Minggu, Juni 30, 2024
24.2 C
Palangkaraya

BSI Konsisten Ajak Masyarakat Go Green

JAKARTA-PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara konsisten mendorong program sustainable movement, salah satunya menempatkan Reverse Vending Machine (RVM), mesin pengolah botol plastik di beberapa lokasi serta pada gelaran BSI International Expo 2024.

Selama pameran ekosistem syariah dan halal lifestyle tersebut, masyarakat sangat antusias mengumpulkan 9.501 botol plastik atau sekitar 177 kilogram plastik yang berhasil diolah. Dikonversi untuk pengurangan jejak karbon sebanyak 940.599 gram atau sekitar 900 kilogram. Jika dihitung selama Januari hingga Mei 2024, secara nasional BSI berhasil mengurangi jejak karbon sebanyak 44,5 ton atau estimasi penyelamatan lahan 7.100 m2.

Direktur Compliance dan Human capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, sustainable movement merupakan program BSI untuk mengajak masyarakat berkontribusi positif bagi kelestarian lingkungan dan keberlanjutan, sekaligus mendorong keuangan berkelanjutan.

“Tahun ini, perseroan secara perlahan telah menjalankan green activity dan green operation di antaranya penggunaan mobil dan motor listrik untuk operasional, green building regional office Aceh, dan pemakaian solar panel di 3 kantor cabang BSI,” ujar Tribuana Tunggadewi yang akrab disapa Dewi.

Baca Juga :  MES Kalteng dan FEBI IAIN Palangka Raya Gelar FGD Ekonomi Syariah

Hal ini sejalan dengan dengan komitmen kuat dan peran aktif BSI dalam mengimplementasikan keuangan berkelanjutan dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial, serta BSI sebagai sahabat finansial, spiritual dan sosial. Pasalnya, perusahaan yang sehat baik dari sisi kinerja juga harus didukung dari sisi aspek Good Corporate Governance (GCG) dan menjaga bisnisnya mulai dari hulu hingga hilir salah satunya concern terhadap Environment, Social, Governance (ESG).

Environment (lingkungan) menjadi aspek yang juga penting karena bisnis akan berjalan saat lingkungan dan sumberdaya alam terjaga baik. Disinilah peran BSI untuk mengimplementasikan di seluruh lini bisnis perseroan. Green operation, green activity dan green business.

BSI mencatat portofolio pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp59,19 triliun per Maret 2024. Dalam rinciannya, portofolio tersebut terbagi atas kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) sebesar Rp12,57 triliun dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS) sebesar Rp46,62 triliun.

Baca Juga :  61 Petani Kelapa Sawit Kalteng Dapat Bantuan BPDPKS Ikut Pelatihan ISPO

Komitmen lain BSI dalam sektor ESG adalah menerbitkan sustainability sukuk BSI atau sukuk mudharabah Keberlanjutan. Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk mendukung pembiayaan dalam kategori kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) dan kegiatan usaha berwawasan sosial (KUBS).

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan, porsi penyaluran untuk KUBL dari dana sukuk akan mencapai 30-50%. Peruntukannya diantaranya untuk energi terbarukan, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan. Lalu, 50%-70% dari dana sukuk akan dimanfaatkan untuk KUBS. (kom/hms/aza)

JAKARTA-PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara konsisten mendorong program sustainable movement, salah satunya menempatkan Reverse Vending Machine (RVM), mesin pengolah botol plastik di beberapa lokasi serta pada gelaran BSI International Expo 2024.

Selama pameran ekosistem syariah dan halal lifestyle tersebut, masyarakat sangat antusias mengumpulkan 9.501 botol plastik atau sekitar 177 kilogram plastik yang berhasil diolah. Dikonversi untuk pengurangan jejak karbon sebanyak 940.599 gram atau sekitar 900 kilogram. Jika dihitung selama Januari hingga Mei 2024, secara nasional BSI berhasil mengurangi jejak karbon sebanyak 44,5 ton atau estimasi penyelamatan lahan 7.100 m2.

Direktur Compliance dan Human capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, sustainable movement merupakan program BSI untuk mengajak masyarakat berkontribusi positif bagi kelestarian lingkungan dan keberlanjutan, sekaligus mendorong keuangan berkelanjutan.

“Tahun ini, perseroan secara perlahan telah menjalankan green activity dan green operation di antaranya penggunaan mobil dan motor listrik untuk operasional, green building regional office Aceh, dan pemakaian solar panel di 3 kantor cabang BSI,” ujar Tribuana Tunggadewi yang akrab disapa Dewi.

Baca Juga :  MES Kalteng dan FEBI IAIN Palangka Raya Gelar FGD Ekonomi Syariah

Hal ini sejalan dengan dengan komitmen kuat dan peran aktif BSI dalam mengimplementasikan keuangan berkelanjutan dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial, serta BSI sebagai sahabat finansial, spiritual dan sosial. Pasalnya, perusahaan yang sehat baik dari sisi kinerja juga harus didukung dari sisi aspek Good Corporate Governance (GCG) dan menjaga bisnisnya mulai dari hulu hingga hilir salah satunya concern terhadap Environment, Social, Governance (ESG).

Environment (lingkungan) menjadi aspek yang juga penting karena bisnis akan berjalan saat lingkungan dan sumberdaya alam terjaga baik. Disinilah peran BSI untuk mengimplementasikan di seluruh lini bisnis perseroan. Green operation, green activity dan green business.

BSI mencatat portofolio pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp59,19 triliun per Maret 2024. Dalam rinciannya, portofolio tersebut terbagi atas kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) sebesar Rp12,57 triliun dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS) sebesar Rp46,62 triliun.

Baca Juga :  61 Petani Kelapa Sawit Kalteng Dapat Bantuan BPDPKS Ikut Pelatihan ISPO

Komitmen lain BSI dalam sektor ESG adalah menerbitkan sustainability sukuk BSI atau sukuk mudharabah Keberlanjutan. Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk mendukung pembiayaan dalam kategori kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) dan kegiatan usaha berwawasan sosial (KUBS).

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan, porsi penyaluran untuk KUBL dari dana sukuk akan mencapai 30-50%. Peruntukannya diantaranya untuk energi terbarukan, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan. Lalu, 50%-70% dari dana sukuk akan dimanfaatkan untuk KUBS. (kom/hms/aza)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/