Senin, November 25, 2024
26.6 C
Palangkaraya

Hingga 11 Juni, Ada 34 Kasus Karhutla

PALANGKA RAYA-Hingga saat ini Kota Palangka Raya masih dilanda dengan cuaca panas yang sangat ekstrim. Akibatnya lahan gambut mengalami kekeringan yang menyebabkan yang menyebabkan Karhutla apabila ada yang melakukan pembakaran lahan.

Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mencatatkan jika selama cuaca panas ekstrim yang terjadi hingga 11 Juni 2023, setidaknya ada satu hingga dua titik lahan terjadi Karhutla dengan jumlah 34 kasus yang luasannya diperkirakan mencapai 22.64 hektar.

Menurut Emi, meski wilayah Kota Palangka Raya sendiri kerap kali terjadi hujan, namun akibat cuaca panas yang terlalu ekstrim ini lahan gambut cepat  mengering dan hal inilah yang memicu terjadinya Karhutla.

Baca Juga :  2023, Pemko Berusaha Menekan Penyakit HIV/AIDS dan Turbekulosis

“Seperti kejadian Karhutla di karanggan ujung beberapa waktu lalu, padahal sebelumnya api sudah berhasih kami padamkan, namun akibat cuaca panas yang ekstrim api kembali muncul lagi”, kata Emi ketika di wawancarai awak media di ruang kerjanya, Senin (12/6).

Dikatakan Emi, untuk penanganan Karhutla di lapangan sendiri, pihaknya telah melakukan koordinasi serta bersinergi baik dengan relawan dan tim dari provinsi dengan membuat grup, sehingga dengan begitu jika ada laporan kejadian Karhutla tim akan segera melakukan penanganan.

Emi menyebutkan jika ke depan cuaca panas ekstrim ini masih terjadi di wilayah Kota Palangka Raya, maka kemungkinan besar Karhutla sendiri akan tetap terjadi apalagi kalau ada masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar.

Baca Juga :  Pemko Palangka Raya Masuk Nominator Paritrana Award

“Oleh sebab itu, di sini saya mengimbau kepada warga Kota Palangka Raya terlebih bagi para petani agar tetap bersabar untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Karena, jika terjadi Karhutla dampaknya sangat merugikan, tidak hanya merusak ekosistem alam tetapi juga berdampak buruk bagi manusia,”tutup Emi. (hms/ans)

PALANGKA RAYA-Hingga saat ini Kota Palangka Raya masih dilanda dengan cuaca panas yang sangat ekstrim. Akibatnya lahan gambut mengalami kekeringan yang menyebabkan yang menyebabkan Karhutla apabila ada yang melakukan pembakaran lahan.

Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mencatatkan jika selama cuaca panas ekstrim yang terjadi hingga 11 Juni 2023, setidaknya ada satu hingga dua titik lahan terjadi Karhutla dengan jumlah 34 kasus yang luasannya diperkirakan mencapai 22.64 hektar.

Menurut Emi, meski wilayah Kota Palangka Raya sendiri kerap kali terjadi hujan, namun akibat cuaca panas yang terlalu ekstrim ini lahan gambut cepat  mengering dan hal inilah yang memicu terjadinya Karhutla.

Baca Juga :  2023, Pemko Berusaha Menekan Penyakit HIV/AIDS dan Turbekulosis

“Seperti kejadian Karhutla di karanggan ujung beberapa waktu lalu, padahal sebelumnya api sudah berhasih kami padamkan, namun akibat cuaca panas yang ekstrim api kembali muncul lagi”, kata Emi ketika di wawancarai awak media di ruang kerjanya, Senin (12/6).

Dikatakan Emi, untuk penanganan Karhutla di lapangan sendiri, pihaknya telah melakukan koordinasi serta bersinergi baik dengan relawan dan tim dari provinsi dengan membuat grup, sehingga dengan begitu jika ada laporan kejadian Karhutla tim akan segera melakukan penanganan.

Emi menyebutkan jika ke depan cuaca panas ekstrim ini masih terjadi di wilayah Kota Palangka Raya, maka kemungkinan besar Karhutla sendiri akan tetap terjadi apalagi kalau ada masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar.

Baca Juga :  Pemko Palangka Raya Masuk Nominator Paritrana Award

“Oleh sebab itu, di sini saya mengimbau kepada warga Kota Palangka Raya terlebih bagi para petani agar tetap bersabar untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Karena, jika terjadi Karhutla dampaknya sangat merugikan, tidak hanya merusak ekosistem alam tetapi juga berdampak buruk bagi manusia,”tutup Emi. (hms/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/