PALANGKA RAYA – Sampah plastik sekali pakai masih menjadi tantangan serius di Kota Palangka Raya. Limbah plastik yang sulit terurai menimbulkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, mulai dari pencemaran tanah dan air hingga mengancam keberlangsungan ekosistem.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Noorkhalis Ridha, menegaskan pentingnya langkah terstruktur dalam membatasi penggunaan kantong plastik.
Ia menilai, peran aktif seluruh pihak — pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat — sangat diperlukan untuk menekan dampak buruk limbah plastik. “Memang kantong plastik memberikan kemudahan, tetapi dampaknya sangat merusak lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.
Sudah saatnya kita beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya beberapa waktu lalu. Menurutnya, Pemerintah Kota Palangka Raya harus memperkuat upaya pengurangan plastik dengan mempertegas implementasi regulasi serta meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.
Salah satu langkah konkret adalah mendorong penggunaan tas belanja pakai ulang seperti tas kain atau bahan biodegradable. Lebih lanjut, Noorkhalis mendorong pelaku usaha, baik di pasar tradisional maupun modern, untuk ambil bagian dalam pengendalian plastik.
Mereka diharapkan membatasi pemberian kantong plastik gratis dan menyediakan opsi kemasan yang lebih ramah lingkungan. “Pengelolaan limbah plastik ini menyangkut masa depan kota kita.
Jika kita ingin lingkungan bersih dan pembangunan berkelanjutan, maka langkah pengendalian ini sangat vital. Semua pihak harus bersinergi,” tegas Ketua DPD PAN Kota Palangka Raya itu.
Ia juga menambahkan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesadaran kolektif. Perubahan gaya hidup masyarakat, khususnya dalam mengurangi ketergantungan terhadap plastik sekali pakai, menjadi kunci utama untuk mencapai hasil nyata. (ham)