Apa itu Donghua?
Donghua (动画) adalah istilah dalam bahasa Mandarin untuk animasi buatan Tiongkok. Sama seperti “anime” merujuk pada animasi Jepang, donghua merujuk pada semua bentuk animasi dari Tiongkok. Namun, dalam praktik global, donghua sering merujuk pada animasi Tiongkok bergaya modern yang menggunakan teknik 2D maupun 3D, dengan ciri khas cerita, estetika, dan budaya khas Tiongkok.
Perbedaan Donghua dan Anime Jepang
- Alur Cerita & Tema
Aspek | Donghua | Anime Jepang |
Tema umum | Kultivasi (xianxia, wuxia), reinkarnasi, kekuatan spiritual, mitologi Tiongkok | Isekai, kehidupan sekolah, samurai/ninja, fantasi barat, slice of life |
Pace cerita | Lebih lambat, penuh narasi & penjelasan tentang sistem kekuatan | Bervariasi, sering lebih dinamis dan cepat |
Tokoh utama | Sering dimulai dari bawah, mengalami peningkatan kekuatan drastis | Bisa dari kalangan biasa hingga langsung overpower |
Donghua seperti Battle Through the Heavens (BTTH) dan Wu Dong Qian Kun menawarkan perjalanan karakter utama dari nol, penuh rintangan, pengkhianatan, hingga menjadi tokoh legendaris. Ini serupa dengan konsep shounen Jepang, tapi dalam kerangka dunia kultivasi yang khas dan penuh struktur hierarki kekuatan.
- Gaya Visual dan Kualitas Animasi
- Donghua modern seperti BTTH, Wu Geng Ji, dan Soul Land kini menggunakan animasi 3D canggih dengan visual menawan: pencahayaan sinematik, efek jurus yang spektakuler, dan desain karakter bergaya elegan.
- Anime Jepang umumnya lebih konsisten dalam kualitas 2D, dengan animasi tangan yang dinamis dan artistik, namun tidak selalu fokus pada efek visual bombastis.
Perbandingan: Donghua unggul dalam kualitas visual untuk serial 3D, sedangkan anime Jepang masih unggul untuk 2D dan dinamika aksi yang lebih halus (seperti karya ufotable dalam Demon Slayer).
- Pengaruh Budaya
- Donghua sarat akan budaya Tiongkok klasik, seperti prinsip Taoisme, seni bela diri, kedudukan keluarga, dan kehormatan klan.
- Anime Jepang sering mengusung nilai-nilai individualisme, keberanian remaja, serta dilema modern masyarakat Jepang.
Ini membuat donghua terasa lebih epik dan filosofis, sedangkan anime Jepang bisa lebih intim dan emosional.
Mengapa Donghua Patut Ditonton?
- Ceritanya Epik dan Terstruktur
Donghua seperti BTTH dan Wu Dong Qian Kun mengajak penonton mengikuti perjalanan kultivasi, peningkatan level kekuatan seperti game, dan sistem dunia yang dalam (mirip RPG fantasy). Tokohnya berkembang, tidak instan, dan sering mengalami konflik internal maupun eksternal yang intens.
- Visual Spektakuler dan Dunia Fantasi yang Imersif
Pemandangan dunia kultivasi yang dipenuhi pegunungan melayang, istana langit, hingga pertempuran jurus berbasis energi spiritual menjadikan donghua sebuah pesta visual tersendiri.
- Alternatif Baru dari Anime Jepang
Bagi penonton yang sudah mulai bosan dengan tema isekai yang mirip-mirip di anime Jepang, donghua memberikan nuansa segar yang berbeda, dengan intensitas dan skala konflik yang tak kalah menegangkan.
Rekomendasi Donghua untuk Pemula
Judul | Genre | Keunggulan |
Battle Through the Heavens (BTTH) | Aksi, Kultivasi | Animasi 3D canggih, karakter utama yang kuat, alur naik-turun emosional |
Wu Dong Qian Kun | Aksi, Kultivasi, Fantasi | Perjalanan spiritual dan dunia penuh misteri |
Soul Land (Douluo Dalu) | Aksi, Spirit power | Sistem kekuatan yang menarik, drama antar karakter |
The King’s Avatar (Quan Zhi Gao Shou) | E-sports, Modern | Non-kultivasi, cocok bagi pecinta dunia game |
Fog Hill of Five Elements (Wu Shan Wu Xing) | Fantasi, 2D Artistik | Visual 2D setara film bioskop, penuh filosofi |
White Cat Legend | Slice of life, detektif | Nuansa santai dan komedi dalam latar kerajaan kuno |
Donghua Adalah Permata yang Makin Bersinar
Dengan kualitas produksi yang terus meningkat, cerita yang berakar pada budaya dan mitologi lokal, serta pendekatan visual yang unik, donghua layak mendapat tempat di hati para penggemar animasi global.
Jika kamu menyukai anime seperti Naruto, Bleach, atau Demon Slayer, maka donghua seperti BTTH dan Wu Dong Qian Kun bisa menjadi pengalaman baru yang sama serunya—dengan cita rasa khas Negeri Tirai Bambu.(*)