Pengerjaan di lokasi titik rusak Jalan Ujung Pandaran-Kuala Pembuang (kiri). Contoh pengerjaan yang akan dilakukan sheet pile nantinya (kanan).
PALANGKA RAYA– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengambil langkah cepat untuk menangani ruas jalan strategis Ujung Pandaran–Kuala Pembuang agar dapat dinikmati masyarakat dengan baik dan nyaman.

Terlebih lagi, kawasan ini menghadapi ancaman abrasi laut yang terus meningkat akibat hujan deras dan potensi banjir lanjutan.
Dari kejadian abrasi tersebut, konstruksi lama berupa bronjong yang selama ini digunakan dan dinilai cukup baik, kini dianggap tidak lagi mampu menahan derasnya hantaman gelombang dan air laut.
Pemprov Kalteng melalui Dinas PUPR Kalteng menekankan solusi baru dengan memutuskan mengganti bronjong dengan konstruksi sheet pile baja, struktur penahan modern yang lebih kuat dan tahan lama.

Langkah ini diharapkan mampu memberikan perlindungan maksimal terhadap sisi jalan yang langsung berbatasan dengan lautan.
“Bronjong itu sifatnya sementara. Untuk permanennya nantinya diganti dengan sheet pile, sembari melihat kondisi anggaran. Saat ini pengerjaan sementara dilakukan dengan timbunan menggunakan geotekstil di setiap lapisannya. Setelah selesai, barulah digunakan sheet pile. Terima kasih atas masukan dari masyarakat dan anggota DPRD Provinsi yang telah melihat dan mengecek langsung. Ini menjadi masukan penting dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUPR Kalteng, Rody, Minggu (20/4/2025), usai melakukan koordinasi di lapangan.
Rody menjelaskan, konstruksi jalan tersebut dalam kondisi baik, menggunakan rigid pavement berlapis aspal HRS-WC dengan umur rencana 40–50 tahun.
Struktur ini dinilai tahan terhadap banjir. Namun, pergeseran bronjong akibat abrasi kuat pada titik yang langsung menghadap laut menyebabkan hantaman dan kerusakan. Peristiwa abrasi tercatat terjadi pada akhir tahun lalu.
“Saat terjadi gelombang pasang, pasir dan material ikut terbawa ke laut dan menyebabkan kerusakan. Hal itu membuat bronjong tidak lagi kuat dan memadai. Solusinya adalah sheet pile baja, dan akan segera kami kerjakan secara bertahap,” katanya.
Sheet pile baja yang akan digunakan, lanjut Rody, akan ditancapkan hingga kedalaman 12–18 meter.
Materialnya sudah dalam proses pemesanan dan diharapkan segera tiba untuk mempercepat perbaikan. Ditargetkan pekerjaan rampung pada Juni hingga Juli 2025.
“Kalau kita tetap menggunakan bronjong, saat air pasang atau banjir datang, tentu akan rusak lagi dan jalan bisa putus. Nantinya bronjong akan ditempatkan di titik dengan abrasi rendah, sementara titik yang rusak dan langsung berhadapan dengan laut akan menggunakan sheet pile. Jadi, bukan karena kesalahan kontraktor, melainkan kerusakan ini murni disebabkan oleh bencana alam. Saat ini sedang dilakukan penanganan,” tegasnya.
Rody menyebutkan, panjang ruas jalan yang terdampak abrasi sekitar 300 meter dan menjadi prioritas utama karena intensitas abrasi alamiah di kawasan tersebut sangat tinggi, terutama saat gelombang pasang.
“Mohon doanya, semoga dalam tiga bulan ke depan bisa selesai. Meski kondisinya cukup berat, kami yakin bisa menyelesaikannya agar jalan ini kembali bisa dinikmati masyarakat,” tutup Rody.
Sebelumnya diinformasikan, abrasi terjadi akibat curah hujan tinggi dan banjir pada Desember 2024 lalu, yang menyebabkan longsoran di bagian pinggir jalan.
Kondisi itu juga memicu penurunan pasangan bronjong di beberapa titik ruas jalan Ujung Pandaran–Kuala Pembuang.
Setelah dilakukan pengecekan teknis, ditemukan penurunan pekerjaan bronjong pada sejumlah titik tertentu di item pekerjaan pasangan bronjong.(ram)