PALANGKA RAYA – Hingga minggu ketiga Oktober 2024, inflasi di Kota Palangka Raya terpantau stabil dan berada di bawah rata-rata nasional. Pemerintah Kota Palangka Raya memastikan kenaikan harga sejumlah komoditas tidak berdampak signifikan pada daya beli masyarakat.
Demikian disampaikan oleh Pj Wali Kota Palangka Raya Dr Hera Nugrahayu melalui Plh Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak usai mengikuti rapat inflasi secara virtual Peteng Karuhei I, Kantor Wali Kota Palangka Raya Jalan Tjilik Riwut, Senin (21/10/2024).
Menurut Arbert, meski ada peningkatan harga pada komoditas seperti bawang merah dan minyak goreng di beberapa daerah, dampaknya di Palangka Raya masih bisa diredam. Pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan juga telah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi potensi lonjakan harga menjelang akhir tahun.
Salah satu upaya tersebut adalah operasi pasar yang akan digelar menjelang hari besar keagamaan, kebijakan ini bertujuan agar stabilitas harga tetap terjaga dan masyarakat tidak terbebani.
“Kenaikan harga tersebut tidak memengaruhi daya beli masyarakat, baik di tingkat nasional maupun di Kota Palangka Raya. Secara keseluruhan, harga-harga di sini tetap stabil,” ujarnya.
Saat ini, inflasi di Palangka Raya tercatat di angka 1,49 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Arbert menyatakan kondisi ini menjadi sinyal positif bagi daya beli masyarakat hingga akhir tahun. Dengan kondisi inflasi yang terkendali, pemerintah optimis perekonomian daerah akan tetap berjalan lancar. Selain itu, kebijakan antisipatif akan terus diperkuat untuk memastikan masyarakat dapat merayakan berbagai momen akhir tahun tanpa khawatir akan kenaikan harga yang signifikan.
“Kita akan terus memantau perkembangan harga, tetapi sejauh ini kondisinya stabil dan tidak mengganggu pasar,” jelasnya. (mut/ans)