Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Prihatin Harga Elpiji 3 Kg Masih Tinggi

MUARA TEWEH-Tingginya harga eceran tabung liquefied petroleum gas (elpiji, red) 3 kg di tengah-tengah masyarakat di Kabupaten Barito Utara (Batara) telah menjadi masalah yang berulang. Kelangkaan dan melambungnya harga elpiji sudah sering terjadi, yang menyebabkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Hingga saat ini, harga elpiji 3 kilogram di wilayah Batara, terutama di kota Muara Teweh dan sekitarnya, masih tinggi dan belum mengalami penurunan. Harga elpiji ukuran 3 kg dijual sekitar Rp 40 ribu per tabung, bahkan bisa lebih mahal saat terjadi kelangkaan. Salah satu anggota DPRD Batara, H Tajeri, merasa prihatin karena harga tersebut belum mencerminkan harga yang sudah ditetapkan berdasarkan HET.

Warga masyarakat sudah berteriak atas mahalnya harga elpiji dalam beberapa bulan terakhir, namun dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Barito Utara belum mengambil tindakan yang memadai. Meskipun sudah ada rapat dan pembentukan tim untuk menangani masalah ini, namun hasilnya tetap nihil.

Baca Juga :  Parah Nih! Hasil Sidak Elpiji di Palangka Raya, Harga Jual Sangat Tinggi

“Saat ini harga tabung gas 3 kg di Banjarmasin masih normal, berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu. Di Jalan Manggis dan Veteran, sebelumnya hanya Rp 18 ribu per tabung. Kenapa di Kabupaten Barito Utara belum ada penyelesaian yang memuaskan, ini membingungkan. Semoga pertanyaan ini segera terjawab,” ungkap H Tajeri.

Ketua Komisi III DPRD Batara juga mengingatkan bahwa dua tahun lalu Pemkab Barito Utara telah menetapkan kebijakan HET melalui Keputusan Bupati Barito Utara Nomor 188.45/396/2021 tentang Penetapan Harga Jual Eceran Tertinggi Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 kilogram di wilayah tersebut, yang berlaku mulai tanggal 5 November 2021.

“Seharusnya harga HET dari Pertamina ke agen hanya Rp 20.000 per tabung Elpiji 3 kilogram, kemudian dari agen ke pangkalan di setiap Kecamatan di wilayah Barito Utara, HET-nya berkisar antara Rp 21.000 hingga Rp 27.000 per tabung elpiji 3 kilogram. Namun, di setiap pangkalan di tiap wilayah desa di tiap kecamatan, seharusnya hanya menjual elpiji 3 kilogram dengan HET dari Rp 24.000 hingga Rp 30.000 per tabung elpiji 3 kg,” jelas Poitikus Senior dari Partai Gerindra Barito Utara.

Baca Juga :  Fraksi Gerindra Tetap Optimistis

Ia menekankan bahwa untuk mengatasi mahalnya harga tersebut, dibutuhkan kerja keras dari semua pihak dalam membantu masyarakat. Tim yang telah dibentuk harus turun ke lapangan untuk mengatasi masalah ini. Jika langkah-langkah tersebut diambil, harga elpiji akan berangsur-angsur normal, bahkan jika perlu, dinas terkait harus melakukan tindakan penutupan terhadap agen atau kios yang menjual di atas harga yang telah ditetapkan.

“Kami sudah beberapa kali melakukan hearing bersama dinas terkait, tetapi harga tetap tidak terkendali. Kami harus mencari akar masalahnya di mana,” tegasnya.(noy/uni)

MUARA TEWEH-Tingginya harga eceran tabung liquefied petroleum gas (elpiji, red) 3 kg di tengah-tengah masyarakat di Kabupaten Barito Utara (Batara) telah menjadi masalah yang berulang. Kelangkaan dan melambungnya harga elpiji sudah sering terjadi, yang menyebabkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Hingga saat ini, harga elpiji 3 kilogram di wilayah Batara, terutama di kota Muara Teweh dan sekitarnya, masih tinggi dan belum mengalami penurunan. Harga elpiji ukuran 3 kg dijual sekitar Rp 40 ribu per tabung, bahkan bisa lebih mahal saat terjadi kelangkaan. Salah satu anggota DPRD Batara, H Tajeri, merasa prihatin karena harga tersebut belum mencerminkan harga yang sudah ditetapkan berdasarkan HET.

Warga masyarakat sudah berteriak atas mahalnya harga elpiji dalam beberapa bulan terakhir, namun dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Barito Utara belum mengambil tindakan yang memadai. Meskipun sudah ada rapat dan pembentukan tim untuk menangani masalah ini, namun hasilnya tetap nihil.

Baca Juga :  Parah Nih! Hasil Sidak Elpiji di Palangka Raya, Harga Jual Sangat Tinggi

“Saat ini harga tabung gas 3 kg di Banjarmasin masih normal, berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu. Di Jalan Manggis dan Veteran, sebelumnya hanya Rp 18 ribu per tabung. Kenapa di Kabupaten Barito Utara belum ada penyelesaian yang memuaskan, ini membingungkan. Semoga pertanyaan ini segera terjawab,” ungkap H Tajeri.

Ketua Komisi III DPRD Batara juga mengingatkan bahwa dua tahun lalu Pemkab Barito Utara telah menetapkan kebijakan HET melalui Keputusan Bupati Barito Utara Nomor 188.45/396/2021 tentang Penetapan Harga Jual Eceran Tertinggi Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 kilogram di wilayah tersebut, yang berlaku mulai tanggal 5 November 2021.

“Seharusnya harga HET dari Pertamina ke agen hanya Rp 20.000 per tabung Elpiji 3 kilogram, kemudian dari agen ke pangkalan di setiap Kecamatan di wilayah Barito Utara, HET-nya berkisar antara Rp 21.000 hingga Rp 27.000 per tabung elpiji 3 kilogram. Namun, di setiap pangkalan di tiap wilayah desa di tiap kecamatan, seharusnya hanya menjual elpiji 3 kilogram dengan HET dari Rp 24.000 hingga Rp 30.000 per tabung elpiji 3 kg,” jelas Poitikus Senior dari Partai Gerindra Barito Utara.

Baca Juga :  Fraksi Gerindra Tetap Optimistis

Ia menekankan bahwa untuk mengatasi mahalnya harga tersebut, dibutuhkan kerja keras dari semua pihak dalam membantu masyarakat. Tim yang telah dibentuk harus turun ke lapangan untuk mengatasi masalah ini. Jika langkah-langkah tersebut diambil, harga elpiji akan berangsur-angsur normal, bahkan jika perlu, dinas terkait harus melakukan tindakan penutupan terhadap agen atau kios yang menjual di atas harga yang telah ditetapkan.

“Kami sudah beberapa kali melakukan hearing bersama dinas terkait, tetapi harga tetap tidak terkendali. Kami harus mencari akar masalahnya di mana,” tegasnya.(noy/uni)

Artikel Terkait

Fraksi PDIP Menyampaikan Lima Masukan

Harus Cek Berkala dan Ganti Kabel Listrik

Waspadai Kabut Asap

Dewan Apresiasi Simulasi Sispamkota

Terpopuler

Artikel Terbaru

/