PALANGKA RAYA – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palangka Raya masih tergolong rendah dan menjadi sorotan Gubernur Kalimantan Tengah. Pemerintah Kota pun mulai bergerak cepat mencari terobosan untuk meningkatkan PAD, khususnya dengan mengoptimalkan potensi yang tersedia di wilayah perkotaan.
Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, mengakui kondisi PAD ibukota provinsi ini belum sekuat daerah lain di Kalimantan Tengah. Salah satu penyebabnya adalah minimnya potensi sumber daya alam (SDA) seperti yang dimiliki oleh kabupaten lain.
“Memang PAD Palangka Raya relatif rendah. Daerah lain bisa mengandalkan sektor perkebunan dan pertambangan, sedangkan di kota ini hampir tidak ada. Kita lebih bertumpu pada sektor jasa. Karena itu, ke depan kita akan memaksimalkan potensi jasa yang ada,” ujarnya saat ditemui, Rabu (4/6).
Sebagai langkah konkret, Pemerintah Kota tengah mengkaji penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di sejumlah titik strategis, terutama di kawasan permukiman dan ruas jalan yang mengalami pertumbuhan pesat. Langkah ini dinilai mampu membuka potensi baru bagi peningkatan PAD.
Selain evaluasi NJOP, pemerintah juga berencana memperkuat sektor jasa melalui regulasi yang mendukung iklim investasi, pelayanan publik, dan kemudahan berusaha.
“Dengan update NJOP dan penguatan sektor jasa, kita berharap PAD Palangka Raya bisa meningkat secara bertahap. Ini penting untuk menuju kemandirian fiskal daerah,” tutup Achmad Zaini. (mut/ans)