Padli menuturkan, sejak bujangan ia lebih sering menghabiskan waktu di masjid, bahkan hingga saat ini. Semenjak meninggalnya almarhum istri lima tahun silam, pria yang memiliki tiga anak tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya di Masjid Kiai Gede.
“Keseharian saya memang banyak di masjid, apalagi selama bulan puasa kegiatan mengajar madrasah diliburkan, jadi lebih banyak waktu di masjid, bahkan sering tidur di masjid,” bebernya.
Kendati demikian, Padli merasa senang dan bangga bisa menjadi bagian dari pengurus Masjid Kiai Gede. Semua tugas dikerjakan dengan sepenuh hati tanpa pernah mengeluh. Bahkan ia menganggap keberadaan Masjid Kiai Gede adalah bagian dari sejarah perjalanan hidupnya.
Padli menyebut bahwa banyak temannya yang menawarkan bantuan untuk mengurus masjid, terutama pada bulan Ramadan seperti sekarang ini, di mana kegiatan keagamaan lebih banyak dibanding hari biasa. “Saya sering ditawari bantuan dari teman-teman yang ingin menggantikan tugas saya sementara waktu, karena mereka khawatir saya kecapean, apalagi sampai tidur di masjid, ada yang ingin bantu saya untuk membangunkan warga saat sahur, tapi kerena saya sudah terbiasa melakukannya sendiri, jadi sulit untuk ditinggalkan,” ucapnya sembari tersenyum. (bersambung/ce/ala)