Minggu, Oktober 13, 2024
27 C
Palangkaraya

Hadapi Kemarau, Bantu Pompa Air di Food Estate

PALANGKA RAYA-Berdasarkan perkiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya, musim kemarau di Kalteng sudah mulai dirasakan sejak awal Mei lalu. Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran karena musim kemarau bisa saja memengaruhi keberlangsungan program Food Estate yang tengah dikembangkan di wilayah Kalteng ini. Berkenaan dengan hal ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Ir Hj Sunarti MM menyebut bahwa program Food Estate tak akan terpengaruh dengan adanya musim kemarau.

“Secara umum lahan Food Estate di Kalteng siap menghadapi musim kemarau tahun ini,” katanya saat diwawancarai, kemarin (21/6).

Saat ini memang wilayah Kalteng sudah memasuki musim kemarau. Pihaknya bersyukur lantaran di Kalteng masih terdapat curah hujan yang cukup. Dengan demikian tidak memberikan dampak yang terlalu buruk terhadap pengembangan di lahan Food Estate.

Baca Juga :  Melihat Perkembangan Pembangunan di Kawasan Food Estate

“Kami bersyukur karena curah hujan di Kalteng masih cukup, sehingga lahan Food Estate tidak terlalu kekurangan air,” ucapnya.

Selain kondisi alam, pihaknya juga memiliki antisipasi dampak pengendalian iklim. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan pompa air kepada para para petani.

“Mudah-mudahan pada musim kemarau kali ini tidak terjadi kekeringan dan tidak menganggu hasil pertanian,” tuturnya.

Bantuan pompa air dari pemerintah tidak hanya diberikan kepada para petani di lahan Food Estate, tetapi juga diberikan kepada petani reguler di Kalteng yang tidak masuk dalam program Food Estate ini.

Ditambahkan Sunarti, belum lama ini Kalteng mendapat kunjungan dari Rumania. Ada program menarik yang ditawarkan oleh pihak Rumania, yakni modifikasi cuaca.

Baca Juga :  Infrastruktur Pengairan Food Estate Masih Digarap

“Modifikasi cuaca ini menarik, nantinya dapat berfungsi saat musim kemarau sehingga tidak terjadi kekeringan dan kebakaran yang berdampak pada tanaman, akan tetapi hal ini masih dalam tahap penajajakan,” pungkasnya. (abw/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Berdasarkan perkiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya, musim kemarau di Kalteng sudah mulai dirasakan sejak awal Mei lalu. Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran karena musim kemarau bisa saja memengaruhi keberlangsungan program Food Estate yang tengah dikembangkan di wilayah Kalteng ini. Berkenaan dengan hal ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Ir Hj Sunarti MM menyebut bahwa program Food Estate tak akan terpengaruh dengan adanya musim kemarau.

“Secara umum lahan Food Estate di Kalteng siap menghadapi musim kemarau tahun ini,” katanya saat diwawancarai, kemarin (21/6).

Saat ini memang wilayah Kalteng sudah memasuki musim kemarau. Pihaknya bersyukur lantaran di Kalteng masih terdapat curah hujan yang cukup. Dengan demikian tidak memberikan dampak yang terlalu buruk terhadap pengembangan di lahan Food Estate.

Baca Juga :  Melihat Perkembangan Pembangunan di Kawasan Food Estate

“Kami bersyukur karena curah hujan di Kalteng masih cukup, sehingga lahan Food Estate tidak terlalu kekurangan air,” ucapnya.

Selain kondisi alam, pihaknya juga memiliki antisipasi dampak pengendalian iklim. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan pompa air kepada para para petani.

“Mudah-mudahan pada musim kemarau kali ini tidak terjadi kekeringan dan tidak menganggu hasil pertanian,” tuturnya.

Bantuan pompa air dari pemerintah tidak hanya diberikan kepada para petani di lahan Food Estate, tetapi juga diberikan kepada petani reguler di Kalteng yang tidak masuk dalam program Food Estate ini.

Ditambahkan Sunarti, belum lama ini Kalteng mendapat kunjungan dari Rumania. Ada program menarik yang ditawarkan oleh pihak Rumania, yakni modifikasi cuaca.

Baca Juga :  Infrastruktur Pengairan Food Estate Masih Digarap

“Modifikasi cuaca ini menarik, nantinya dapat berfungsi saat musim kemarau sehingga tidak terjadi kekeringan dan kebakaran yang berdampak pada tanaman, akan tetapi hal ini masih dalam tahap penajajakan,” pungkasnya. (abw/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/