PALANGKA RAYA- Guna meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, maka Pemerintah Provinsi Kalteng melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) menggelar sosialisasi penggunaan Aplikasi Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) untuk BPBD Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah, Selasa (25/2).
Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Indra Wiratama menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.
“DIBI sendiri merupakan sistem informasi yang dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyajikan data historis kejadian bencana di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sistem ini juga bertujuan untuk memberikan akses data yang akurat dan real-time. Data ini sangat penting untuk mendukung perencanaan mitigasi dan penanganan bencana secara lebih efektif.
“Oleh karena itu, diperlukan sinergitas antar unsur pemerintah dalam mewujudkan situasi daerah yang kondusif lebih,” tegas Indra.
Cara mengakses dan menggunakan aplikasi DIBI dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan tata ruang berbasis risiko bencana hingga penyusunan kebijakan penanggulangan darurat. Diharapkan, dengan penggunaan aplikasi ini, BPBD di tingkat kabupaten/kota dapat merancang strategi mitigasi yang lebih tepat sasaran.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasinya terhadap BPBD Kabupaten/Kota yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi ini.
“Kita harapkan dengan kegiatan ini, maka dapat memetakan daerah rawan bencana, memahami pola kejadian bencana, dan menyusun strategi mitigasi yang lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Kepada seluruh BPBD yang mengikuti sosialisasi ini dapat memanfaatkan DIBI dengan maksimal dan mengisi berbagai kejadian di daerahnya ke dalam aplikasi DIBI. Dengan laporan yang tersentralisasi, dapat melakukan mitigasi bencana lebih efektif. (hms/nue)
Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana

PALANGKA RAYA- Guna meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, maka Pemerintah Provinsi Kalteng melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) menggelar sosialisasi penggunaan Aplikasi Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) untuk BPBD Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah, Selasa (25/2).
Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Indra Wiratama menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.
“DIBI sendiri merupakan sistem informasi yang dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyajikan data historis kejadian bencana di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sistem ini juga bertujuan untuk memberikan akses data yang akurat dan real-time. Data ini sangat penting untuk mendukung perencanaan mitigasi dan penanganan bencana secara lebih efektif.
“Oleh karena itu, diperlukan sinergitas antar unsur pemerintah dalam mewujudkan situasi daerah yang kondusif lebih,” tegas Indra.
Cara mengakses dan menggunakan aplikasi DIBI dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan tata ruang berbasis risiko bencana hingga penyusunan kebijakan penanggulangan darurat. Diharapkan, dengan penggunaan aplikasi ini, BPBD di tingkat kabupaten/kota dapat merancang strategi mitigasi yang lebih tepat sasaran.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasinya terhadap BPBD Kabupaten/Kota yang telah mengikuti kegiatan sosialisasi ini.
“Kita harapkan dengan kegiatan ini, maka dapat memetakan daerah rawan bencana, memahami pola kejadian bencana, dan menyusun strategi mitigasi yang lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Kepada seluruh BPBD yang mengikuti sosialisasi ini dapat memanfaatkan DIBI dengan maksimal dan mengisi berbagai kejadian di daerahnya ke dalam aplikasi DIBI. Dengan laporan yang tersentralisasi, dapat melakukan mitigasi bencana lebih efektif. (hms/nue)