Oleh;Â Agus Pramono
SELURUH rangkaian pemilihan kepala daerah sudah hampir rampung. Semuanya bersyukur, keamanan dan ketertiban terjaga dengan baik.
Hampir tidak ada gejolak. Hanya satu yang mencolok dan viral. Yaitu, kejadian di TPS 04, Desa Selat Utara, Kuala Kapuas. Ulah kelompok panitia pemungutan suara atau KPPS yang sengaja nyoblos beberapa lembar surat suara sisa.
Pesta demokrasi boleh hampir selesai, tapi ada saga Gus yang masih menggantung. Bikin dahi berkerut. Ada yang menguras air mata, bikin emosi, hingga yang memancing tawa.
Gus pertama ada Agus sedih sekali. Begitulah julukan yang menempel padanya. Matanya ditutup perban setiap kali muncul ke publik. Dilapisi lagi dengan kaca mata. Air keras merenggut penglihatannya.
Peristiwa itu menyayat hati. Awalnya. Sampai ratusan juta terkumpul dari donasi. Tapi, ternyata sengkarut donasi untuknya justru jadi pergunjingan nitizen. Sampai-sampai menteri sosial turun tangan. Sejauh ini, belum jelas berakhir seperti apa.
Gus kedua adalah Agus Buntung. Bukan hanya buntung dalam arti fisik, tapi moralnya mungkin yang buntung.
Dia diduga menjadi pelaku asusila terhadap belasan wanita. Nitizen berempati dengan pria yang tinggal di Lombok, NTB itu. Tak percaya. Masak pria tanpa dua tangan bisa berbuat asusila terhadap wanita.
Ternyata, bukan tangan-tangannya yang bekerja dalam memperdaya calon korbannya. Melainkan dengan mulut manisnya.
Terungkap, Agus melakukan grooming dan manipulasi psikologis.
Gus ketiga pasti sudah tak asing lagi di telinga Anda. Gus yang satu ini, Gus Miftah, mungkin sudah lebih sering Anda lihat.
Videonya viral gara-gara ucapan gobl*k yang dilempar ke seorang penjual es teh.
Entah itu satire, guyonan, atau lidah yang terpeleset akibat terlalu licin. Tetap saja, kata-kata tajam seperti itu lebih berbahaya dari pada es teh kedaluwarsa.
Dunia maya bereaksi. Gus Miftah dianggap tak beradab. Sunhaji, si penjual es teh, malah kebanjiran rezeki.
Rekeningnya menggendut, bahkan dapat bonus paket wisata religi berupa umrah. Dari seorang penjual es teh sederhana, Sunhaji mendadak jadi seleb kampung yang beruntung.
Sementara itu, Gus Miftah dihantam badai opini. Nama besar yang dulu diagungkan sekarang jadi bahan gosip.
Video-video ceramah lamanya mulai dibedah netizen. Mencari lagi kata-kata dalam video yang mungkin terdengar merendahkan. Diviralkan.
Akhirnya, Gus Miftah tak hanya minta maaf kepada Sunhaji dan publik, tetapi juga menyeka air mata seiring menyerahkan jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Gus keempat adalah Agustiar Sabran. Lain cerita kalau Gus yang ini. Kalau Agus yang ini, sepertinya tidak sedih.
Justru senyumnya makin lebar. Meski sering jadi bahan cemoohan karena gaya bicaranya yang tersendat-sendat, ia tampaknya tak peduli.
Dari deretan nama Agus, dia yang terlihat paling beruntung. Suami dari Thisia ini tinggal menghitung hari menuju penetapan sebagai Gubernur Kalteng.
Namun, jabatan adalah ujian. Apakah Agustiar akan membawa perubahan besar bagi Kalteng? Atau malah membuat Kalteng babak belur? Jadi, kita tunggu saja, apakah Agus yang ini bisa amanah atau malah jadi cerita pahit Agus berikutnya.(*)
*) Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kalteng Pos