Selasa, April 15, 2025
24.2 C
Palangkaraya

Beli Rp3 Juta, Sekarang Jadi Rp8 Juta! Emas Bikin Warga Palangka Raya Untung

PALANGKA RAYA–Sejumlah toko emas di kawasan Pasar Besar Palangka Raya terlihat ramai dipadati warga yang antusias melakukan transaksi jual maupun beli emas. Kenaikan harga emas 24 karat (emas 999) menjadi faktor utama meningkatnya aktivitas tersebut.

Pada Minggu, 13 April 2025, harga emas 24 karat tercatat mencapai Rp1.770.000 per gram, mengalami kenaikan signifikan dibandingkan harga pekan sebelumnya.

Pantauan Kalteng Pos menunjukkan bahwa antrean di depan toko-toko emas di Palangka Raya semakin padat seiring dengan kenaikan harga emas hari ini. Banyak warga tampak memilih model perhiasan emas seperti cincin emas dan kalung emas, sementara lainnya menanyakan harga atau menunggu proses penimbangan dan negosiasi harga.

Baca Juga :  Ekonomi Syariah, Jalan Keluar Bangkit saat Pandemi

Harga Emas Naik, Warga Jual Emas Lama untuk Raup Untung
Siti Jumiah (42), warga Jalan C. Bangas, memanfaatkan kenaikan harga emas dengan menjual perhiasan lamanya yang dibeli sejak 2015.

“Dulu beli gelang ini harga Rp3 jutaan, sekarang katanya bisa sampai Rp8 juta. Lumayan banget buat investasi,” ujarnya sambil bernegosiasi dengan pegawai toko emas.

Transaksi jual emas seperti yang dilakukan Siti menjadi bukti bahwa emas masih dianggap aset aman dan menguntungkan di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.

Meski harga emas sedang tinggi, sejumlah warga tetap memilih membeli. Fendy alias Apen (29), warga Jalan Rajawali, datang bersama ibunya untuk menjual emas lama dan langsung membeli kembali sebagai bentuk investasi.

Baca Juga :  Soal Sampah, 17 Warga Palangka Raya Ikut Sidang Tipiring

“Saya pikir ini waktu yang pas buat beli. Emas tetap lebih aman dari inflasi, dan nilainya cenderung naik terus,” ujarnya.

Kenaikan harga emas terbaru ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk investasi jangka panjang, tabungan masa depan, hingga dana darurat. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas dinilai sebagai aset yang tahan terhadap inflasi dan gejolak pasar. (ovi/ce/ala)

PALANGKA RAYA–Sejumlah toko emas di kawasan Pasar Besar Palangka Raya terlihat ramai dipadati warga yang antusias melakukan transaksi jual maupun beli emas. Kenaikan harga emas 24 karat (emas 999) menjadi faktor utama meningkatnya aktivitas tersebut.

Pada Minggu, 13 April 2025, harga emas 24 karat tercatat mencapai Rp1.770.000 per gram, mengalami kenaikan signifikan dibandingkan harga pekan sebelumnya.

Pantauan Kalteng Pos menunjukkan bahwa antrean di depan toko-toko emas di Palangka Raya semakin padat seiring dengan kenaikan harga emas hari ini. Banyak warga tampak memilih model perhiasan emas seperti cincin emas dan kalung emas, sementara lainnya menanyakan harga atau menunggu proses penimbangan dan negosiasi harga.

Baca Juga :  Ekonomi Syariah, Jalan Keluar Bangkit saat Pandemi

Harga Emas Naik, Warga Jual Emas Lama untuk Raup Untung
Siti Jumiah (42), warga Jalan C. Bangas, memanfaatkan kenaikan harga emas dengan menjual perhiasan lamanya yang dibeli sejak 2015.

“Dulu beli gelang ini harga Rp3 jutaan, sekarang katanya bisa sampai Rp8 juta. Lumayan banget buat investasi,” ujarnya sambil bernegosiasi dengan pegawai toko emas.

Transaksi jual emas seperti yang dilakukan Siti menjadi bukti bahwa emas masih dianggap aset aman dan menguntungkan di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.

Meski harga emas sedang tinggi, sejumlah warga tetap memilih membeli. Fendy alias Apen (29), warga Jalan Rajawali, datang bersama ibunya untuk menjual emas lama dan langsung membeli kembali sebagai bentuk investasi.

Baca Juga :  Soal Sampah, 17 Warga Palangka Raya Ikut Sidang Tipiring

“Saya pikir ini waktu yang pas buat beli. Emas tetap lebih aman dari inflasi, dan nilainya cenderung naik terus,” ujarnya.

Kenaikan harga emas terbaru ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia untuk investasi jangka panjang, tabungan masa depan, hingga dana darurat. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas dinilai sebagai aset yang tahan terhadap inflasi dan gejolak pasar. (ovi/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/