Ratusan Sekat Kanal di TN Sebagau Rusak Berat

73
Pembangunan sekat kanal di Sungai Koran TN Sebangau tahun 2022 lalu. FOTO; AGUS PRAMONO/ KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Meski akhir-akhir ini wilayah Kota Palangka Raya dan dan beberapa daerah di Kalteng mulai terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tapi wilayah Taman Nasional (TN) Sebangau masih aman. Pihak pengurus TN Sebangau tetap mewaspadai adanya karhutla di wilayah tersebut.

Kepala Balai TN Sebangau, Ruswanto, mengatakan dari Januari hingga April tidak ditemukan adanya titik api di kawasan TN Sebangau. Namun, ketika memasuki akhir Mei, terpantau satu titik hotspot dengan keparahan sedang yang berlokasi di daerah Kasongan.

“Kami tetap selalu waspada dengan menjaga kondisi air di lingkungan TN Sebangau. Kalau kondisi air itu terjaga tentu dapat meminimalkan terjadinya karhutla,” ungkap Ruswanto kepada Kalteng Pos, Kamis (1/6).

Untuk mengoptimalkan upaya pembasahan lahan gambut demi mencegah terjadinya karhutla, Ruswanto menyebut pihaknya sudah menyiapkan sekat-sekat kanal di wilayah TN Sebangau. “Total sekat kanal di TN Sebangau itu ada sekitar 2.110 sekat kanal yang dibangun sejak tahun 2005, itu total berdasarkan data tahun 2022. Dari total sekat kanal itu ditemukan ada 29 unit yang rusak ringan, rusak berat 180 unit, sisanya masih bisa berfungsi sesuai fungsinya sebagai sekat kanal,” jelasnya

Melihat kondisi cuaca terkini, dengan cuaca panas yang semakin dominan dan minim curah hujan, Ruswanto mengatakan masuknya Kalteng ke musim kemarau ini membuat pihaknya serius mencegah dan mengantisipasi bencana karhutla di sekitar TN Sebangau.

“Upaya yang kami lakukan adalah bagaimana kami dapat mempertahankan tinggi muka air dan kelembaban lahan gambut di kawasan TN, yakni melalui pemeliharaan dan perbaikan sekat-sekat kanal di lokasi setempat,” jelasnya.

Baca Juga :  Wawali Ajak Masyarakat Sukseskan Regsosek

Sebagai langkah mengantisipasi dan menanggulangi ancaman karhutla, pihaknya menyiapkan sejumlah upaya. Disebutkan Ruswanto, saat ini pihaknya sudah membentuk posko siaga karhutla di Kasongan dan Palangka Raya. Pihaknya juga sudah menyiapkan dua regu masing-masing sebanyak 30 personel yang bersiaga.

“Yang kedua kami terus melakukan pemantauan hotspot atau titik api, melalui berbagai satelit milik pemerintah, khususnya di lokasi TN Sebangau,” ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi, edukasi, dan kampanye kepada masyarakat agar turut membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi karhutla. “Kami juga terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Balai Pengendalian Perubahan Iklim (PPI), BPBD kabupaten dan provinsi, serta instansi penegak hukum, dalam upaya mencegah dan menanggulangi karhutla ini,” tuturnya.

Pria bergelar sarjana pertanian itu menyebut pihaknya mengalami sejumlah kendala untuk upaya melakukan patroli dalam mencegah karhutla saat ini. Kendala-kendala itu adalah akses jalan menuju titik yang sulit, sarana dan prasarana (sarpras) pemadaman, dan jumlah SDM yang kurang.

“Dari 30 orang per regu tadi itu meng-cover luasan wilayah 500.000 hektare, jadi saya juga melibatkan teman-teman tenaga kontrak dan juga kewajiban dari staf PNS kami, sehingga semuanya dikerahkan. Selain itu kami juga mengalami masalah kekurangan anggaran,” tandasnya.

Sementara itu, Prakirawan dari Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalteng, Chandra mengatakan, untuk satu pekan ke depan sejak tanggal 1-7 Juni pada 12 daerah di Kalteng.

“12 kabupaten/kota di Kalteng, dari Kobar, Seruyan, Kotim, Katingan, Gumas, Mura, Batara, Barsel, Bartim, Kapuas, Pulpis, dan Palangka Raya, itu diprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang,” beber Chandra kepada Kalteng Pos, kemarin.

Baca Juga :  Harga Ayam Merangkak Naik

Chandra tak menampik bahwa kondisi cuaca di Kalteng satu pekan ke belakang didominasi oleh cuaca panas dengan intensitas hujan yang cenderung berkurang. Saat ini suhu maksimum rata-rata di Kalteng adalah 33-34°C, khususnya di Kota Palangka Raya.

“Panas cenderung cukup mendominasi dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya. Tapi untuk potensi hujan di Kalteng dalam satu minggu ke depan memang masih ada di hampir semua daerah, 12 kabupaten tadi, potensi hujan itu terjadi di waktu siang menjelang sore hari,” jelasnya.

Meski demikian, lanjut Chandra, daerah-daerah yang memiliki luasan lahan gambut dominan perlu mewaspadai terjadinya karhutla, seperti di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Palangka Raya. Chandra menyebut, cuaca akan memasuki musim kemarau penuh pada bulan Juni dasarian (10 harian) dua.

“Juni dasarian dua itu musim kemarau akan terjadi di wilayah Kalteng bagian tenggara seperti Barsel bagian selatan dan Bartim bagian selatan, lalu di wilayah selatan Kalteng seperti Kotim, Kobar, dan Seruyan, itu juga masuk ke Juni dasarian dua,” sebutnya.

Sementara itu, pada bulan Juni dasarian ketiga, Chandra menyebut wilayah yang akan memasuki musim kemarau adalah wilayah Kapuas bagian selatan dan Pulpis bagian selatan. “Sementara untuk wilayah Palangka Raya sendiri akan memasuki musim kemarau pada bulan Juni dasarian kedua,” tandasnya. (dan/uni)