Sabtu, November 2, 2024
27.2 C
Palangkaraya

Mengenal Lebih Dekat Caleg DPR RI dari Partai Golkar, Lely H Tundang, S.S., M.M

Lely H Tundang Perempuan Asli Dayak yang Siap Bangun Kalteng

Lely Hendrawati Tundang, S.S., M.M punya tekad untuk membantu Kalimantan Tengah (Kalteng) lebih diperhatikan pemerintah pusat. Baginya, harus ada perempuan yang jadi wakil di pusat, agar lebih maju lagi pembangunan dan sumber daya manusia (SDM). Perwakilan perempuan sangat dibutuhkan untuk mewakili Kalteng, agar suara aspirasi perempuan tersampaikan dan terimpelementasi. Untuk itu, ia memutuskan maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI. Hal itu diungkapkannya dalam acara Podcast Ruang Redaksi Kalteng Pos, Rabu (7/2) lalu.

 

MUTOHAROH, Palangka Raya

 

DI mata caleg DPR RI dari Partai Golkar daerah pemilihan (dapil) Kalteng nomor urut 3, Lely Hendrawati Tundang, ada banyak aspek pembangunan di Kalteng yang harus diperjuangkan di pusat. Putri asli Kalteng itu hadir untuk membantu masyarakat mewujudkan aspirasi di tingkat pusat.

Sebagai orang asli Dayak Ngaju, Lely maju ke pemilihan DPR RI dengan membawa misi memperbaiki infrastruktur, kelistrikan, pendidikan, kesehatan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan lainnya. Politikus Partai Golkar yang maju dalam pemilihan legislatif (pileg) DPR RI itu ingin mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena menurutnya Kalteng memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.

“Ibu saya asli orang Dayak Ngaju dari Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, masih keturunan salah satu tokoh terkenal Dayak, Nyai Balau,” ucapnya.

Baca Juga :  Video Karya SDN-1 Tangirang: Gambarkan Kerinduan Belajar di Sekolah, Ajak Warga Patuhi Prokes dan Vaksin

Sementara itu, lanjutnya, ayahnya berasal dari Kabupaten Pulang Pisau dan merupakan cicit dari keturunan Ngabe Soekah. Alasan dirinya terpanggil untuk memperjuangkan aspirasi rakyat di pusat, karena ia merasa ada banyak yang perlu diperjuangkan untuk Kalteng.

Wanita yang juga aktif di ormas Dayak itu besar dan bekerja di ibu kota dan sudah berkeliling ke 5 benua dan 158 negara. Dia juga sudah malang melintang melihat kemegahan pembangunan di ibu kota dan berbagai belahan dunia yang begitu pesat. Sedangkan daerah yang menjadi asal usulnya, belum begitu maju. Padahal kekayaan alam melimpah dan adat budaya pun sangat kuat. Semua itu bisa dijadikan modal untuk memajukan daerah.

“Saya bekerja di sektor pariwisata. Sudah melihat berbagai daerah. Bali itu maju karena pariwisata dan budayanya. Saya ingin Kalteng sama seperti Bali. Ekonomi masyarakat berkembang melalui pariwisata. Jadi harus ada yang berjuang di pusat agar pembangunan di sini terbantu,” ungkapnya.

Dia menerangkan, pengembangan pariwisata memiliki efek domino yang kuat untuk mengangkat perekonomian masyarakat mulai tingkat bawah hingga atas. Untuk itu, pengembangan sektor pariwisata sangat penting, karena pariwisata merupakan wajah dan ciri khas suatu daerah. Karena itu, pengembangnya sangat penting dilakukan. Pariwisata bukanlah sekadar tempat berekreasi. Namun termasuk di dalamnya ada budaya, transportasi, penginapan, dan kuliner yang akan menggerakkan perekonomian daerah.

Baca Juga :  Ada-Ada Saja, Satu Bacaleg di Pulpis Daftar melalui Dua Partai

Menurut Lely, beberapa kabupaten di Kalteng sudah memiliki infrastruktur pariwisata yang sudah baik dan siap untuk dipromosikan. Sebagai contoh, Pangkalan Bun, Sampit, dan Kota Palangka Raya yang sudah memiliki bandara serta infrastruktur pariwisata yang bagus. Dapat dikonsepkan untuk memiliki jalur pariwisata yang menghubungkan Pangkalan Bun, Sampit, Kota Palangka Raya, hingga Pulau Pisau.

“Saya juga melihat sekolah pariwisata belum ada di Kalteng, saya ingin memperjuangkan pariwisata melalui perbaikan SDM di bidang pendidikan. Orang mengenal Indonesia itu karena Bali. Nah, saya ingin juga Kalteng dikenal karena ada budaya Dayak dan kearifan lokal,” tambahnya.

Selain masalah wisata, Lely berkeinginan untuk membantu masyarakat di bidang infrastruktur kelistrikan. “Saya sering turun ke masyarakat dan menemukan beberapa desa yang belum berlistrik. Jujur saya sangat sedih, karena saya besar di Jakarta yang kelistrikannya sudah bagus. Tetapi kenapa masih ada desa di Kalteng ini yang tidak punya listrik,” ujarnya.

Di akhir perbincangan, Lely mengajak masyarakat untuk memilih dan menitipkan suara sesuai hati nurani. Pilihlah orang yang memiliki kompetensi dan mau bekerja untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan sekadar janji tanpa ada realisasi. “Masyarakat butuh kepastian dan kerja nyata, agar aspirasi serta harapan mereka sampai juga ke pemerintah pusat, dan saya Lely Tundang siap untuk mewujudkan itu,” pungkasnya. (*/ce/uni)

Lely Hendrawati Tundang, S.S., M.M punya tekad untuk membantu Kalimantan Tengah (Kalteng) lebih diperhatikan pemerintah pusat. Baginya, harus ada perempuan yang jadi wakil di pusat, agar lebih maju lagi pembangunan dan sumber daya manusia (SDM). Perwakilan perempuan sangat dibutuhkan untuk mewakili Kalteng, agar suara aspirasi perempuan tersampaikan dan terimpelementasi. Untuk itu, ia memutuskan maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI. Hal itu diungkapkannya dalam acara Podcast Ruang Redaksi Kalteng Pos, Rabu (7/2) lalu.

 

MUTOHAROH, Palangka Raya

 

DI mata caleg DPR RI dari Partai Golkar daerah pemilihan (dapil) Kalteng nomor urut 3, Lely Hendrawati Tundang, ada banyak aspek pembangunan di Kalteng yang harus diperjuangkan di pusat. Putri asli Kalteng itu hadir untuk membantu masyarakat mewujudkan aspirasi di tingkat pusat.

Sebagai orang asli Dayak Ngaju, Lely maju ke pemilihan DPR RI dengan membawa misi memperbaiki infrastruktur, kelistrikan, pendidikan, kesehatan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan lainnya. Politikus Partai Golkar yang maju dalam pemilihan legislatif (pileg) DPR RI itu ingin mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena menurutnya Kalteng memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.

“Ibu saya asli orang Dayak Ngaju dari Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, masih keturunan salah satu tokoh terkenal Dayak, Nyai Balau,” ucapnya.

Baca Juga :  Video Karya SDN-1 Tangirang: Gambarkan Kerinduan Belajar di Sekolah, Ajak Warga Patuhi Prokes dan Vaksin

Sementara itu, lanjutnya, ayahnya berasal dari Kabupaten Pulang Pisau dan merupakan cicit dari keturunan Ngabe Soekah. Alasan dirinya terpanggil untuk memperjuangkan aspirasi rakyat di pusat, karena ia merasa ada banyak yang perlu diperjuangkan untuk Kalteng.

Wanita yang juga aktif di ormas Dayak itu besar dan bekerja di ibu kota dan sudah berkeliling ke 5 benua dan 158 negara. Dia juga sudah malang melintang melihat kemegahan pembangunan di ibu kota dan berbagai belahan dunia yang begitu pesat. Sedangkan daerah yang menjadi asal usulnya, belum begitu maju. Padahal kekayaan alam melimpah dan adat budaya pun sangat kuat. Semua itu bisa dijadikan modal untuk memajukan daerah.

“Saya bekerja di sektor pariwisata. Sudah melihat berbagai daerah. Bali itu maju karena pariwisata dan budayanya. Saya ingin Kalteng sama seperti Bali. Ekonomi masyarakat berkembang melalui pariwisata. Jadi harus ada yang berjuang di pusat agar pembangunan di sini terbantu,” ungkapnya.

Dia menerangkan, pengembangan pariwisata memiliki efek domino yang kuat untuk mengangkat perekonomian masyarakat mulai tingkat bawah hingga atas. Untuk itu, pengembangan sektor pariwisata sangat penting, karena pariwisata merupakan wajah dan ciri khas suatu daerah. Karena itu, pengembangnya sangat penting dilakukan. Pariwisata bukanlah sekadar tempat berekreasi. Namun termasuk di dalamnya ada budaya, transportasi, penginapan, dan kuliner yang akan menggerakkan perekonomian daerah.

Baca Juga :  Ada-Ada Saja, Satu Bacaleg di Pulpis Daftar melalui Dua Partai

Menurut Lely, beberapa kabupaten di Kalteng sudah memiliki infrastruktur pariwisata yang sudah baik dan siap untuk dipromosikan. Sebagai contoh, Pangkalan Bun, Sampit, dan Kota Palangka Raya yang sudah memiliki bandara serta infrastruktur pariwisata yang bagus. Dapat dikonsepkan untuk memiliki jalur pariwisata yang menghubungkan Pangkalan Bun, Sampit, Kota Palangka Raya, hingga Pulau Pisau.

“Saya juga melihat sekolah pariwisata belum ada di Kalteng, saya ingin memperjuangkan pariwisata melalui perbaikan SDM di bidang pendidikan. Orang mengenal Indonesia itu karena Bali. Nah, saya ingin juga Kalteng dikenal karena ada budaya Dayak dan kearifan lokal,” tambahnya.

Selain masalah wisata, Lely berkeinginan untuk membantu masyarakat di bidang infrastruktur kelistrikan. “Saya sering turun ke masyarakat dan menemukan beberapa desa yang belum berlistrik. Jujur saya sangat sedih, karena saya besar di Jakarta yang kelistrikannya sudah bagus. Tetapi kenapa masih ada desa di Kalteng ini yang tidak punya listrik,” ujarnya.

Di akhir perbincangan, Lely mengajak masyarakat untuk memilih dan menitipkan suara sesuai hati nurani. Pilihlah orang yang memiliki kompetensi dan mau bekerja untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan sekadar janji tanpa ada realisasi. “Masyarakat butuh kepastian dan kerja nyata, agar aspirasi serta harapan mereka sampai juga ke pemerintah pusat, dan saya Lely Tundang siap untuk mewujudkan itu,” pungkasnya. (*/ce/uni)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/