Setelah dana yang terkumpul dinanggap cukup, tahun 1993 dimulailah pembangunan vihara tersebut. Proses pembangunan vihara itu sepenuhnya mengandalkan dana hasil penggalangan serta bantuan dari kepengurusan vihara saat itu.
“Pada tahun 1994 vihara ini selesai dibangun dan langsung diresmikan, saat itu kami menghadirkan suhu dari Singkawang, Pontianak untuk meresmikan vihara kami,” katanya.
Inggrid pun sedikit menceritakan situasi peresmian kala itu. Tidak ada benda lain selain bangunan vihara yang masih kosong. Tidak ada patung atau pernak-pernik yang menjadi persembahan untuk ibadah.
“Vihara ini dahulu berdiri dan diresmikan secara kosong, akhirnya saya minta kepada suhu yang akan datang dari Singkawang untuk membelikan patung Dewi Kwan Im yang kecil. Kami titipkan uang Rp800 ribu untuk beli patung itu,” kisahnya.
Vihara itu pun dinamai Vihara Kwan Im. Alasannya, vihara itu hanya memiliki satu patung, yakni patung Dewi Kwan Im. Acara peresmian saat itu berjalan lancar. Inggid menceritakan bagaimana terharunya pelaksanaan peresmian yang begitu sakral.
“Saat peresmian pukul 12.00 WIB, ketika suhu membacakan doa untuk vihara kami dan meminta agar Tuhan membersihkan vihara ini, ketika suhu mengibarkan kipasnya, sejurus kemudian turun hujan, padahal kondisi cuaca cerah, matahari begitu terik saat itu,” tuturnya.
Terlihat, lanjut dia, bagaimana Tuhan betul-betul memberikan apa yang diminta umat. Hujan turun hanya di sekitar vihara saja, dengan harapan vihara ini dibersihkan dan siap digunakan menjadi tempat beribadah.