PALANGKA RAYA-Kehadiran industri kelapa sawit di Kalimantan Tengah (Kalteng) telah memberikan kontribusi besar terhadap dunia kerja, terutama bagi ratusan ribu orang yang menggantungkan hidupnya dari sektor ini.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPPP KSPSI) Kalteng, Nasarie, menjelaskan bagaimana industri ini berdampak pada kaum pekerja dan tantangan yang masih dihadapi.
Menurut Nasarie saat berbincang dengan Kalteng Pos, perusahaan sawit yang tergabung dalam asosiasi seperti Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), serta yang dibina oleh ILO (Organisasi Buruh Internasional) dan Japbusi (Jaringan Pengusaha dan Buruh Sawit Indonesia), umumnya menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan.
“Banyak perusahaan sering ikut pelatihan untuk memastikan tata kelola tenaga kerja yang baik. Mereka juga mengutamakan dialog sosial dalam menyelesaikan perselisihan, sehingga hubungan industrial terjaga dengan baik,” katanya, Senin (2/12/2024).
Ia menegaskan bahwa meskipun masih ada perusahaan nakal yang kurang peduli pada hak pekerja, sebagian besar perusahaan yang bermitra dengan FSPPP KSPSI telah menunjukkan kepedulian besar terhadap kesejahteraan pekerja.
Dalam hal upah dan perlakuan layak, ia mengapresiasi perusahaan yang bermitra dengan FSPPP KSPSI.
“Sebagian besar sudah memberikan upah yang layak dan perlakuan manusiawi,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan ketenagakerjaan yang efektif.
“Peran pengawas ketenagakerjaan sangat vital. Mereka harus menjalankan tugas dengan benar tanpa menyalahgunakan kewenangan,” tambahnya.
Meski belum sempurna, dirinya mencatat adanya perbaikan perlakuan perusahaan terhadap pekerja.
“Kuncinya adalah keseriusan pihak pengawas ketenagakerjaan untuk memastikan aturan ditegakkan,” tandasnya.
Menurutnya, industri kelapa sawit di Kalteng memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat, terutama pekerja.
“Namun, tanpa sawit, peluang kerja akan jauh berkurang,” tegasnya.
Namun, untuk menjaga keberlanjutan kontribusinya, diperlukan sinergi antara semua pihak, baik itu pemerintah, perusahaan, dan serikat pekerja.
“Dengan demikian, industri sawit tidak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga pilar kesejahteraan bagi kaum pekerja di Kalteng,”ungkapnya.(zia/b/ram)