PALANGKA RAYA –Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalteng dan Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kalteng memiliki komitmen yang sama dalam memasyarakatkan prinsip-prinsip syariah dalam ekonomi dan kehidupan sehari-hari.
“Kita memiliki komitmen yang sama. Bukan hanya untuk mensosialisasikan, tapi juga mengajak masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip ke syariahan dalam setiap aktivitas keseharian,” kata Ketua PW Muhammadiyah Kalteng Dr H Ahmad Syar’i, Kamis (7/10/2021).
PW Muhammadiyah menurut Syar’i menyambut baik kedatangan pengurus MES untuk bersilaturahmi. Karena itu ia pun mengajak hadir para pengurus PW Muhammadiyah, termasuk para pemuda, seperti Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Syar’i memandang sampai saat ini pengaplikasiaan atau pelaksanaan kesyariahan di masyarakat muslim belum memadai. Misalnya di bidang ekonomi, perbankan dan lainnya. Karena itu ia menyambut baik kehadiran MES ini.
Sementara itu Ketua Umum MES Kalteng Fahrizal Fitri mengajak PW Muhammadiyah Kalteng untuk bekerjasama dalam membumikan ekonomi syariah di Kalteng. “Bisa bersama-sama pimpinan Muhammadiyah mengembangkan ekonomi syariah yang berkeadilan,” kata Fahrizal.
Ia yakin sebagai sebuah sistem ekonomi tak hanya bisa diterapkan oleh muslim, tapi juga non muslim. Karena sistem ekonomi bersifat universal yang bisa diterapkan oleh siapa pun.
Fahrizal menyampaikan sejumlah program yang akan dan telah dijalankan. Diantaranya adalah konsolidasi organisasi pembentukan pengurus MES di kabupaten dan kota. Saat ini ada sejumlah kabupaten yang siap dibentuk pengurus daerah MES.
Program lainnya, yakni pemberdayaan ekonomi pesantren dengan memfasilitasi pembangunan pertashop. Ada juga program koperasi syariah, dan Warung Berkah Seribu Rupiah untuk membantu kaum tidak mampu dan usaha kecil.
Dalam silaturahmi ini Fahrizal didampingi oleh Ketua I Nurhani, Ketua IV Isna Maryani, anggota Dewan Pakar Dr Ir H Syamsuri Yusuf MSi, serta sejumlah pengurus Departemen Anang Aria, Dedy Irawan. Sedangkan yang menerima silaturahmi MES, adalah Ketua PW Muhammadiyah Dr H Ahmad Syar’i didampingi Sekretaris H Zuhri, dan sejumlah pengurus lain diantaranya Dr H Yamin Muktar Lc, H Muchtar, termasuk juga hadir pengurus Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Dalam pertemuan ini juga berlangsung dialog. Dalam dialog Dr HM Yamin Mukhtar Lc menyampaikan pentingnya ada lembaga atau bagian dari MES yang bisa memberikan penyuluhan langsung ke masyarakat.
Yamin memberikan contoh, pernah suatu ketika ia memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mensurvei ke pemotongan ayam. “Mencari tahu ,apakah ayam yang dipotong sudah sesuai dengan tuntunan syariah,” ujarnya.
Hasilnya meragukan. Apakah ayam yang disembelih itu sudah betul-betul mati atau belum ketika dicelupkan ke air panas. Kalau ayam yang disembelih belum mati kemudian langsung dimasukan ke air panas, sehingga matinya ayam karena air panas, maka status dagingnya dalam pandangan Islam menjadi bangkai.
Karena itu sekarang ia pun lebih memilih berhati-hati dalam mengkonsumsi ayam potong, karena status meragukan itu. Jika ada ikan ia lebih memilih ikan, atau daging sapi.
“Hal-hal seperti ini perlu diberikan penyuluhan, agar betul-betul penyembelihan sesuai tuntunan syariah. Sehingga yang sederhana ini bisa dijalankan sesuai syariah,”ujar Yamin.
Menanggapi ini, Fahrizal menyampaikan di MES ini ada departemen edukasi dan literasi. Melalui departemen ini bisa mengedukasi masyarakat. Tak hanya MES tapi akan gandeng steakholder seperti Muhammadiyah untuk melakukan penyuluhan.
Produk halal ini penting. Tak hanya bahan, tapi juga alat pendukung dan caranya. Karena itu bersama MES mari kampanyekan produk-produk halal.
Pengurus lainnya H Muhktar dengan nama MES maka fokus adalah mensosialisasikan ke masyakarat tentang bermuamalah sesuai syariah. Koperasi MES harus bisa jadi contoh dalam bermuamalah.
Bagaimana struktur yang ada bisa mengaplikasi sistem syariah ini dalam kehidupan. Perlu membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya sistem halal. Seperti soal pemotongan ayam tadi. “Insya Allah muktamar nanti ekonomi ini juga jadi prioritas pembahasan,” ujar Muhktar.
Sementara itu Dewan Pakar MES Kalteng Syamsuri Yusuf mengatakan memang perlu gerakan yang masif untuk mengenalkan sistem ekonomi syariah. Termasuk juga soal sertifikasi halal terhadap produk makanan dan minuman.
“Produk halal saat sifatnya sukarela. Tapi tahun 2024 sertifikasi halal ini menajdi wajib terhadap semua produk makanan dan minum,” ujarnya.
Perlu lembaga periksa halal. Saat ini MUI kewalahan kalau harus menangani semuanya. Harus diperbanyak lembaga-lembaga pemeriksa halal ini. Perguruan tinggi dan Muhammadiyah perlu membentuk lembaga pemeriksa.
Di akhir acara dalam penutupan itu, Syar’i menyampaikan bahwa ia membayangkan suatu saat di pasar itu ada satu tempat untuk konsultasi masyarakat tentang ekonomi syariah dan produk halal. Tempat konsultasi ini bisa diisi bersama yakni MUI, MES, Muhamamdiyah, NU.
“Kita bertekad bersama memasyarakat ekonomi syariah dalam arti luas maupun kecil,” ujar Syar’i. (sma)