Dari altar gereja kecil di Kalimantan, hingga sorotan lampu panggung internasional, David Alphared Nababan adalah bukti nyata bahwa suara tulus dan mimpi yang besar bisa melampaui sekat-sekat jarak dan budaya. Bak lagu yang belum selesai dimainkan, kisahnya masih terus berlanjut.
NOVIA NADYA CLAUDIA, Palangka Raya
DI suatu sudut Eropa Timur, tepatnya di panggung Romania’s Got Talent, nama David Alphared Nababan kini menggemakan semangat dan talenta muda Indonesia. Mahasiswa asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah itu sukses melangkah ke babak semifinal ajang pencarian bakat paling bergengsi di Romania.
Penampilannya yang menggetarkan hati membuat banyak orang bertanya-tanya, siapa sosok pemilik suara merdu itu. Video-video aksinya di atas panggung viral di media sosial.
Lahir di Palangka Raya, 18 November 2002, David bukan hanya seorang mahasiswa jurusan Sastra Bahasa Inggris-Romania dan Terapi Fisik di Universitas Vasile Alecsandri, Bacău, Romania. Ia adalah potret anak muda dengan semangat tanpa batas dan keberanian untuk bermimpi besar.
Darah seni rupa dalam dirinya bukan dari garis keturunan, melainkan dari panggilan hati.
“Tidak ada satu pun anggota keluarga saya yang berlatar belakang seniman, terutama di musik. Jadi, saya belajar sendiri,” ucap David saat diwawancarai Kalteng Pos, Rabu (23/4/2025).
Perjalanannya bermula sejak usia 12 tahun, saat suara pertamanya bergema di dalam gereja sebagai seorang worshipper. Selama sembilan tahun, ia mengabdi sebagai penyanyi pujian dengan genre gospel, bahkan sempat membentuk band rohani bernama Glorious Power Worship yang kerap tampil pada perayaan Natal, festival keagamaan Kristen, hingga Kebaktian Kebangkitan Rohani (KKR).
Namun, seperti halnya mimpi besar lainnya, jalan yang ditempuh David tidak selalu mulus.
“Tidak mudah menyanyikan lagu-lagu rohani di Indonesia, karena bukan semua orang bisa menikmatinya, mengingat mayoritas penduduk beragama Islam,” jelasnya, tanpa nada mengeluh.
Tahun 2023 menjadi titik balik dalam hidupnya. David memilih melanjutkan studi di Romania, negeri yang jauh dari tanah kelahiran, tetapi justru membuka jalan baginya untuk mengeksplorasi potensi yang selama ini terpendam.
“Di sini, saya bertemu orang-orang dari berbagai negara yang berani keluar dari zona nyaman. Itu menginspirasi saya untuk menyanyikan semua genre,” katanya.
Pengalaman menyanyi di gereja merupakan bekal berharga baginya.
“Latihan bisa di mana saja, tidak harus di gereja, yang penting konsisten dan mau belajar,” ucap David.
Keputusannya untuk mendaftar Romania’s Got Talent bermula dari dorongan seorang teman, yang ternyata adalah pemenang RGT musim ke-14.
“Dialah yang menyemangati saya untuk ikut. Awalnya saya hanya mengirim video nyanyi, tidak menyangka langsung dihubungi tim produksi,” kenangnya.
Kini, setelah berhasil menembus semifinal, David menyadari bahwa mimpi itu nyata. Keluarganya di Indonesia begitu bangga.
“Mereka sangat bahagia, terutama karena saya bisa membawa nama Palangka Raya ke panggung internasional,” tutur bungsu dari lima bersaudara ini.
Meski demikian, ia juga menghadapi berbagai tekanan. Bukan dari juri atau pesaing, melainkan dari ekspektasi publik.
“Beberapa orang berharap saya menampilkan sesuatu yang berbeda, padahal tiap peserta punya porsi dan batasannya. Saya ingin tetap autentik,” katanya.
Di balik gemerlap sorotan, David tetap membumi. Ia merindukan masakan rumah, suasana kota kecil, dan terutama dukungan dari komunitasnya.
“Makanan Indonesia itu… saya kangen banget,” ucapnya sambil tertawa kecil.
Tak lupa, David berpesan untuk generasi muda yang ingin mengikuti jejaknya.
“Jangan bosan mencoba hal baru. Fokus pada potensi yang kita miliki. Jangan dengarkan suara-suara negatif. Percaya saja kalau kamu bisa,” tegasnya.
Kini, David tengah bersiap untuk babak semifinal dan berharap bisa terus menekuni dunia musik sembari menempuh pendidikan.
“Keduanya penting. Kalau suatu saat diundang untuk tampil di Palangka Raya, saya pasti datang. Itu rumah saya,” ucapnya penuh harap. (ce/ram)