Selasa, September 17, 2024
24.2 C
Palangkaraya

BPBD Ajak Masyarakat Mencegahnya

Waspadai Ancaman Karhutla

SAMPIT-Musim panas dan turunnya intensitas hujan sejak beberapa waktu lalu membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sering terjadi saat musim kemarau tiba.

Meski belum ditemukan titik api yang besar melalui pencitraan satelit, namun patroli terus dilakukan untuk memastikan adanya titik api. Sehingga jika ditemukan, maka tindakan bisa segera dilakukan.

“Senin (12/6) saat dilakukan patroli udara kita menemukan dua titik api di Desa Sei Ijum Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Kota Besi. Meskipun tidak terdeteksi di satelit, namun saat dipantau ada. Alhamdulillah terbantu hujan jadi apinya padam,” kata Kepala BPBD Kotim Multazam, Rabu (14/6).

Baca Juga :  Bupati Cari Konsultan Revitalisasi Rumah Betang Tumbang Gagu

Dirinya mengatakan saat ini Kabupaten Kotim menjadi wilayah yang diwaspadai oleh Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng terhadap ancaman karhutla. Hal tersebut karena berkaca pada pengalaman karhutla yang terjadi tahun 2015 dan 2019 silam. Saat itu, karhutla yang terjadi menyebabkan kabut asap yang tebal hingga banyak menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat.

“Wilayah kita termasuk yang diwaspadai oleh BPBPK Provinsi Kalteng. Karena melihat pengalaman tahun 2015 dan tahun 2019 lalu. Sehingga jika ada titik api, kita harus segera bertindak agar tidak terulang lagi,” ucap Multazam.

Dirinya mengatakan penyebab karhutla kebanyakan terjadi akibat ulah manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembukaan lahan dengan cara dibakar dapat membuat api menjadi semakin besar dimusim kering seperti sekarang. Selain itu, membuang puntung rokok secara sembarangan juga bisa memicu kebakaran terjadi.

Baca Juga :  Atasi Karhutla dengan Kerja Sama yang Solid

Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan. Selain itu, penggunaan api juga harus dilakukan secara hati-hati. Mengingat hembusan angin yang kencang ditambah dengan wilayah yang kering, membuat api rentan membesar dan dapat memicu kebakaran.

“Kita akan gencarkan pemantauan. Mungkin orang membakar sampah saja bisa kita datangi. Jadi saya himbau masyarakat agar berhati-hari dengan api, sehingga kita bisa menjaga wilayah kita bersama-sama,” pungkasnya. (sli/ans)

SAMPIT-Musim panas dan turunnya intensitas hujan sejak beberapa waktu lalu membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sering terjadi saat musim kemarau tiba.

Meski belum ditemukan titik api yang besar melalui pencitraan satelit, namun patroli terus dilakukan untuk memastikan adanya titik api. Sehingga jika ditemukan, maka tindakan bisa segera dilakukan.

“Senin (12/6) saat dilakukan patroli udara kita menemukan dua titik api di Desa Sei Ijum Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Kota Besi. Meskipun tidak terdeteksi di satelit, namun saat dipantau ada. Alhamdulillah terbantu hujan jadi apinya padam,” kata Kepala BPBD Kotim Multazam, Rabu (14/6).

Baca Juga :  Bupati Cari Konsultan Revitalisasi Rumah Betang Tumbang Gagu

Dirinya mengatakan saat ini Kabupaten Kotim menjadi wilayah yang diwaspadai oleh Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng terhadap ancaman karhutla. Hal tersebut karena berkaca pada pengalaman karhutla yang terjadi tahun 2015 dan 2019 silam. Saat itu, karhutla yang terjadi menyebabkan kabut asap yang tebal hingga banyak menimbulkan dampak yang negatif bagi masyarakat.

“Wilayah kita termasuk yang diwaspadai oleh BPBPK Provinsi Kalteng. Karena melihat pengalaman tahun 2015 dan tahun 2019 lalu. Sehingga jika ada titik api, kita harus segera bertindak agar tidak terulang lagi,” ucap Multazam.

Dirinya mengatakan penyebab karhutla kebanyakan terjadi akibat ulah manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembukaan lahan dengan cara dibakar dapat membuat api menjadi semakin besar dimusim kering seperti sekarang. Selain itu, membuang puntung rokok secara sembarangan juga bisa memicu kebakaran terjadi.

Baca Juga :  Atasi Karhutla dengan Kerja Sama yang Solid

Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan. Selain itu, penggunaan api juga harus dilakukan secara hati-hati. Mengingat hembusan angin yang kencang ditambah dengan wilayah yang kering, membuat api rentan membesar dan dapat memicu kebakaran.

“Kita akan gencarkan pemantauan. Mungkin orang membakar sampah saja bisa kita datangi. Jadi saya himbau masyarakat agar berhati-hari dengan api, sehingga kita bisa menjaga wilayah kita bersama-sama,” pungkasnya. (sli/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/