Kamis, Mei 8, 2025
29.8 C
Palangkaraya

Mengenalkan Rukun Haji Sejak Usia Dini, Mereka Sudah Hafal Doa-doanya

RIBUAN anak tingkat Raudhatul Athfal (RA) se-Kota Palangka Raya mengikuti manasik haji. Kegiatan tahunan ini bertujuan mengenalkan rukun dan tahapan ibadah haji sejak usia dini.

Di bawah terik mentari, sebanyak 1.444 anak dari 37 RA se-Kota Palangka Raya antusias mengikuti kegiatan manasik haji yang digelar di Asrama Haji Al Mabrur, Jalan G. Obos Induk, Rabu (7/5).

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kota Palangka Raya H. Supiani HK menjelaskan, kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama Kemenag, Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), dan Kelompok Kerja Guru RA (KKGRA) Kota Palangka Raya.

“Tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak sejak dini tentang pelaksanaan ibadah haji dan umrah, dengan harapan kelak mereka tidak asing lagi ketika menjalankan ibadah haji sungguhan di Tanah Suci,” ucapnya.

Rangkaian manasik dimulai dari simulasi niat ihram, wukuf di Padang Arafah, murur di Muzdalifah, dan pelontaran jamrah di Mina. Anak-anak diajak melaksanakan tawaf mengelilingi replika Ka’bah serta Sa’i antara Shafa dan Marwah. Kegiatan tahunan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi elemen pendidikan RA se-Palangka Raya.

“Alhamdulillah, kegiatan ini rutin kami laksanakan tiap tahun. Semoga tahun-tahun berikut makin baik dan bermanfaat,” kata Supiani.

Manasik ini juga melibatkan partisipasi para orang tua, yang turut mendampingi anak-anak dalam mengenal lebih dekat makna dan tata cara ibadah haji. Diharapkan tidak hanya anak-anak yang mendapat hikmah dan manfaat dari manasik haji ini, tetapi para orang tua pun mendapatkan pengetahuan serupa.

Baca Juga :  Syairnya Tak Hanya Indah, Namun Ada Nilai-Nilai untuk Pedoman Hidup

Di tempat yang sama, guru pembimbing dari RA Hidayatul Insan, Ustazah Novia, menyebut pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kegiatan tahunan ini.

Manasik haji kali ini disambut antusias oleh para peserta didik. Tahun ini ada sekitar 40 anak yang ikut serta. Kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran keagamaan, sekaligus pembiasaan sejak dini dalam mengenal rukun kelima Islam.

“Kami ingin persiapkan anak-anak sejak dini, mulai dari foto bersama, penjelasan tentang apa itu manasik haji, niat, bacaan salat sunah, hingga makna dan simbol-simbol seperti Ka’bah dan Sa’i. Karena anak-anak belum tahu, maka dijelaskan dengan sederhana,” kata Novia.

Ia menambahkan, anak laki-laki diwajibkan mengenakan kain ihram yang disediakan dan dipakai bergantian tiap tahun, sementara anak perempuan menggunakan gamis masing-masing. Mereka diimbau untuk sarapan dahulu di rumah masing-masing sebelum berangkat mengikuti manasik haji.

Sementara itu, salah satu orang tua peserta bernama Hikmah, menyebut tidak ada persiapan khusus di rumah untuk anaknya, karena sebagian besar kebutuhan telah difasilitasi sekolah. Ia hanya menyiapkan beberapa barang yang dapat membuat anaknya nyaman selama mengikuti manasik haji.

Baca Juga :  Usaha Pembuatan Perahu Tetap Eksis dan Selalu Banjir Pesanan

“Bajunya sudah disiapkan sekolah, kami hanya memastikan anak-anak sarapan dahulu biar enggak rewel. Tidak lupa bawa kipas atau topi biar mereka enggak kepanasan, intinya bagaimana supaya anak-anak merasa senang selama kegiatan,” ungkapnya.

Kegembiraan dirasakan para peserta. Salah satunya Abib, murid RA Hidayatul Insan. Ia terlihat begitu semangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Meski cuaca cukup panas, Abib tetap ceria dan aktif mengikuti berbagai tahapan manasik, seperti thawaf mengelilingi miniatur Ka’bah, Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah, hingga melempar jamrah.

Ia mengaku telah menghafal doa dan niat haji yang diajarkan guru di sekolah dan dibantu ibunya di rumah. Menurutnya, pengalaman ini sangat menyenangkan, karena dilakukan bersama teman-teman sekelas, sambil mengenakan pakaian ihram sebagaimana jemaah haji sungguhan.

“Senang sih, meski cuaca panas, tetapi bisa ramai-ramai, jadi seru, doa dan niatnya sudah hafal, diajari sama guru dan bunda, semoga nanti bisa haji beneran bareng ayah sama ibu, pengen lihat langsung Ka’bah bersama orang tua,” ucap Abib.

Kegiatan manasik haji ini diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai ibadah sejak dini pada generasi muda, serta menjadi pengalaman berharga yang akan dikenang mereka hingga dewasa nanti. (*/ce/ala)

RIBUAN anak tingkat Raudhatul Athfal (RA) se-Kota Palangka Raya mengikuti manasik haji. Kegiatan tahunan ini bertujuan mengenalkan rukun dan tahapan ibadah haji sejak usia dini.

Di bawah terik mentari, sebanyak 1.444 anak dari 37 RA se-Kota Palangka Raya antusias mengikuti kegiatan manasik haji yang digelar di Asrama Haji Al Mabrur, Jalan G. Obos Induk, Rabu (7/5).

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kota Palangka Raya H. Supiani HK menjelaskan, kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama Kemenag, Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), dan Kelompok Kerja Guru RA (KKGRA) Kota Palangka Raya.

“Tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak sejak dini tentang pelaksanaan ibadah haji dan umrah, dengan harapan kelak mereka tidak asing lagi ketika menjalankan ibadah haji sungguhan di Tanah Suci,” ucapnya.

Rangkaian manasik dimulai dari simulasi niat ihram, wukuf di Padang Arafah, murur di Muzdalifah, dan pelontaran jamrah di Mina. Anak-anak diajak melaksanakan tawaf mengelilingi replika Ka’bah serta Sa’i antara Shafa dan Marwah. Kegiatan tahunan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi elemen pendidikan RA se-Palangka Raya.

“Alhamdulillah, kegiatan ini rutin kami laksanakan tiap tahun. Semoga tahun-tahun berikut makin baik dan bermanfaat,” kata Supiani.

Manasik ini juga melibatkan partisipasi para orang tua, yang turut mendampingi anak-anak dalam mengenal lebih dekat makna dan tata cara ibadah haji. Diharapkan tidak hanya anak-anak yang mendapat hikmah dan manfaat dari manasik haji ini, tetapi para orang tua pun mendapatkan pengetahuan serupa.

Baca Juga :  Syairnya Tak Hanya Indah, Namun Ada Nilai-Nilai untuk Pedoman Hidup

Di tempat yang sama, guru pembimbing dari RA Hidayatul Insan, Ustazah Novia, menyebut pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kegiatan tahunan ini.

Manasik haji kali ini disambut antusias oleh para peserta didik. Tahun ini ada sekitar 40 anak yang ikut serta. Kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran keagamaan, sekaligus pembiasaan sejak dini dalam mengenal rukun kelima Islam.

“Kami ingin persiapkan anak-anak sejak dini, mulai dari foto bersama, penjelasan tentang apa itu manasik haji, niat, bacaan salat sunah, hingga makna dan simbol-simbol seperti Ka’bah dan Sa’i. Karena anak-anak belum tahu, maka dijelaskan dengan sederhana,” kata Novia.

Ia menambahkan, anak laki-laki diwajibkan mengenakan kain ihram yang disediakan dan dipakai bergantian tiap tahun, sementara anak perempuan menggunakan gamis masing-masing. Mereka diimbau untuk sarapan dahulu di rumah masing-masing sebelum berangkat mengikuti manasik haji.

Sementara itu, salah satu orang tua peserta bernama Hikmah, menyebut tidak ada persiapan khusus di rumah untuk anaknya, karena sebagian besar kebutuhan telah difasilitasi sekolah. Ia hanya menyiapkan beberapa barang yang dapat membuat anaknya nyaman selama mengikuti manasik haji.

Baca Juga :  Usaha Pembuatan Perahu Tetap Eksis dan Selalu Banjir Pesanan

“Bajunya sudah disiapkan sekolah, kami hanya memastikan anak-anak sarapan dahulu biar enggak rewel. Tidak lupa bawa kipas atau topi biar mereka enggak kepanasan, intinya bagaimana supaya anak-anak merasa senang selama kegiatan,” ungkapnya.

Kegembiraan dirasakan para peserta. Salah satunya Abib, murid RA Hidayatul Insan. Ia terlihat begitu semangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Meski cuaca cukup panas, Abib tetap ceria dan aktif mengikuti berbagai tahapan manasik, seperti thawaf mengelilingi miniatur Ka’bah, Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah, hingga melempar jamrah.

Ia mengaku telah menghafal doa dan niat haji yang diajarkan guru di sekolah dan dibantu ibunya di rumah. Menurutnya, pengalaman ini sangat menyenangkan, karena dilakukan bersama teman-teman sekelas, sambil mengenakan pakaian ihram sebagaimana jemaah haji sungguhan.

“Senang sih, meski cuaca panas, tetapi bisa ramai-ramai, jadi seru, doa dan niatnya sudah hafal, diajari sama guru dan bunda, semoga nanti bisa haji beneran bareng ayah sama ibu, pengen lihat langsung Ka’bah bersama orang tua,” ucap Abib.

Kegiatan manasik haji ini diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai ibadah sejak dini pada generasi muda, serta menjadi pengalaman berharga yang akan dikenang mereka hingga dewasa nanti. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/