Kamis, Januari 9, 2025
24.6 C
Palangkaraya

Susu Tak Wajib dalam Menu Makan Bergizi, Apakah Anda Setuju??  

PALANGKA RAYA–Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Gizi Nasional (BGN) resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025.

Program yang menjadi salah satu unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming ini, mulai diterapkan serentak di 26 provinsi dan menyasar peserta didik jenjang SD hingga SMA, sebagai upaya meningkatkan gizi generasi muda bangsa.

Ahli Gizi RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Adisty Cynthia Anggraeni SGz menjelaskan, menu MBG disusun berdasarkan prinsip gizi seimbang yang mengacu pada panduan Isi Piringku.

Menu ini terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak dan remaja, tanpa mengandalkan susu sebagai komponen wajib.

“Menu MBG sudah memenuhi asupan gizi sekali makan. Kalau susu itu opsional, bukan wajib, karena proteinnya bisa diperoleh dari lauk seperti daging atau telur ayam,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).

Baca Juga :  Hamdhani Apresiasi Pemprov Kalteng Juara 1 Nasional Harmonis

Ia menekankan, menu makanan yang disajikan harus bebas dari bahan pengawet, kadar gula tinggi, atau kualitas yang tidak terjamin, seperti beberapa jenis frozen food.

Ahli gizi tersebut menjelaskan, tiap porsi makanan MBG disesuaikan dengan kebutuhan kalori penerima program, yaitu 600 kalori untuk peserta didik jenjang SMP dan 300 kalori untuk jenjang SD. Namun, kebutuhan gizi tiap individu tetap berbeda, tergantung pada berat badan, tinggi badan, aktivitas harian, dan gender.

Sebagai gambaran, anak laki-laki usia 10-12 tahun memerlukan 2.000 kkal per hari, sementara anak perempuan membutuhkan 1.800 kkal. Untuk usia 16-18 tahun, kebutuhan energi laki-laki meningkat menjadi 2.650 kkal, sedangkan perempuan memerlukan 2.100 kkal.

Adisty juga mengatakan, meski dengan anggaran yang minim, kebutuhan gizi tetap dapat terpenuhi dengan pemilihan bahan pangan yang tepat.

Baca Juga :  Pakai Masker Cara Paling Tepat Cegah Covid-19 Delta

“Misalnya anggaran Rp10 ribu per porsi, kita bisa menyediakan menu bergizi, seperti nasi, telur atau daging ayam, tahu tempe, dan sayur,” tambahnya.

Meski program MBG dilaksanakan di 26 provinsi, tetapi Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak termasuk sebagai salah satu provinsi yang menerapkan program ini.

Kendati demikian, Adisty menyarankan agar masyarakat tetap memenuhi prinsip gizi seimbang dengan bahan pangan lokal yang tersedia.

“Yang penting ada sumber energi seperti nasi atau roti, sumber protein hewani seperti daging ayam atau telur, dan sayuran. Buah bisa menjadi pelengkap. Jika semua itu terpenuhi, kebutuhan gizi anak sudah cukup,” tuturnya.

Dalam pernyataan penutup, Adisty menyampaikan bahwa konsep gizi masyarakat telah berubah dari 4 sehat 5 sempurna menjadi pedoman gizi seimbang.

Perubahan ini menekankan pentingnya porsi nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, tanpa mewajibkan susu sebagai sumber gizi utama.(ovi)

PALANGKA RAYA–Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Gizi Nasional (BGN) resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025.

Program yang menjadi salah satu unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming ini, mulai diterapkan serentak di 26 provinsi dan menyasar peserta didik jenjang SD hingga SMA, sebagai upaya meningkatkan gizi generasi muda bangsa.

Ahli Gizi RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Adisty Cynthia Anggraeni SGz menjelaskan, menu MBG disusun berdasarkan prinsip gizi seimbang yang mengacu pada panduan Isi Piringku.

Menu ini terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak dan remaja, tanpa mengandalkan susu sebagai komponen wajib.

“Menu MBG sudah memenuhi asupan gizi sekali makan. Kalau susu itu opsional, bukan wajib, karena proteinnya bisa diperoleh dari lauk seperti daging atau telur ayam,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).

Baca Juga :  Hamdhani Apresiasi Pemprov Kalteng Juara 1 Nasional Harmonis

Ia menekankan, menu makanan yang disajikan harus bebas dari bahan pengawet, kadar gula tinggi, atau kualitas yang tidak terjamin, seperti beberapa jenis frozen food.

Ahli gizi tersebut menjelaskan, tiap porsi makanan MBG disesuaikan dengan kebutuhan kalori penerima program, yaitu 600 kalori untuk peserta didik jenjang SMP dan 300 kalori untuk jenjang SD. Namun, kebutuhan gizi tiap individu tetap berbeda, tergantung pada berat badan, tinggi badan, aktivitas harian, dan gender.

Sebagai gambaran, anak laki-laki usia 10-12 tahun memerlukan 2.000 kkal per hari, sementara anak perempuan membutuhkan 1.800 kkal. Untuk usia 16-18 tahun, kebutuhan energi laki-laki meningkat menjadi 2.650 kkal, sedangkan perempuan memerlukan 2.100 kkal.

Adisty juga mengatakan, meski dengan anggaran yang minim, kebutuhan gizi tetap dapat terpenuhi dengan pemilihan bahan pangan yang tepat.

Baca Juga :  Pakai Masker Cara Paling Tepat Cegah Covid-19 Delta

“Misalnya anggaran Rp10 ribu per porsi, kita bisa menyediakan menu bergizi, seperti nasi, telur atau daging ayam, tahu tempe, dan sayur,” tambahnya.

Meski program MBG dilaksanakan di 26 provinsi, tetapi Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak termasuk sebagai salah satu provinsi yang menerapkan program ini.

Kendati demikian, Adisty menyarankan agar masyarakat tetap memenuhi prinsip gizi seimbang dengan bahan pangan lokal yang tersedia.

“Yang penting ada sumber energi seperti nasi atau roti, sumber protein hewani seperti daging ayam atau telur, dan sayuran. Buah bisa menjadi pelengkap. Jika semua itu terpenuhi, kebutuhan gizi anak sudah cukup,” tuturnya.

Dalam pernyataan penutup, Adisty menyampaikan bahwa konsep gizi masyarakat telah berubah dari 4 sehat 5 sempurna menjadi pedoman gizi seimbang.

Perubahan ini menekankan pentingnya porsi nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, tanpa mewajibkan susu sebagai sumber gizi utama.(ovi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/