Kamis, November 21, 2024
26.5 C
Palangkaraya

Rafa Firjatullah, Pecatur Mura yang Mengharumkan Nama Bangsa (2/selesai)

Bulan Depan, Wakili Indonesia pada Event se-Asia

Pada usia yang masih muda, Rafa Firjatullah sudah mampu menorehkan prestasi gemilang, meski prosesnya tidak instan. Dalam waktu lima tahun, sejumlah event telah diikuti Rafa. Bahkan hingga ke kancah internasional. Bulan depan Rafa akan mewakili Indonesia mengikuti event catur se-Asia.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

MENJADI juara pertama pada turnamen catur junior yang dilaksanakan tingkat daerah di Kabupaten Murung Raya (Mura) pada 2017 lalu, merupakan awal Rafa menunjukkan kemampuannya. Sejak saat itu sejumlah prestasi diraih dari sejumlah kejuaraan catur yang diikutinya. Kepiawaian anak laki-laki yang saat itu masih duduk di bangku kelas dua Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Mura dilirik pelatih catur MN Zainal Arifin dari Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Mura.

Rafa mengenal catur dari sang kakek yang saban hari bermain catur bersama kakaknya. Rafa kecil pun terpikat dan mencoba mempelajari. Lama-lama terbiasa. Tiap ada waktu luang dimanfaatkan untuk bermain catur bersama kakek atau kakaknya.

Kebiasaan itu menjadi hobi anak laki-laki yang bercita-cita ingin menjadi polisi, kala itu. Pertama kali, dengan niat hanya ikut-ikutan, Rafa mendaftarkan diri mengikuti turnamen catur tingkat Kabupaten Mura kategori junior. Pada penampilan perdananya itu, justru langsung meraih juara pertama. Potensinya itu memikat hati pelatih untuk merangkulnya menjadi atlet catur Kota Emas.

Baca Juga :  Kewalahan Layani Pesanan, Tutup Orderan Lebih Awal

“Hobi saya bermain catur, awalnya diajarin sama kakek dan kakak, akhirnya suka bermain catur, suka main catur karena permainan ini menuntut kita berpikir,” kata Rafa saat ditemui di Palangka Raya, Kamis (8/9) lalu, sepulang mengikuti Malaysian Chess Festival di Kuala Lumpur.

Semenjak meraih juara pada turnamen itu, Rafa pun terus berlatih dan mengasah kemampuannya. Tumbuh semangat untuk menjadi pecatur andal yang menyandang gelar Grand Master (GM). Itulah cita-citanya saat ini. Perlahan ia mulai mencoba menggapai impian itu, dengan mengoleksi prestasi dari setiap kejuaraan catur yang diikuti.

“Dulu saya ingin jadi polisi, tapi saat ini cita-cita saya ingin jadi GM catur,” ucap anak laki-laki yang lahir di Puruk Cahu, 29 Juni 2011.

Baca Juga :  Mengunjungi Posko Layanan Cepat Emergency Call 112 Kota Kita

Mendampingi Rafa sebagai pelatih, MN Zainal Arifin mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anak didiknya itu. Sejak pertama kali bertemu Rafa pada turnamen tingkat kabupaten 2017 lalu, ia terpikat dengan kemahiran Rafa dalam bermain catur. Kemudian bersama Ketua Percasi Mura Pahala Budiawan mendatangi kediaman Rafa, memotivasinya untuk fokus menekuni permainan catur.

“Dapat respons positif baik dari Rafa dan orang tuanya, semenjak itu Rafa dilatih dan dibina di Pondok Catur Mura, makin lama bakatnya makin terlihat, terbukti tiap kali mengikuti kejuaraan tingkat kabupaten maupun provinsi, Rafa selalu meraih juara,” kata Zainal Arifin, pelatih yang bergabung dengan Percasi Mura sejak 2013 lalu.

Berhasil meraih prestasi tingkat provinsi, Rafa pun dipercayakan mewakili Kalteng pada sejumlah event nasional. Di antaranya kejuaraan nasional (kejurnas) yang dilaksanakan di Ambon dan Bangka Belitung. Pada kejurnas di Ambon, Rafa sukses sukses meraih juara pertama, sementara pada kejurnas kedua meraih juara kedua.

Pada usia yang masih muda, Rafa Firjatullah sudah mampu menorehkan prestasi gemilang, meski prosesnya tidak instan. Dalam waktu lima tahun, sejumlah event telah diikuti Rafa. Bahkan hingga ke kancah internasional. Bulan depan Rafa akan mewakili Indonesia mengikuti event catur se-Asia.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

MENJADI juara pertama pada turnamen catur junior yang dilaksanakan tingkat daerah di Kabupaten Murung Raya (Mura) pada 2017 lalu, merupakan awal Rafa menunjukkan kemampuannya. Sejak saat itu sejumlah prestasi diraih dari sejumlah kejuaraan catur yang diikutinya. Kepiawaian anak laki-laki yang saat itu masih duduk di bangku kelas dua Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Mura dilirik pelatih catur MN Zainal Arifin dari Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Mura.

Rafa mengenal catur dari sang kakek yang saban hari bermain catur bersama kakaknya. Rafa kecil pun terpikat dan mencoba mempelajari. Lama-lama terbiasa. Tiap ada waktu luang dimanfaatkan untuk bermain catur bersama kakek atau kakaknya.

Kebiasaan itu menjadi hobi anak laki-laki yang bercita-cita ingin menjadi polisi, kala itu. Pertama kali, dengan niat hanya ikut-ikutan, Rafa mendaftarkan diri mengikuti turnamen catur tingkat Kabupaten Mura kategori junior. Pada penampilan perdananya itu, justru langsung meraih juara pertama. Potensinya itu memikat hati pelatih untuk merangkulnya menjadi atlet catur Kota Emas.

Baca Juga :  Kewalahan Layani Pesanan, Tutup Orderan Lebih Awal

“Hobi saya bermain catur, awalnya diajarin sama kakek dan kakak, akhirnya suka bermain catur, suka main catur karena permainan ini menuntut kita berpikir,” kata Rafa saat ditemui di Palangka Raya, Kamis (8/9) lalu, sepulang mengikuti Malaysian Chess Festival di Kuala Lumpur.

Semenjak meraih juara pada turnamen itu, Rafa pun terus berlatih dan mengasah kemampuannya. Tumbuh semangat untuk menjadi pecatur andal yang menyandang gelar Grand Master (GM). Itulah cita-citanya saat ini. Perlahan ia mulai mencoba menggapai impian itu, dengan mengoleksi prestasi dari setiap kejuaraan catur yang diikuti.

“Dulu saya ingin jadi polisi, tapi saat ini cita-cita saya ingin jadi GM catur,” ucap anak laki-laki yang lahir di Puruk Cahu, 29 Juni 2011.

Baca Juga :  Mengunjungi Posko Layanan Cepat Emergency Call 112 Kota Kita

Mendampingi Rafa sebagai pelatih, MN Zainal Arifin mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anak didiknya itu. Sejak pertama kali bertemu Rafa pada turnamen tingkat kabupaten 2017 lalu, ia terpikat dengan kemahiran Rafa dalam bermain catur. Kemudian bersama Ketua Percasi Mura Pahala Budiawan mendatangi kediaman Rafa, memotivasinya untuk fokus menekuni permainan catur.

“Dapat respons positif baik dari Rafa dan orang tuanya, semenjak itu Rafa dilatih dan dibina di Pondok Catur Mura, makin lama bakatnya makin terlihat, terbukti tiap kali mengikuti kejuaraan tingkat kabupaten maupun provinsi, Rafa selalu meraih juara,” kata Zainal Arifin, pelatih yang bergabung dengan Percasi Mura sejak 2013 lalu.

Berhasil meraih prestasi tingkat provinsi, Rafa pun dipercayakan mewakili Kalteng pada sejumlah event nasional. Di antaranya kejuaraan nasional (kejurnas) yang dilaksanakan di Ambon dan Bangka Belitung. Pada kejurnas di Ambon, Rafa sukses sukses meraih juara pertama, sementara pada kejurnas kedua meraih juara kedua.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/