PALANGKA RAYA-Suasana ramai terlihat sejak pagi di halaman SD Negeri 6 Palangka yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km 1, Selasa (17/6). Puluhan orang tua tampak antusias mengantre demi mendaftarkan anak mereka ke bangku Sekolah Dasar. Penerimaan murid baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 di kota ini memang baru memasuki hari kedua, namun lonjakan pendaftar di sejumlah sekolah favorit, termasuk SDN 6 Palangka, sudah mulai terasa.
Proses pendaftaran berlangsung manual. Para orang tua terlihat membawa serta berkas persyaratan seperti fotokopi KTP orang tua, kartu keluarga, pas foto ukuran 3×4, dan surat keterangan lulus dari taman kanak-kanak. Semua diserahkan bersamaan dengan pengembalian formulir yang telah dibagikan sehari sebelumnya.
Marice Menahem, Koordinator Bidang Kesiswaan SDN 6 Palangka, menyampaikan bahwa kuota penerimaan tahun ini hanya tersedia untuk dua rombongan belajar, masing-masing maksimal 28 siswa. Artinya, sekolah hanya dapat menampung 56 murid baru.
“Formulir kami batasi hanya 70, supaya tidak melebihi kapasitas. Per hari ini sudah lebih dari 50 formulir kembali. Tapi biasanya tidak semua sampai daftar ulang, karena ada orang tua yang mendaftar di beberapa sekolah sekaligus,” ujar Marice.
Ia juga menyebutkan bahwa sejak hari pertama, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Beberapa orang tua bahkan datang sebelum pukul 06.00 WIB demi mengamankan formulir pendaftaran.
“Senin kemarin itu sudah ramai sejak subuh. Tapi kami tetap arahkan agar tertib. Hari ini pelaksanaan lebih rapi dan teratur,” katanya.
SDN 6 Palangka juga mengikuti ketentuan Kementerian Pendidikan, yakni tanpa tes membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Seleksi lebih menitikberatkan pada usia dan kesiapan komunikasi anak.
“Kami tidak melihat apakah anak sudah bisa baca atau tulis. Yang penting anak bisa diajak berinteraksi oleh guru,” tambah Marice.
Pendaftaran atau penyerahan berkas pendaftaran dijadwalkan terakhir hari ini, Rabu (18/6) sejak hari pertama (16/6). Sehingga para orang tua diminta untuk dapat menyelesaikan proses tersebut dari jam 7.30 – 11.30 WIB.
Di sisi lain, salah satu orang tua yang ikut mendaftar adalah Nyami Asri. Ia datang dengan penuh keyakinan untuk mendaftarkan anak kelimanya di sekolah yang sama dengan kakak-kakaknya.
“Empat anak saya sudah sekolah di sini, dan alhamdulillah semua puas. Jadi tahun ini anak kelima ikut daftar,” ujarnya usai mengembalikan berkas pendaftaran.
Meski tempat tinggalnya cukup jauh dari sekolah, Nyami tetap mantap memilih SDN 6 Palangka.
“Sekolah ini sudah terbukti bagus. Anak-anak saya semangat sekolah meskipun hujan. Kalau dekat rumah malah kadang malas belajar,” ucapnya.
Nyami juga mengapresiasi pelayanan pihak sekolah yang dinilainya tetap ramah dan profesional meski pendaftar membludak.
“Setiap tahun ada perubahan aturan, tapi semuanya tetap lancar. Ambil formulir juga enggak rebutan. Saya datang jam setengah delapan, dan tetap kebagian,” tuturnya.
Antusiasme tinggi dan sistem yang tertata membuat proses penerimaan siswa baru tahun ini berjalan kondusif. Meski persaingan untuk masuk ke sekolah-sekolah favorit cukup ketat, para orang tua tetap menunjukkan optimisme demi masa depan pendidikan anak-anak mereka.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani menyebut proses SPMB di Kota Cantik Palangka Raya berjalan lancar tanpa kendala berarti.
“Alhamdulillah proses pendaftaran SPMB berjalan baik. Tidak ada hambatan, hanya banyak pertanyaan dari orang tua terkait aturan, misalnya kenapa keterangan domisili tidak digunakan lagi, dan sekarang harus berdasarkan Kartu Keluarga (KK). Itu sudah sesuai dengan ketentuan juknis (petunjuk teknis) yang diatur setiap tahun,” jelasnya.
Ia mengimbau agar pihak sekolah dan orang tua calon peserta didik benar-benar memperhatikan beberapa hal penting dalam proses pendaftaran. Pertama, kelengkapan berkas pendaftaran harus dipastikan lengkap dan sesuai syarat yang diminta. Kedua, pemilihan jalur pendaftaran apakah jalur domisili, prestasi, afirmasi, atau perpindahan tugas orang tua harus disesuaikan dengan kondisi calon siswa.
“Yang ketiga, orang tua harus memberi pemahaman kepada anak agar keinginan mereka disesuaikan dengan kondisi yang ada. Misalnya, anak ingin sekolah di sekolah A, tapi jaraknya jauh, padahal ada sekolah B yang lebih dekat dan memungkinkan. Ini penting jadi perhatian bersama,” ujarnya.
Terkait daya tampung sekolah, Jayani menjelaskan bahwa setiap sekolah memiliki ketentuan maksimal penerimaan siswa baru berdasarkan jumlah rombongan belajar (rombel) yang sudah ditetapkan dan disetujui Dinas Pendidikan serta terdata di sistem Dapodik (Data Pokok Pendidikan).
“Misalnya, jika sekolah memiliki 12 rombel, maka SMP-nya bisa menerima empat rombel untuk angkatan baru. Satu rombel biasanya menampung 32 siswa. Semua sudah diatur sejak awal dan menjadi bagian data nasional,” ungkapnya.
Jayani berharap seluruh proses pendaftaran berjalan tertib hingga selesai, dan semua pihak baik sekolah maupun orang tua terus menjalin komunikasi agar tidak ada kesalahan dalam tahapan pendaftaran. (ovi/zia/ala)