Kamis, Januari 30, 2025
24 C
Palangkaraya

Herwani Suri, Pemustaka Terbaik yang Membudayakan Membaca di Lingkungan Keluarga

Anak-Anak Tak Punya Gadget, Perpustakaan Jadi Tempat Hibura

Herwani Suri, seorang ayah tiga anak sekaligus Direktur Ma’had Asy Syafi’i Palangka Raya, merupakan sosok inspiratif di dunia literasi. Ia dinobatkan sebagai pemustaka terbaik 2024 oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

 

PENGHARGAAN ini ternyata bukan hal baru bagi keluarga Herwani. Tahun sebelumnya, anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) juga berhasil meraih penghargaan serupa. Tahun ini, ia dan kedua anaknya menorehkan kembali prestasi, satu untuk kategori SD, satu lagi untuk kategori SMP, dan Herwani sendiri pada kategori umum.

Berdasarkan penuturannya, penilaian dilakukan berdasarkan jumlah kunjungan dan peminjaman buku selama satu tahun.

 

Ia dan kedua anaknya konsisten mengunjungi perpustakaan. Hampir tiap pekan. Menjadikan mereka sebagai pengunjung setia dengan angka peminjaman buku cukup tinggi.

Lelaki kelahiran tahun 1986 ini memiliki pendekatan unik dalam mendidik anak-anak. Di rumah mereka, gadget dan televisi tidak menjadi pusat hiburan. Sebaliknya, membaca buku adalah kegiatan yang paling diutamakan. Bahkan anak-anak senang saat diajak ke perpustakaan.

“Anak-anak kami tidak punya gadget, di rumah juga tidak ada televisi. Jadi, perpustakaan menjadi tempat hiburan utama. Kadang kami yang mengajak mereka ke perpustakaan. Namun sering kali justru anak-anak yang meminta ke sana,” ceritanya saat ditemui Kalteng Pos, Selasa (21/1/2025).

Baca Juga :  Masa Berlaku Paspor 10 Tahun, Tarif PNBP Tidak Ada Perubahan

Ia juga memastikan anak-anaknya selalu memiliki akses ke buku. “Kalau untuk membeli buku, kami tidak pernah berpikir dua kali. Bahkan menghabiskan Rp500 ribu sampai Rp1 juta di toko buku tidak masalah. Bagi kami, buku adalah investasi pendidikan yang penting,” tambahnya.

Kecintaan membaca ayah tiga anak itu sudah tumbuh sejak dirinya kecil. Sebagai anak yang cenderung tertutup, buku menjadi pelarian sekaligus teman setia. Kebiasaan ini terus terbawa hingga dewasa, lalu ia wariskan kepada anak-anaknya.

“Saya suka membaca sejak kecil. Saat itu, kalau ada buku di rumah, saya pasti membacanya. Kebiasaan ini saya tanamkan juga ke anak-anak, karena saya ingin mereka juga mencintai membaca,” tuturnya.

Meski jadwalnya sebagai dosen sekaligus Direktur di Ma’had Asy Syafi’i cukup padat, lelaki berusia 38 tahun itu selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi perpustakaan, terutama pada akhir pekan. Program layanan perpustakaan yang buka hingga hari Sabtu membuatnya tetap konsisten berkunjung.

Baca Juga :  PLN Pasok Listrik 39 MVA

“Kami biasanya hanya bisa ke perpustakaan pada akhir pekan, karena anak-anak sekolah. Untungnya, perpustakaan buka sampai Sabtu siang, jadi lebih fleksibel,” ungkapnya.

Perjalanan hidup Herwani yang berasal dari Pelaihari, Kalimantan Selatan, hingga menetap di Palangka Raya pada 2017, diwarnai oleh semangat belajar yang tinggi. Ia pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru.

Kemudian melanjutkan studi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, hingga kemudian kembali ke Banjarmasin dan menetap di sana selama dua tahun, sebelum akhirnya bertolak ke Palangka Raya pada awal 2017 dan menetap hingga sekarang.

Melalui penghargaan pemustaka terbaik, Herwani tidak hanya membuktikan dirinya sebagai pegiat literasi, tetapi juga sebagai inspirasi bagi masyarakat luas untuk mencintai membaca.

“Membaca adalah cara kami membuka wawasan. Saya berharap penghargaan ini bisa memotivasi lebih banyak orang untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Dimulai dari keluarga, budaya membaca akan melahirkan generasi yang cerdas dan berwawasan luas,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Herwani Suri, seorang ayah tiga anak sekaligus Direktur Ma’had Asy Syafi’i Palangka Raya, merupakan sosok inspiratif di dunia literasi. Ia dinobatkan sebagai pemustaka terbaik 2024 oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

 

PENGHARGAAN ini ternyata bukan hal baru bagi keluarga Herwani. Tahun sebelumnya, anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) juga berhasil meraih penghargaan serupa. Tahun ini, ia dan kedua anaknya menorehkan kembali prestasi, satu untuk kategori SD, satu lagi untuk kategori SMP, dan Herwani sendiri pada kategori umum.

Berdasarkan penuturannya, penilaian dilakukan berdasarkan jumlah kunjungan dan peminjaman buku selama satu tahun.

 

Ia dan kedua anaknya konsisten mengunjungi perpustakaan. Hampir tiap pekan. Menjadikan mereka sebagai pengunjung setia dengan angka peminjaman buku cukup tinggi.

Lelaki kelahiran tahun 1986 ini memiliki pendekatan unik dalam mendidik anak-anak. Di rumah mereka, gadget dan televisi tidak menjadi pusat hiburan. Sebaliknya, membaca buku adalah kegiatan yang paling diutamakan. Bahkan anak-anak senang saat diajak ke perpustakaan.

“Anak-anak kami tidak punya gadget, di rumah juga tidak ada televisi. Jadi, perpustakaan menjadi tempat hiburan utama. Kadang kami yang mengajak mereka ke perpustakaan. Namun sering kali justru anak-anak yang meminta ke sana,” ceritanya saat ditemui Kalteng Pos, Selasa (21/1/2025).

Baca Juga :  Masa Berlaku Paspor 10 Tahun, Tarif PNBP Tidak Ada Perubahan

Ia juga memastikan anak-anaknya selalu memiliki akses ke buku. “Kalau untuk membeli buku, kami tidak pernah berpikir dua kali. Bahkan menghabiskan Rp500 ribu sampai Rp1 juta di toko buku tidak masalah. Bagi kami, buku adalah investasi pendidikan yang penting,” tambahnya.

Kecintaan membaca ayah tiga anak itu sudah tumbuh sejak dirinya kecil. Sebagai anak yang cenderung tertutup, buku menjadi pelarian sekaligus teman setia. Kebiasaan ini terus terbawa hingga dewasa, lalu ia wariskan kepada anak-anaknya.

“Saya suka membaca sejak kecil. Saat itu, kalau ada buku di rumah, saya pasti membacanya. Kebiasaan ini saya tanamkan juga ke anak-anak, karena saya ingin mereka juga mencintai membaca,” tuturnya.

Meski jadwalnya sebagai dosen sekaligus Direktur di Ma’had Asy Syafi’i cukup padat, lelaki berusia 38 tahun itu selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi perpustakaan, terutama pada akhir pekan. Program layanan perpustakaan yang buka hingga hari Sabtu membuatnya tetap konsisten berkunjung.

Baca Juga :  PLN Pasok Listrik 39 MVA

“Kami biasanya hanya bisa ke perpustakaan pada akhir pekan, karena anak-anak sekolah. Untungnya, perpustakaan buka sampai Sabtu siang, jadi lebih fleksibel,” ungkapnya.

Perjalanan hidup Herwani yang berasal dari Pelaihari, Kalimantan Selatan, hingga menetap di Palangka Raya pada 2017, diwarnai oleh semangat belajar yang tinggi. Ia pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru.

Kemudian melanjutkan studi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, hingga kemudian kembali ke Banjarmasin dan menetap di sana selama dua tahun, sebelum akhirnya bertolak ke Palangka Raya pada awal 2017 dan menetap hingga sekarang.

Melalui penghargaan pemustaka terbaik, Herwani tidak hanya membuktikan dirinya sebagai pegiat literasi, tetapi juga sebagai inspirasi bagi masyarakat luas untuk mencintai membaca.

“Membaca adalah cara kami membuka wawasan. Saya berharap penghargaan ini bisa memotivasi lebih banyak orang untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Dimulai dari keluarga, budaya membaca akan melahirkan generasi yang cerdas dan berwawasan luas,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/