Sabtu, Maret 15, 2025
28.1 C
Palangkaraya

Muhammad Hanif Al Fatih, Generasi Muda yang Mencintai Al-Qur’an sejak Dini (15)

Subuh dan Magrib Waktu Terbaik Menghafal, Sehari Targetkan Dua Ayat

Mimpi besar Muhammad Hanif Al Fatih, seorang murid yang duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Islam Darussalam Palangka Raya. Ia bercita-cita menjadi pengusaha sukses dan hafiz 30 juz. Demi mewujudkan cita-citanya itu, ia berencana melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Insantama Bogor, agar bisa fokus menghafal dan mengejar mimpinya.

 

MUTOHAROH, Palangka Raya

 

MESKI terbilang masih belia, anak yang akrab disapa Hanif ini sudah punya cita-cita, yaitu menjadi seorang pengusaha kuliner sukses dan hafiz 30 juz Al-Qur’an. Demi menggapai impian itu, Hanif telah memutuskan melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Insantama Bogor, setelah lulus SD nanti.

“Menurut aku, Insantama Bogor itu bagus dan bisa mendukung aku dalam meraih cita-citaku, yaitu menjadi pengusaha sekaligus hafiz Al-Qur’an. Meski jaraknya jauh, tetapi aku enggak mau tau. Demi menuntut ilmu, kenapa harus takut,” ucap Hanif.

Saat ini, Hanif telah menghafal dua juz, yaitu juz 30 dan juz 1. Baginya, menghafal ayat-ayat suci bukanlah perkara mudah. Butuh ketekunan dan kesabaran. Meski demikian, ia yakin bahwa selama fokus pada tujuan, keinginannya menghafal semua juz bisa dicapai.

“Menghafal itu lumayan susah, karena harus diingat terus. Biasanya aku baca dahulu ayatnya, lalu diulang-ulang sampai hafal tanpa melihat mushaf. Bisa sampai lima atau sepuluh kali pengulangan,” jelas Hanif.

Baca Juga :  Harapkan Keselamatan dan Kebahagiaan Sepanjang Tahun

Di bawah pengawasan orang tuanya, anak kelahiran 2013 itu sudah memiliki jadwal khusus menghafal. Waktu terbaik baginya adalah setelah Subuh dan Magrib, karena saat itu pikirannya masih segar dan siap untuk menghafal. Kalau setelah salat Zuhur dan Isya, ia merasa tubuhnya sudah lelah dan kurang optimal untuk menghafal.

“Aku punya target minimal dua ayat per hari, tetapi kalau lagi semangat, bisa sampai 21 ayat dalam sehari,” katanya dengan penuh semangat.

Semangat Hanif dalam menghafal Al-Qur’an tidak lepas dari dorongan orang tuanya. Ayah dan bundanya juga merupakan penghafal Al-Qur’an yang menerapkan sistem 1 hari 1 juz dalam membaca Al-Qur’an di rumah. Kegiatan menghafal dilakukan tiap hari. Meski kerap merasa lelah, tetapi Hanif tetap merasa senang dan ikhlas melakukan itu.

“Kata Ayah dan Bunda, kalau tiap hari baca satu juz, lama-lama terbiasa dengan ayat-ayat itu. Kalau sering dibaca, akan lebih mudah diingat ayat-ayatnya,” tutur Hanif.

Hanif biasa menghafal bersama orang tua, terutama setelah salat Subuh dan salat Magrib. Ia juga menjadi panutan bagi kedua adiknya. Saat ini adiknya sedang dalam proses menghafal juz 30, sedangkan adik bungsunya masih kecil.

Baca Juga :  Ramadan, Mari Berlomba-lomba Mengumpulkan Pahala

“Aku sebagai anak pertama harus bisa kasih contoh yang baik buat adik-adik, meski Ayah Bunda enggak maksa, tetapi aku mau adik-adik bisa melihat contoh baik dari aku. Aku berharap mereka juga bisa menjadi penghafal Al-Qur’an,” ungkap Hanif.

Selain menghafal Al-Qur’an, Hanif juga memiliki jiwa wirausaha. Ia kerap membantu ibunya berjualan makanan. Dari situlah ia belajar tentang dunia bisnis dan makin mantap bercita-cita menjadi pengusaha kuliner sukses.

“Aku suka bantuin Bunda jualan. Dari Bunda aku belajar banyak tentang cara jualan dan melayani pelanggan,” katanya.

Dengan tekad yang kuat, Hanif menargetkan bisa menghafal 30 juz saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), atau sekitar usia 17 hingga 19 tahun. Ia optimistis, dengan kedisiplinan, fokus, dan doa, impian menjadi pengusaha dan hafiz Al-Qur’an dapat terwujud.

“Walaupun harus jauh dari keluarga nanti, bagiku enggak apa-apa, karena aku mau belajar mandiri,” ujarnya.

Perjalanan Hanif masih panjang. Namun, langkah-langkah yang ia ambil saat ini menunjukkan kesungguhannya dalam mengejar mimpi. Orang tuanya patut bangga memiliki putra pertama seperti Hanif, yang bertekad menjadi hafiz, pengusaha sukses, dan teladan bagi adik-adiknya. (bersambung/ce/ala)

Mimpi besar Muhammad Hanif Al Fatih, seorang murid yang duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Islam Darussalam Palangka Raya. Ia bercita-cita menjadi pengusaha sukses dan hafiz 30 juz. Demi mewujudkan cita-citanya itu, ia berencana melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Insantama Bogor, agar bisa fokus menghafal dan mengejar mimpinya.

 

MUTOHAROH, Palangka Raya

 

MESKI terbilang masih belia, anak yang akrab disapa Hanif ini sudah punya cita-cita, yaitu menjadi seorang pengusaha kuliner sukses dan hafiz 30 juz Al-Qur’an. Demi menggapai impian itu, Hanif telah memutuskan melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Insantama Bogor, setelah lulus SD nanti.

“Menurut aku, Insantama Bogor itu bagus dan bisa mendukung aku dalam meraih cita-citaku, yaitu menjadi pengusaha sekaligus hafiz Al-Qur’an. Meski jaraknya jauh, tetapi aku enggak mau tau. Demi menuntut ilmu, kenapa harus takut,” ucap Hanif.

Saat ini, Hanif telah menghafal dua juz, yaitu juz 30 dan juz 1. Baginya, menghafal ayat-ayat suci bukanlah perkara mudah. Butuh ketekunan dan kesabaran. Meski demikian, ia yakin bahwa selama fokus pada tujuan, keinginannya menghafal semua juz bisa dicapai.

“Menghafal itu lumayan susah, karena harus diingat terus. Biasanya aku baca dahulu ayatnya, lalu diulang-ulang sampai hafal tanpa melihat mushaf. Bisa sampai lima atau sepuluh kali pengulangan,” jelas Hanif.

Baca Juga :  Harapkan Keselamatan dan Kebahagiaan Sepanjang Tahun

Di bawah pengawasan orang tuanya, anak kelahiran 2013 itu sudah memiliki jadwal khusus menghafal. Waktu terbaik baginya adalah setelah Subuh dan Magrib, karena saat itu pikirannya masih segar dan siap untuk menghafal. Kalau setelah salat Zuhur dan Isya, ia merasa tubuhnya sudah lelah dan kurang optimal untuk menghafal.

“Aku punya target minimal dua ayat per hari, tetapi kalau lagi semangat, bisa sampai 21 ayat dalam sehari,” katanya dengan penuh semangat.

Semangat Hanif dalam menghafal Al-Qur’an tidak lepas dari dorongan orang tuanya. Ayah dan bundanya juga merupakan penghafal Al-Qur’an yang menerapkan sistem 1 hari 1 juz dalam membaca Al-Qur’an di rumah. Kegiatan menghafal dilakukan tiap hari. Meski kerap merasa lelah, tetapi Hanif tetap merasa senang dan ikhlas melakukan itu.

“Kata Ayah dan Bunda, kalau tiap hari baca satu juz, lama-lama terbiasa dengan ayat-ayat itu. Kalau sering dibaca, akan lebih mudah diingat ayat-ayatnya,” tutur Hanif.

Hanif biasa menghafal bersama orang tua, terutama setelah salat Subuh dan salat Magrib. Ia juga menjadi panutan bagi kedua adiknya. Saat ini adiknya sedang dalam proses menghafal juz 30, sedangkan adik bungsunya masih kecil.

Baca Juga :  Ramadan, Mari Berlomba-lomba Mengumpulkan Pahala

“Aku sebagai anak pertama harus bisa kasih contoh yang baik buat adik-adik, meski Ayah Bunda enggak maksa, tetapi aku mau adik-adik bisa melihat contoh baik dari aku. Aku berharap mereka juga bisa menjadi penghafal Al-Qur’an,” ungkap Hanif.

Selain menghafal Al-Qur’an, Hanif juga memiliki jiwa wirausaha. Ia kerap membantu ibunya berjualan makanan. Dari situlah ia belajar tentang dunia bisnis dan makin mantap bercita-cita menjadi pengusaha kuliner sukses.

“Aku suka bantuin Bunda jualan. Dari Bunda aku belajar banyak tentang cara jualan dan melayani pelanggan,” katanya.

Dengan tekad yang kuat, Hanif menargetkan bisa menghafal 30 juz saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), atau sekitar usia 17 hingga 19 tahun. Ia optimistis, dengan kedisiplinan, fokus, dan doa, impian menjadi pengusaha dan hafiz Al-Qur’an dapat terwujud.

“Walaupun harus jauh dari keluarga nanti, bagiku enggak apa-apa, karena aku mau belajar mandiri,” ujarnya.

Perjalanan Hanif masih panjang. Namun, langkah-langkah yang ia ambil saat ini menunjukkan kesungguhannya dalam mengejar mimpi. Orang tuanya patut bangga memiliki putra pertama seperti Hanif, yang bertekad menjadi hafiz, pengusaha sukses, dan teladan bagi adik-adiknya. (bersambung/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/