla juga mengakibatkan gangguan kesehatan, terutapa pernapasan dan hambatan transportasi akibat asap tebal yang ditimbulkan dari kebakaran.
Dijelaskannya, bahwa kebakaran yang sering terjadi, disebabkan di daratan yang lahan gambutnya cukup tebal itu bisa mengakibatkan kebakaran serius.
Sekda minta, agar semua pihak harus berperan aktif dalam mencegah pemicu timbulnya karhutla di kabupaten bersemboyan Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini, baik dengan cara penyuluhan, kampanye, sosialisasi dan penegakkan hukum agar masyarakat paham akan bahaya karhutla.
Eddy Purwanto minta agar BPBD juga terus melakukan simulasi. Hal itu perlu dilakukan untuk mempersiapkan seluruh sarana prasarana (sarpras) dan sumber daya manusia (SDM), sejauh mana kesiapannya dan bagai mana yang harus dilakukan saat mengahadapi karhutla nantinya. “Supaya nanti kalau memang ada kejadian karhutla, kita sudah siap menanggulanginya,” tegasnya.
Ditambahkannya, simulasi merupakan pelatihan buat anggota yang baru, yang belum pernah menangani karhutla. Dimana, lanjut dia, pihaknya harus memberikan pelatiha bagaimana standar operasional prosuder yang harus dilakukan saat terjadi karhutla.
Sementara Alip Suraya selaku Kepala BPBD Kabupaten Barsel menyampaikan, dengan diadakannya simulasi, maka kesiapsiagaan anggota BPBD bisa lebih waspada dalam mengahadapi karhutla di daerah itu.
Selain itu, ia menambahkan, harus dipastikan juga kekuatan pasukan dan keterampilan dalam penggunaan alat untuk penanganan karhutla. Sebab tidak semua orang bisa menggunakan alat dalam pelaksanaannya. Biar semua tidak gagal paham dalam penggunaan nanti. Pihaknya masih mendalami dan memberikan pelatihan terhadap penggunaan alat, biar semua anggota bisa menggunakannya. Tidak bergantung pada salah satu pihak saja.
“Maka dari itu, saya mengimbau kepada masyarakat, peliharalah hutan kita dari kebakaran. Karena hutan adalah paru-paru dunia. Mari kita sama-sama menjaga hutan kita, karena kebakaran terjadi bukan hanya faktor alam, tapi juga adanya unsur kesengajaan dari manusia itu sendiri. Kalau kita membiarkan hutan terbakar, sama saja artinya kita membiarkan kerusakan lingkungan,” tegas Alip Suraya. (ner/ens/ko)