PALANGKA RAYA-Hujan deras yang mengguyur wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan bencana banjir di enam kabupaten, yakni Kapuas, Barito Selatan, Gunung Mas, Katingan, Barito Utara, dan Murung Raya. Ribuan warga terdampak, sementara puluhan fasilitas umum ikut terendam.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng, banjir dipicu oleh meluapnya air sungai di berbagai daerah aliran sungai (DAS). Kabupaten Kapuas mengalami dampak paling parah, dengan ketinggian air mencapai 200 cm.
Kepala Pelaksana BPB-PK Kalteng Ahmad Toyib melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Alpius Patanan, mengonfirmasi bahwa banjir telah melanda enam kabupaten.
“Berdasarkan laporan terbaru dari BPBD kabupaten/kota, banjir terjadi di enam kabupaten, yakni Barito Selatan, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Barito Utara, dan Murung Raya. Dampaknya cukup signifikan, dengan banyak warga terdampak dan fasilitas umum terendam,” ucap Alpius, Sabtu (8/3/2025).
Dia menerangkan, di Kabupaten Barito Selatan, banjir terjadi sejak 7 Januari hingga 6 Maret 2025, merendam Kecamatan Dusun Hilir, khususnya di Desa Mahajandau dan Desa Sungai Jaya. Sebanyak 825 kepala keluarga (KK) atau 2.661 jiwa terdampak, sementara 8 fasilitas umum ikut terendam dengan ketinggian air mencapai 13 cm.
Sementara itu, di Kabupaten Gunung Mas, banjir melanda Kecamatan Manuhing Raya pada 4 hingga 6 Maret 2025. Beberapa desa terdampak yakni Luwuk Tukau, Tumbang Oroi, Tumbang Samui, Putat Durei, dan Tumbang Mantuhe. Akibatnya, 433 KK atau 1.310 jiwa terkena dampak, dengan 286 rumah terendam dan satu fasilitas umum terdampak.
“Di Kabupaten Kapuas juga terjadi banjir cukup parah sejak 5 hingga 6 Maret 2025, dengan ketinggian air di Kecamatan Mantangai, tepatnya Desa Bukit Batu, mencapai 50 cm,” terangnya.
Sementara itu, Kabupaten Katingan menjadi salah satu wilayah terdampak paling luas. Sejak 3 hingga 6 Maret 2025, banjir merendam 5.611 KK atau 12.962 jiwa. Sembilan fasilitas umum terdampak, sementara 2.526 rumah warga terendam dengan ketinggian air mencapai 50 cm.
Wilayah terdampak banjir di Kabupaten Katingan adalah Kecamatan Katingan Tengah, mencakup Desa Batu Badinding, Napu Sahur, Samba Katung, Samba Bakumpai, Samba Danum, Telok, Tumbang Lahang, Tewang Panjang, Rantau Asem, hingga Tumbang Hangei. Selain itu, Kecamatan Pulau Malan juga mengalami dampak serupa, termasuk di Desa Tura, Tumbang Tanjung, Dahiyan Tunggal, Tumbang Banjang, Manduing Lama, Manduing Taheta, Buntut Bali, Kuluk Bali, dan Tewang Derayu.
Dalam upaya penanganan banjir, BPB-PK Kalteng menginstruksikan seluruh BPBD kabupaten/kota untuk terus memantau situasi dan menyebarkan informasi peringatan dini kepada masyarakat di daerah rawan banjir.
“Kami berharap BPBD kabupaten/kota segera menyampaikan informasi peringatan dini ke desa-desa terdampak. Selain itu, laporan tiap kejadian bencana harus diteruskan ke Pusdalops PB Provinsi Kalteng, agar respons penanganan bisa lebih cepat dan efektif,” tegas Alpius.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir diimbau tetap waspada dan mengamankan barang-barang penting ke tempat lebih tinggi. Dengan potensi hujan yang masih tinggi, kesiapsiagaan dan kepatuhan terhadap arahan pihak berwenang menjadi kunci untuk menghindari dampak lebih besar.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya memperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih akan mengguyur wilayah Kalteng dalam sepekan ke depan. Prakirawan BMKG, Ika Priti, menjelaskan kondisi atmosfer saat ini mendukung terbentuknya awan hujan yang berpotensi meningkatkan curah hujan.
“Terdapat daerah belokan angin dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Kalimantan, serta Gelombang Kelvin yang aktif di area ini. Faktor-faktor ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat memperparah banjir,” ungkap Ika.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat yang disertai petir, angin kencang, hingga potensi angin puting beliung. Dampak sekunder seperti tanah longsor dan pohon tumbang juga perlu diantisipasi. (mut/ce/uni)