Jumat, Juni 6, 2025
27.4 C
Palangkaraya

Jejak Datuk Sampit dan Kai Jungkir (2) Tokoh Sakti, Makamnya Ternyata Sering.. 

Ia juga menceritakan Selain dari cerita lisan yang berkembang di masyarakat, ada pula versi sejarah yang menyebut asal-usul nama Sampit berasal dari eksistensi sebuah kerajaan tua yang berdiri di wilayah Bagendang sekitar tahun 1600-an. Kerajaan itu dikenal dengan nama Kerajaan Sungai Sampit, yang saat itu dipimpin oleh Raja Bungsu.

Dari berbagai catatan sejarah lokal dan tradisi lisan, disebutkan bahwa Raja Bungsu memiliki dua orang anak, yaitu Lumuh Sampit dan Lumuh Langgana. Nama Sampit diyakini berasal dari nama salah satu anak raja tersebut, yakni Lumuh Sampit. Nama ini kemudian digunakan untuk menamai sungai yang mengalir di wilayah kerajaan, yakni Sungai Sampit, yang kelak juga menjadi nama daerah yang kita kenal hingga kini.

Baca Juga :  Membentuk Kader Muda Peduli Alam dan Lingkungan

“Di kitab Empu Tantular itu ada disebut kata ‘Sampit’. Tapi letaknya belum diketahui secara pasti. Namun dalam sejarah lokal, disebutkan tahun 1600-an sudah ada kerajaan yang dipimpin Raja Bungsu, dan salah satu anaknya bernama Sampit,” ujarnya.

Catatan sejarah lainnya juga mengaitkan Sampit sebagai bagian dari wilayah yang disebut dalam kitab Negarakertagamakarya Mpu Prapanca pada tahun 1365, yang menandakan bahwa kawasan ini telah memiliki peran penting sejak masa Majapahit. Kini, jejak kerajaan tua itu masih tersisa dalam bentuk artefak seperti bekas tiang ulin, keramik, dan kapal yang ditemukan di sekitar wilayah PT Indo Belambit, lokasi yang diduga kuat sebagai pusat Kerajaan Sungai Sampit. (*/ala)

Baca Juga :  Mulyansah dan Risnawati Buka Layanan Pijet Kesehatan

Ia juga menceritakan Selain dari cerita lisan yang berkembang di masyarakat, ada pula versi sejarah yang menyebut asal-usul nama Sampit berasal dari eksistensi sebuah kerajaan tua yang berdiri di wilayah Bagendang sekitar tahun 1600-an. Kerajaan itu dikenal dengan nama Kerajaan Sungai Sampit, yang saat itu dipimpin oleh Raja Bungsu.

Dari berbagai catatan sejarah lokal dan tradisi lisan, disebutkan bahwa Raja Bungsu memiliki dua orang anak, yaitu Lumuh Sampit dan Lumuh Langgana. Nama Sampit diyakini berasal dari nama salah satu anak raja tersebut, yakni Lumuh Sampit. Nama ini kemudian digunakan untuk menamai sungai yang mengalir di wilayah kerajaan, yakni Sungai Sampit, yang kelak juga menjadi nama daerah yang kita kenal hingga kini.

Baca Juga :  Membentuk Kader Muda Peduli Alam dan Lingkungan

“Di kitab Empu Tantular itu ada disebut kata ‘Sampit’. Tapi letaknya belum diketahui secara pasti. Namun dalam sejarah lokal, disebutkan tahun 1600-an sudah ada kerajaan yang dipimpin Raja Bungsu, dan salah satu anaknya bernama Sampit,” ujarnya.

Catatan sejarah lainnya juga mengaitkan Sampit sebagai bagian dari wilayah yang disebut dalam kitab Negarakertagamakarya Mpu Prapanca pada tahun 1365, yang menandakan bahwa kawasan ini telah memiliki peran penting sejak masa Majapahit. Kini, jejak kerajaan tua itu masih tersisa dalam bentuk artefak seperti bekas tiang ulin, keramik, dan kapal yang ditemukan di sekitar wilayah PT Indo Belambit, lokasi yang diduga kuat sebagai pusat Kerajaan Sungai Sampit. (*/ala)

Baca Juga :  Mulyansah dan Risnawati Buka Layanan Pijet Kesehatan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/