Rabu, Juni 18, 2025
24.5 C
Palangkaraya

KTT G7 Bungkam Soal Gaza, Malah Salahkan Iran dan Bela Israel Habis-Habisan!

KALTENG POS-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 kembali menuai sorotan dunia usai mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait konflik di Timur Tengah. Dalam deklarasi bersama yang dirilis usai pertemuan di Italia, negara-negara anggota G7 justru menyudutkan Iran sebagai biang utama kekacauan dan teror di kawasan, sembari memberikan dukungan penuh terhadap Israel.

Pernyataan G7 yang mengeklaim berkomitmen terhadap “perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah” dinilai penuh standar ganda. Alih-alih mendorong gencatan senjata di Gaza, G7 justru menegaskan bahwa “Israel memiliki hak untuk membela diri,” sebuah kalimat yang secara tidak langsung membenarkan agresi militer yang telah memicu krisis kemanusiaan di wilayah Palestina.

Tidak hanya itu, dalam pernyataannya, G7 menyebut Iran sebagai “sumber utama ketidakstabilan dan terorisme di kawasan.” Tudingan ini dinilai para pengamat sebagai pembenaran atas aksi-aksi militer Israel yang makin agresif terhadap Iran dan kelompok sekutunya di kawasan.

Baca Juga :  Rudal Canggih Iran Bikin Israel Kocar-Kacir, Trump Cuci Tangan!

Lebih lanjut, G7 juga kembali menegaskan sikap keras terhadap program nuklir Iran, dengan menyatakan bahwa “Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dalam bentuk apa pun.” Sikap ini menunjukkan bahwa negara-negara Barat tetap mempertahankan garis merah lama mereka terhadap Teheran, di tengah eskalasi konflik regional yang semakin memanas.

Meski G7 menyebut perlunya perlindungan terhadap warga sipil dan menyerukan “de-eskalasi lebih luas termasuk gencatan senjata di Gaza,” banyak pihak menilai pernyataan tersebut tidak menyentuh akar konflik secara menyeluruh dan terkesan membela Israel sepihak. Terlebih, tidak ada penegasan terhadap berbagai pelanggaran HAM dan serangan brutal Israel yang telah menewaskan ribuan warga sipil Palestina.

Baca Juga :  Peringatan Mengerikan Iran untuk Israel: Kami Akan Membalas Tanpa Ampun

Dalam kesempatan yang sama, G7 juga menyinggung dampak perang terhadap pasar energi global. Mereka menyatakan siap bekerja sama dengan mitra strategis untuk menjaga “stabilitas pasar energi internasional,” sebuah sikap yang memperlihatkan kekhawatiran lebih terhadap geopolitik ekonomi daripada penderitaan rakyat di zona konflik.

Pernyataan G7 kali ini menuai kecaman dari berbagai kalangan, termasuk para aktivis HAM, tokoh internasional, dan media independen yang menilai bahwa G7 justru memperkeruh situasi dan mendorong konflik menuju perang regional terbuka.

Konflik antara Israel dan Iran kini tidak lagi sekadar isu bilateral, melainkan telah menjelma menjadi potensi konflik global yang bisa mengguncang tatanan internasional. Sikap G7, menurut para analis, bisa menjadi batu loncatan eskalasi konfrontasi yang lebih luas di Timur Tengah. ***

KALTENG POS-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 kembali menuai sorotan dunia usai mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait konflik di Timur Tengah. Dalam deklarasi bersama yang dirilis usai pertemuan di Italia, negara-negara anggota G7 justru menyudutkan Iran sebagai biang utama kekacauan dan teror di kawasan, sembari memberikan dukungan penuh terhadap Israel.

Pernyataan G7 yang mengeklaim berkomitmen terhadap “perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah” dinilai penuh standar ganda. Alih-alih mendorong gencatan senjata di Gaza, G7 justru menegaskan bahwa “Israel memiliki hak untuk membela diri,” sebuah kalimat yang secara tidak langsung membenarkan agresi militer yang telah memicu krisis kemanusiaan di wilayah Palestina.

Tidak hanya itu, dalam pernyataannya, G7 menyebut Iran sebagai “sumber utama ketidakstabilan dan terorisme di kawasan.” Tudingan ini dinilai para pengamat sebagai pembenaran atas aksi-aksi militer Israel yang makin agresif terhadap Iran dan kelompok sekutunya di kawasan.

Baca Juga :  Rudal Canggih Iran Bikin Israel Kocar-Kacir, Trump Cuci Tangan!

Lebih lanjut, G7 juga kembali menegaskan sikap keras terhadap program nuklir Iran, dengan menyatakan bahwa “Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dalam bentuk apa pun.” Sikap ini menunjukkan bahwa negara-negara Barat tetap mempertahankan garis merah lama mereka terhadap Teheran, di tengah eskalasi konflik regional yang semakin memanas.

Meski G7 menyebut perlunya perlindungan terhadap warga sipil dan menyerukan “de-eskalasi lebih luas termasuk gencatan senjata di Gaza,” banyak pihak menilai pernyataan tersebut tidak menyentuh akar konflik secara menyeluruh dan terkesan membela Israel sepihak. Terlebih, tidak ada penegasan terhadap berbagai pelanggaran HAM dan serangan brutal Israel yang telah menewaskan ribuan warga sipil Palestina.

Baca Juga :  Peringatan Mengerikan Iran untuk Israel: Kami Akan Membalas Tanpa Ampun

Dalam kesempatan yang sama, G7 juga menyinggung dampak perang terhadap pasar energi global. Mereka menyatakan siap bekerja sama dengan mitra strategis untuk menjaga “stabilitas pasar energi internasional,” sebuah sikap yang memperlihatkan kekhawatiran lebih terhadap geopolitik ekonomi daripada penderitaan rakyat di zona konflik.

Pernyataan G7 kali ini menuai kecaman dari berbagai kalangan, termasuk para aktivis HAM, tokoh internasional, dan media independen yang menilai bahwa G7 justru memperkeruh situasi dan mendorong konflik menuju perang regional terbuka.

Konflik antara Israel dan Iran kini tidak lagi sekadar isu bilateral, melainkan telah menjelma menjadi potensi konflik global yang bisa mengguncang tatanan internasional. Sikap G7, menurut para analis, bisa menjadi batu loncatan eskalasi konfrontasi yang lebih luas di Timur Tengah. ***

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/