Minggu, Maret 9, 2025
22.8 C
Palangkaraya

Muhammad Sastra Bijaksana, Generasi Muda yang Mencintai Al-Qur'an sejak Dini (6)

Selain Hafal 2 Juz, Sastra Gemar Karate dan Panjat Tebing

Generasi muda pecinta Al-Qur’an berikutnya adalah Muhammad Sastra Bijaksana. Murid yang duduk di bangku kelas IV tersebut sudah hafal dua juz setengah kitab suci Al-Qur’an. 

FITRI SHAFA KAMILA, Palangka Raya

DIBESARKAN dalam keluarga yang penuh kasih sayang, Muhammad Sastra Bijaksana tumbuh menjadi anak yang aktif dan gemar bereksplorasi. Saat ini, ia menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Al-Ghazali Palangka Raya.

Di tempatnya menimba ilmu, anak yang akrab disapa Sastra ini dikenal aktif dalam belajar serta mengikuti berbagai ekstrakurikuler olahraga.

Kesibukannya dalam beragam kegiatan tak membuatnya letih. Saat belajar mengaji, ia tetap bersemangat menghafal bersama teman-teman di kompleks tempat tinggalnya.

“Tiap hari libur dia (Sastra) dan teman-temannya belajar hafalan, justru di luar dari jam ngaji mereka bisa main sambil hafalan,” ungkap Nurfath Dwi Putriati, ibu dari Sastra saat diwawancara di salah satu kafe di Palangka Raya, Sabtu (1/3/2025).

Baca Juga :  Murottal Diputar hingga Subuh, Kini Nur Azmi Hafal Enam Juz

Dikatakan Putri, metode hafalan yang digunakan oleh guru ngaji anaknya dianggap cerdas dan bagus, yakni menggunakan metode sambung ayat.

Biasanya surat yang dihafal akan dibacakan, lalu disambung ayat berikutnya oleh anak-anak lain. Sistem ini membuat anak lebih enjoy dan tidak merasa terbebani dengan hafalan.

Pasutri Nurfath Dwi Putriati dan Adi Bijaksana memberikan kebebasan bagi anak sulungnya itu untuk menyenangi dan mencoba banyak hal, termasuk olahraga.

“Ada karate, sepak bola, panjat tebing, dan panah,” tutur Sastra.

Meskipun tergolong lekas bosan, tetapi jika sudah menyukai sesuatu, maka akan bertahan lama.

Kini Sastra tengah sibuk mempersiapkan diri untuk ujian akhir sekolah. Sudah menjadi kebiasaan baginya, tiap akhir pekan menyetorkan hafalan Al-Qur’an kepada guru ngaji.

“Saya giat menghafal dengan mengulang bacaan agar hafalan surah makin lancar,” kata Sastra.

Baca Juga :  Diproduksi Setahun Sekali, Pernah Dapat Pesanan dari Taiwan

Saat ini, bocah kelas enam SD itu sudah berhasil menghafal 2,5 juz dan masih melanjutkan hafalannya hingga tuntas. Setelah menamatkan sekolah dasar, Sastra berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Darul Ma’arif di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Putri dan Adi bersyukur bisa menyekolahkan anak mereka di lingkungan yang dekat dengan agama. Apalagi pergaulan sang anak di sekitar rumah juga mendukungnya menjadi seorang hafiz Al-Qur’an.

Tidak dapat dimungkiri, terbesit kekhawatiran dirinya akan tingkah laku dan sikap dari anak zaman sekarang. Hal itu menjadi fokus utama dirinya bersama pasangan, bekerja sama membangun karakter dan mengenalkan agama sedini mungkin.

Menyadari latar belakang dirinya dan suami bukan di bidang agama, mereka mengharapkan sang anak bisa lebih baik dengan belajar dan menghafalkan Al-Qur’an, agar bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. (bersambung/ce/ala)

 

Generasi muda pecinta Al-Qur’an berikutnya adalah Muhammad Sastra Bijaksana. Murid yang duduk di bangku kelas IV tersebut sudah hafal dua juz setengah kitab suci Al-Qur’an. 

FITRI SHAFA KAMILA, Palangka Raya

DIBESARKAN dalam keluarga yang penuh kasih sayang, Muhammad Sastra Bijaksana tumbuh menjadi anak yang aktif dan gemar bereksplorasi. Saat ini, ia menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Al-Ghazali Palangka Raya.

Di tempatnya menimba ilmu, anak yang akrab disapa Sastra ini dikenal aktif dalam belajar serta mengikuti berbagai ekstrakurikuler olahraga.

Kesibukannya dalam beragam kegiatan tak membuatnya letih. Saat belajar mengaji, ia tetap bersemangat menghafal bersama teman-teman di kompleks tempat tinggalnya.

“Tiap hari libur dia (Sastra) dan teman-temannya belajar hafalan, justru di luar dari jam ngaji mereka bisa main sambil hafalan,” ungkap Nurfath Dwi Putriati, ibu dari Sastra saat diwawancara di salah satu kafe di Palangka Raya, Sabtu (1/3/2025).

Baca Juga :  Murottal Diputar hingga Subuh, Kini Nur Azmi Hafal Enam Juz

Dikatakan Putri, metode hafalan yang digunakan oleh guru ngaji anaknya dianggap cerdas dan bagus, yakni menggunakan metode sambung ayat.

Biasanya surat yang dihafal akan dibacakan, lalu disambung ayat berikutnya oleh anak-anak lain. Sistem ini membuat anak lebih enjoy dan tidak merasa terbebani dengan hafalan.

Pasutri Nurfath Dwi Putriati dan Adi Bijaksana memberikan kebebasan bagi anak sulungnya itu untuk menyenangi dan mencoba banyak hal, termasuk olahraga.

“Ada karate, sepak bola, panjat tebing, dan panah,” tutur Sastra.

Meskipun tergolong lekas bosan, tetapi jika sudah menyukai sesuatu, maka akan bertahan lama.

Kini Sastra tengah sibuk mempersiapkan diri untuk ujian akhir sekolah. Sudah menjadi kebiasaan baginya, tiap akhir pekan menyetorkan hafalan Al-Qur’an kepada guru ngaji.

“Saya giat menghafal dengan mengulang bacaan agar hafalan surah makin lancar,” kata Sastra.

Baca Juga :  Diproduksi Setahun Sekali, Pernah Dapat Pesanan dari Taiwan

Saat ini, bocah kelas enam SD itu sudah berhasil menghafal 2,5 juz dan masih melanjutkan hafalannya hingga tuntas. Setelah menamatkan sekolah dasar, Sastra berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Darul Ma’arif di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Putri dan Adi bersyukur bisa menyekolahkan anak mereka di lingkungan yang dekat dengan agama. Apalagi pergaulan sang anak di sekitar rumah juga mendukungnya menjadi seorang hafiz Al-Qur’an.

Tidak dapat dimungkiri, terbesit kekhawatiran dirinya akan tingkah laku dan sikap dari anak zaman sekarang. Hal itu menjadi fokus utama dirinya bersama pasangan, bekerja sama membangun karakter dan mengenalkan agama sedini mungkin.

Menyadari latar belakang dirinya dan suami bukan di bidang agama, mereka mengharapkan sang anak bisa lebih baik dengan belajar dan menghafalkan Al-Qur’an, agar bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. (bersambung/ce/ala)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/