Minggu, September 29, 2024
23.7 C
Palangkaraya

Berharap Masjid Nurul Hikmah Bisa Gelar Salat Jumaat Lagi

Setelah peristiwa kebakaran hebat pada 2013 lalu. Masjid Nurul Hikmah akhirnya bisa berdiri kokoh dan megah serta dibangun dengan dual anti. Masjid bisa menampung ratusan jemaah, bisa digunakan untuk untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan keagamaan.

AGUS JAYA, Palangka Raya

“UKURAN di dalam masjid agak kecil sedikit. tetapi di bikin jadi dua lantai dari awalnya cuma satu lantai saja,” kata Ketua Pengurus Masjid H Zaini Madjedi saat berbincang dengan Kalteng Pos.

Pria yang ditunjuk sebagai pengurus Masjid Nurul Hikmah sejak tahun 2001 itu menambahkan, untuk sekarang Masjid Nurul Hikmah bisa menampung sekitar 300-400 jemaah. “Kalau sampai ke teras bahkan bisa lebih dari 500 orang,” terangnya lagi.

Sayangnya, kata H Zaini Madjedi, sejumlah ciri khas masjid terdahulu tidak bisa terlihat lagi. Masjid baru yang dibangun pemerintah ini disebutnya tidak memiliki kubah masjid serta menara masjid pun yang dulunya dibuat menjulang tinggi diganti dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih rendah.  

“Begitu juga sejumlah perangkat kelengkapan masjid seperti beduk yang dahulu ada kini sudah tidak ada lagi. Mimbar di dalam masjid pun telah diganti dengan mimbar yang terbuat dari kayu jati,” ungkap mantan Camat Pahandut ini.

Zaini Madjedi juga bercerita bahwa seiring perkembangan jaman dan semakin berkembangnya kota Palangka Raya, sekarang fungsi Masjid Nurul Hikmah yang dulunya menjadi tempat kegiatan penting sejumlah kegiatan keagamaan umat Islam sekarang juga sudah jauh berkurang.

Sekarang Masjid Nurul Hikmah yang berada di Jalan Darmo Sugondo, Kelurahan Pahandut tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan salat wajib lima waktu berjemaah dan pengajian rutin warga. “Kalau untuk salat Jumat sekarang sudah tidak (digunakan) lagi,” terang H Zaini Madjedi.

Dikatakannya bahwa untuk kegiatan salat Jumat, masyarakat di lingkungan sekitar pasar besar menggunakan Masjid Nurul Islam yang berada di Jalan Ahmad Yani, Palangka Raya yang lebih besar daya tampungnya.

Pemindahan lokasi salat Jumat ke Masjid Nurul Islam ini merupakan hasil kesepakatan dari para tokoh ulama Islam di kota Palangka Raya sendiri.

Kebetulan orang tuanya, KH Muhammad Madjedi sendiri juga merupakan salah seorang pendiri Masjid Nurul Islam tersebut. H Zaini Madjedi sendiri berharap agar ke depannya Masjid Nurul Hikmah bisa kembali menjadi kegiatan keagamaan umat Islam di lingkungan pasar besar. Terutama ia menginginkan agar masjid tersebut bisa kembali digunakan untuk kegiatan ibadah salat Jumat.

“Harapan saya kegiatan pelaksanaan Jumatan bisa dilaksanakan lagi di mesjid itu seperti masjid-masjid yang lain,” kata Zaini menyampaikan harapannya.

Dia juga berharap agar segera ada regenerasi yang bisa menggantikan dirinya sebagai pengurus masjid Nurul Hikmah. Terlebih dirinya sendiri sudah tidak lagi tinggal di dekat masjid Nurul Hikmah tersebut.

“Mudah mudahan dengan adanya perombakan pengurus masjid nanti  bisa membuat masjid Nurul Hikmah kembali menjadi lebih ramai lagi dan kembali menjadi pusat kegiatan syiar Islam di kota Palangkaraya” demikian harapan Zaini Madjedi. 

Sementara itu memasuki bulan Ramadan ini sendiri, sejumlah kegiatan keagamaan rutin di bulan ramadhan seperti kegiatan salat tarawih dan tadarus Ramadan digelar oleh pengurus Masjid Nurul Hikmah. (bersambung/ala/ko)

Setelah peristiwa kebakaran hebat pada 2013 lalu. Masjid Nurul Hikmah akhirnya bisa berdiri kokoh dan megah serta dibangun dengan dual anti. Masjid bisa menampung ratusan jemaah, bisa digunakan untuk untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan keagamaan.

AGUS JAYA, Palangka Raya

“UKURAN di dalam masjid agak kecil sedikit. tetapi di bikin jadi dua lantai dari awalnya cuma satu lantai saja,” kata Ketua Pengurus Masjid H Zaini Madjedi saat berbincang dengan Kalteng Pos.

Pria yang ditunjuk sebagai pengurus Masjid Nurul Hikmah sejak tahun 2001 itu menambahkan, untuk sekarang Masjid Nurul Hikmah bisa menampung sekitar 300-400 jemaah. “Kalau sampai ke teras bahkan bisa lebih dari 500 orang,” terangnya lagi.

Sayangnya, kata H Zaini Madjedi, sejumlah ciri khas masjid terdahulu tidak bisa terlihat lagi. Masjid baru yang dibangun pemerintah ini disebutnya tidak memiliki kubah masjid serta menara masjid pun yang dulunya dibuat menjulang tinggi diganti dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih rendah.  

“Begitu juga sejumlah perangkat kelengkapan masjid seperti beduk yang dahulu ada kini sudah tidak ada lagi. Mimbar di dalam masjid pun telah diganti dengan mimbar yang terbuat dari kayu jati,” ungkap mantan Camat Pahandut ini.

Zaini Madjedi juga bercerita bahwa seiring perkembangan jaman dan semakin berkembangnya kota Palangka Raya, sekarang fungsi Masjid Nurul Hikmah yang dulunya menjadi tempat kegiatan penting sejumlah kegiatan keagamaan umat Islam sekarang juga sudah jauh berkurang.

Sekarang Masjid Nurul Hikmah yang berada di Jalan Darmo Sugondo, Kelurahan Pahandut tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan salat wajib lima waktu berjemaah dan pengajian rutin warga. “Kalau untuk salat Jumat sekarang sudah tidak (digunakan) lagi,” terang H Zaini Madjedi.

Dikatakannya bahwa untuk kegiatan salat Jumat, masyarakat di lingkungan sekitar pasar besar menggunakan Masjid Nurul Islam yang berada di Jalan Ahmad Yani, Palangka Raya yang lebih besar daya tampungnya.

Pemindahan lokasi salat Jumat ke Masjid Nurul Islam ini merupakan hasil kesepakatan dari para tokoh ulama Islam di kota Palangka Raya sendiri.

Kebetulan orang tuanya, KH Muhammad Madjedi sendiri juga merupakan salah seorang pendiri Masjid Nurul Islam tersebut. H Zaini Madjedi sendiri berharap agar ke depannya Masjid Nurul Hikmah bisa kembali menjadi kegiatan keagamaan umat Islam di lingkungan pasar besar. Terutama ia menginginkan agar masjid tersebut bisa kembali digunakan untuk kegiatan ibadah salat Jumat.

“Harapan saya kegiatan pelaksanaan Jumatan bisa dilaksanakan lagi di mesjid itu seperti masjid-masjid yang lain,” kata Zaini menyampaikan harapannya.

Dia juga berharap agar segera ada regenerasi yang bisa menggantikan dirinya sebagai pengurus masjid Nurul Hikmah. Terlebih dirinya sendiri sudah tidak lagi tinggal di dekat masjid Nurul Hikmah tersebut.

“Mudah mudahan dengan adanya perombakan pengurus masjid nanti  bisa membuat masjid Nurul Hikmah kembali menjadi lebih ramai lagi dan kembali menjadi pusat kegiatan syiar Islam di kota Palangkaraya” demikian harapan Zaini Madjedi. 

Sementara itu memasuki bulan Ramadan ini sendiri, sejumlah kegiatan keagamaan rutin di bulan ramadhan seperti kegiatan salat tarawih dan tadarus Ramadan digelar oleh pengurus Masjid Nurul Hikmah. (bersambung/ala/ko)

Artikel Terkait