Senin, Mei 12, 2025
25.7 C
Palangkaraya

Ojol Kalteng Ngadu ke Prabowo, Menhub, Tolak Rencana Akusisi Grab-Goto

 

PALANGKA RAYA – Komunitas ojek online (ojol) yang tergabung dalam Mitra Gacor Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto agar rencana akuisisi Grab dengan GoTo–yang membawahi Gojek diawasi.

Gandy Setiawan, Ketua Pangkalan Mitra Gacor Palangka Raya, mengatakan pihaknya menyampaikan bahwa selama ini para ojol menggantungkan hidup sehari-hari dengan menjadi mitra driver.

“Kami, perwakilan komunitas Gojek roda dua, menyampaikan pernyataan sikap terbuka atas rencana merger antara Grab dan Gojek yang kini ramai diperbincangkan. Kami tidak tinggal diam,” katanya, kepada jurnalis di Palangka Raya, Minggu (11/5/2025).

 

Dia mengatakan, sebagai pekerja sektor informal yang bergantung pada ekosistem digital ini, pihaknya melihat potensi merger ini sangat membahayakan kehidupan para mitra driver sehari-hari.

 

“Alasan kami menolak, harga jadi naik, pendapatan turun. Jika merger terjadi, tidak ada lagi persaingan. Tarif potongan bisa semakin besar, insentif makin langka, dan kami yang merugi,” katanya.

Baca Juga :  Puncak HUT ke-63 Bank Kalteng Luncurkan Logo Baru

 

Selain itu, pilihan menjadi driver pun terbatas tidak seperti sebelumnya. “Selama ini kami bisa memilih, Gojek, Grab, Maxim, inDrive. Kalau yang besar bersatu, yang kecil akan kalah dan lenyap,” tegasnya.

 

Tak hanya itu, satu yang menjadi hal krusial dan mengkhawatirkan adalah perubahan sistem setelah merger terjadi, misalnya perubahan status pekerja atau mitra.

 

“Kami bukan robot yang bisa dibuang. Kalau sistem berubah jadi karyawan, maka banyak dari kami akan tersingkir karena tidak memenuhi kriteria. Ini bukan sekadar bisnis, ini soal nasib jutaan rakyat. Kami menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto, kepada Menteri Perhubungan, dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), untuk menghentikan merger ini demi masa depan yang lebih adil untuk semua.”

Baca Juga :  Customer Gathering Wira Toyota Bertabur Promo Spesial

 

“Kami juga mengajak seluruh driver Indonesia untuk bersatu, menyuarakan penolakan, dan menjaga martabat kerja kita dari kepentingan kapitalsi asing,” katanya.

 

Sebelumnya Koalisi Ojol Nasional (PN-KON) juga tegas menolak potensi pencaplokan Grab terhadap GoTo.

 

Alasannya yang terdampak ialah perubahan struktur dan sistem. Lagi-lagi para driver yang akan terdampak signifikan. Mitra pengemudi, baik ojek online maupun taksi online, juga berisiko menghadapi sistem yang lebih ketat dalam pemberian order dan penentuan tarif.

 

“Minimnya kompetitor dapat membuat para pengemudi kehilangan daya tawar dalam menentukan harga atau mencari platform alternatif,” kata Ketua Presidium KON Andi Kristiyanto, dalam rilisnya.(hms/b/ram)

 

PALANGKA RAYA – Komunitas ojek online (ojol) yang tergabung dalam Mitra Gacor Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto agar rencana akuisisi Grab dengan GoTo–yang membawahi Gojek diawasi.

Gandy Setiawan, Ketua Pangkalan Mitra Gacor Palangka Raya, mengatakan pihaknya menyampaikan bahwa selama ini para ojol menggantungkan hidup sehari-hari dengan menjadi mitra driver.

“Kami, perwakilan komunitas Gojek roda dua, menyampaikan pernyataan sikap terbuka atas rencana merger antara Grab dan Gojek yang kini ramai diperbincangkan. Kami tidak tinggal diam,” katanya, kepada jurnalis di Palangka Raya, Minggu (11/5/2025).

 

Dia mengatakan, sebagai pekerja sektor informal yang bergantung pada ekosistem digital ini, pihaknya melihat potensi merger ini sangat membahayakan kehidupan para mitra driver sehari-hari.

 

“Alasan kami menolak, harga jadi naik, pendapatan turun. Jika merger terjadi, tidak ada lagi persaingan. Tarif potongan bisa semakin besar, insentif makin langka, dan kami yang merugi,” katanya.

Baca Juga :  Puncak HUT ke-63 Bank Kalteng Luncurkan Logo Baru

 

Selain itu, pilihan menjadi driver pun terbatas tidak seperti sebelumnya. “Selama ini kami bisa memilih, Gojek, Grab, Maxim, inDrive. Kalau yang besar bersatu, yang kecil akan kalah dan lenyap,” tegasnya.

 

Tak hanya itu, satu yang menjadi hal krusial dan mengkhawatirkan adalah perubahan sistem setelah merger terjadi, misalnya perubahan status pekerja atau mitra.

 

“Kami bukan robot yang bisa dibuang. Kalau sistem berubah jadi karyawan, maka banyak dari kami akan tersingkir karena tidak memenuhi kriteria. Ini bukan sekadar bisnis, ini soal nasib jutaan rakyat. Kami menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto, kepada Menteri Perhubungan, dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), untuk menghentikan merger ini demi masa depan yang lebih adil untuk semua.”

Baca Juga :  Customer Gathering Wira Toyota Bertabur Promo Spesial

 

“Kami juga mengajak seluruh driver Indonesia untuk bersatu, menyuarakan penolakan, dan menjaga martabat kerja kita dari kepentingan kapitalsi asing,” katanya.

 

Sebelumnya Koalisi Ojol Nasional (PN-KON) juga tegas menolak potensi pencaplokan Grab terhadap GoTo.

 

Alasannya yang terdampak ialah perubahan struktur dan sistem. Lagi-lagi para driver yang akan terdampak signifikan. Mitra pengemudi, baik ojek online maupun taksi online, juga berisiko menghadapi sistem yang lebih ketat dalam pemberian order dan penentuan tarif.

 

“Minimnya kompetitor dapat membuat para pengemudi kehilangan daya tawar dalam menentukan harga atau mencari platform alternatif,” kata Ketua Presidium KON Andi Kristiyanto, dalam rilisnya.(hms/b/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/