Sabtu, November 23, 2024
23.7 C
Palangkaraya

Wabah PMK Belum Ditemukan di Kotim

Bupati: Lapor Jika Ada Gejala

SAMPIT-Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H Halikinnor meminta petani dan peternak yang hewan ternaknya menunjukkan gejala penyakit mulut dan kuku (PMK), agar segera mengontak dokter hewan untuk dikarantina dan diobati secepatnya.

“Saya ingin nanti kalau ada petani peternak yang sapinya ada masalah, segera kontak penyuluh dan dinas,” jelas Halikinnor, Rabu (18/5).

Bupati menambahkan, sejauh ini di Kotim belum ada laporan ditemukan PMK. Bahkan, dirinya telah menginstruksikan dinas terkait untuk terus melaksanakan pemeriksaan klinis terhadap ternak di daerah tersebut. “Ini tujuannya untuk mengantisipasi adanya penyebaran PMK,” kata Halikin.

Menurutnya, dinas terkait tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut mengingat Kabupaten Kotim merupakan daerah yang banyak memasok sapi dari luar daerah.

Baca Juga :  Gandeng Komunitas, Kapolres Kotim Bangun Musala dan TPA

“Kotim kan salah satu daerah banyak memasok sapi dari luar daerah, sehingga masuk dalam kategori daerah terancam, sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan pengawasan,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Endrayatno mengaku, selama ini pemasok sapi potong ke wilayah Kotim didominasi dari Pulau Jawa dengan persentase hingga 60 persen lebih dibanding dari daerah lain, seperti Kalsel, Sulsel, maupun NTT.

Apabila, dengan dihentikannya pasokan sapi potong dari Pulau Jawa berdampak sangat besar terhadap ketersediaan sapi potong di wilayah itu. “Kita berharap kondisi ini tidak terlalu lama dan pasokan sapi bisa kembali normal, sehingga permintaan daging sapi dari masyarakat dapat terpenuhi,” tukasnya. (sli/ans/ko)

Baca Juga :  Vaksinasi Booster untuk Pelayanan Publik Terus Digenjot

Bupati: Lapor Jika Ada Gejala

SAMPIT-Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H Halikinnor meminta petani dan peternak yang hewan ternaknya menunjukkan gejala penyakit mulut dan kuku (PMK), agar segera mengontak dokter hewan untuk dikarantina dan diobati secepatnya.

“Saya ingin nanti kalau ada petani peternak yang sapinya ada masalah, segera kontak penyuluh dan dinas,” jelas Halikinnor, Rabu (18/5).

Bupati menambahkan, sejauh ini di Kotim belum ada laporan ditemukan PMK. Bahkan, dirinya telah menginstruksikan dinas terkait untuk terus melaksanakan pemeriksaan klinis terhadap ternak di daerah tersebut. “Ini tujuannya untuk mengantisipasi adanya penyebaran PMK,” kata Halikin.

Menurutnya, dinas terkait tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut mengingat Kabupaten Kotim merupakan daerah yang banyak memasok sapi dari luar daerah.

Baca Juga :  Gandeng Komunitas, Kapolres Kotim Bangun Musala dan TPA

“Kotim kan salah satu daerah banyak memasok sapi dari luar daerah, sehingga masuk dalam kategori daerah terancam, sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan pengawasan,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Endrayatno mengaku, selama ini pemasok sapi potong ke wilayah Kotim didominasi dari Pulau Jawa dengan persentase hingga 60 persen lebih dibanding dari daerah lain, seperti Kalsel, Sulsel, maupun NTT.

Apabila, dengan dihentikannya pasokan sapi potong dari Pulau Jawa berdampak sangat besar terhadap ketersediaan sapi potong di wilayah itu. “Kita berharap kondisi ini tidak terlalu lama dan pasokan sapi bisa kembali normal, sehingga permintaan daging sapi dari masyarakat dapat terpenuhi,” tukasnya. (sli/ans/ko)

Baca Juga :  Vaksinasi Booster untuk Pelayanan Publik Terus Digenjot

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/