Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Impor Migas Turun, Non Migas Naik

PALANGKA RAYA – Selama November 2021, nilai impor Kalimantan Tengah turun 43,43 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat senilai US$4,49 juta. Sejalan dengan nilai impor, total volume impor Kalimantan Tengah November 2021 juga mengalami penurunan sebesar 47,76 persen dibandingkan total volume impor Oktober 2021.

“Menurunnya nilai impor disebabkan oleh menurunnya impor migas 81,89 persen. Sementara itu, nilai impor non migas naik 136,71 persen, penurunan impor migas di Kalimantan Tengah dikarenakan menurunnya impor hasil minyak dari komoditas bahan bakar mineral berupa aspal,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, belum lama ini.

Eko menjelaskan, peningkatan impor non migas disebabkan meningkatnya impor hasil industri yang berasal dari komoditas pupuk berupa pupuk kalium klorida dan berbagai produk kimia berupa katalisator.

Baca Juga :  PT CPA & Shell Indonesia Gelar Customer Gathering

Ia melanjutkan, jika dibanding November 2020, terjadi peningkatan nilai impor senilai US$0,67 juta (35,83 persen). Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai impor non migas senilai US$0,80 juta (74,77 persen). Sementara nilai impor migas menurun senilai US$0,13 juta (16,25 persen), didorong oleh menurunnya impor hasil minyak berupa komoditas bahan bakar mineral (aspal)

“Peningkatan impor non migas disebabkan oleh meningkatnya impor hasil industri berupa komoditas pupuk (pupuk kalium klorida) dan berbagai produk kimia (katalisator),” terangnya.

Ia menambahkan, secara ku-mulatif, nilai impor Januari–November 2021 tercatat US$43,84 juta atau naik US$12,45 juta (39,66 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi pada impor non migas senilai US$11,43 juta (61,39 persen) yang disebabkan oleh meningkatnya impor hasil industri.

Baca Juga :  PLN Berhasil Rampungkan Dua Proyek di Triwulan Pertama 2023

“Impor migas juga mengalami peningkatan senilai US$1,02 juta (7,99 persen) yang disebabkan oleh meningkatnya impor hasil minyak (aspal),” tandasnya. (aza/ko)

PALANGKA RAYA – Selama November 2021, nilai impor Kalimantan Tengah turun 43,43 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat senilai US$4,49 juta. Sejalan dengan nilai impor, total volume impor Kalimantan Tengah November 2021 juga mengalami penurunan sebesar 47,76 persen dibandingkan total volume impor Oktober 2021.

“Menurunnya nilai impor disebabkan oleh menurunnya impor migas 81,89 persen. Sementara itu, nilai impor non migas naik 136,71 persen, penurunan impor migas di Kalimantan Tengah dikarenakan menurunnya impor hasil minyak dari komoditas bahan bakar mineral berupa aspal,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, belum lama ini.

Eko menjelaskan, peningkatan impor non migas disebabkan meningkatnya impor hasil industri yang berasal dari komoditas pupuk berupa pupuk kalium klorida dan berbagai produk kimia berupa katalisator.

Baca Juga :  PT CPA & Shell Indonesia Gelar Customer Gathering

Ia melanjutkan, jika dibanding November 2020, terjadi peningkatan nilai impor senilai US$0,67 juta (35,83 persen). Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai impor non migas senilai US$0,80 juta (74,77 persen). Sementara nilai impor migas menurun senilai US$0,13 juta (16,25 persen), didorong oleh menurunnya impor hasil minyak berupa komoditas bahan bakar mineral (aspal)

“Peningkatan impor non migas disebabkan oleh meningkatnya impor hasil industri berupa komoditas pupuk (pupuk kalium klorida) dan berbagai produk kimia (katalisator),” terangnya.

Ia menambahkan, secara ku-mulatif, nilai impor Januari–November 2021 tercatat US$43,84 juta atau naik US$12,45 juta (39,66 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi pada impor non migas senilai US$11,43 juta (61,39 persen) yang disebabkan oleh meningkatnya impor hasil industri.

Baca Juga :  PLN Berhasil Rampungkan Dua Proyek di Triwulan Pertama 2023

“Impor migas juga mengalami peningkatan senilai US$1,02 juta (7,99 persen) yang disebabkan oleh meningkatnya impor hasil minyak (aspal),” tandasnya. (aza/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/