Senin, Juli 1, 2024
23.3 C
Palangkaraya

Melihat Kondisi Anak yang Diduga Terkena Gizi Buruk dan HIV di RSUD dr Doris Sylvanus

Lewati Masa Kritis, Fokus Meningkatkan Berat Badan

Sempat viral di media sosial Instagram, anak perempuan berinisial KNS kini menjalani perawatan di tempat yang tepat. Anak berusia 6 tahun yang didiagnosis menderita HIV itu kini berangsur-angsur membaik.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

TIGA hari yang lalu, KNS dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Doris Sylvanus dari yang sebelumnya dirawat di RSUD Mas Amsyar, Kasongan. Tiga hari dirawat, anak KNS kondisinya pun perlahan mulai membaik. Hal ini dikatakan oleh dokter spesialis anak yang langsung menanganinya dr Rurin Dwi Septiana Sp.A., M.Biomed.

“Keadaan umumnya sudah jauh membaik sejak pertama kali dirawat di sini. Saat ini KNS sudah tidak menggunakan infus. Jadi cairan elektrolit dan semua kebutuhannya semua masuk lewat susunya. Walaupun dia tidak bisa minum banyak, tapi kan ada selang yang masuk ke lambungnya yang membantu menyuplai nutrisi,” beber Rurin kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon, Jumat (28/10).

Kendati demikian, terkait dengan kondisi gizi dan berat badannya belum banyak perubahan. Namun yang jelas untuk tanda-tanda kegawatan kondisi gizi buruk seperti sebelumnya sudah terlewati. “Jadi sekarang tinggal maintenancenya dengan menaikkan berat badan,” ucapnya.

Rurin menyebut, Kamis (27/10), pihaknya masih melakukan stabilisasi kepada pasien karena baru dipindahkan ke RSUD dr Doris Sylvanus dengan dilakukannya cek ulang mengenai antropometri pasien. Antropometri merupakan pengukuran fisik untuk memahami ukuran tubuh manusia. Seperti pengukuran berat badan, panjang badan, dan lainnya.

“Kalau hari ketiga ini sih untuk berat badan dan gizi masih relatif sama. Artinya gizi buruknya juga belum terlewati. Tapi kalau untuk masa kritis, kegawatdaruratan mengalami gizi buruk, itu sudah lewat,” beber Rurin.

Baca Juga :  Akhir Desember, Vaksinasi Pelajar Ditargetkan 100 Persen

Pengamatan kesehatan yang sudah dilakukan selama ini terkait dengan diagnosis penyakit yang diderita KNS, pihaknya masih belum dapat memastikan diagnosis penyakit tertentu karena masih terdapat alur yang panjang hingga bisa sampai pada tahap pendiagnosaan. Namun, Rurin mengatakan sejauh ini penyakit yang diderita KNS adalah kondisi gizi buruk yang berat. Kemudian juga terdapat infeksi yang berat pada paru-paru. Terdapat TB Paru pada KNS yang saat ini sudah diobati.

“Untuk penyakit-penyakit yang lainnya kita masih observasi lagi, kami cari lagi, apakah ada penyakit-penyakit lain,” ucapnya.

Pada mulut KNS juga ada infeksi yang menurut Rurin dapat terjadi karena kemungkinan gizi buruk menyebabkan kondisi kekebalan tubuh juga menjadi sangat buruk. “Yang jelas saat ini TB Paru dan gizi buruk pada KNS sudah terbukti. Untuk yang lain-lain (Penyakit, red) masih kami cari,” imbuhnya.

Terkait dengan perkiraan kapan KNS akan dapat beraktivitas normal dari kondisinya saat ini, Rurin mengatakan upaya normalisasi tubuh dari penderita gizi buruk membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Berbeda dengan penyakit infeksi lain. “Pasti tidak cepat. Berbeda dengan penyakit infeksi lainnya seperti tipes atau demam berdarah yang masih bisa diprediksi. Kondisinya ini termasuk cukup berat, karena dia gizi buruk tadi itu,”sebutnya.

Melihat kondisi tersebut, KNS bisa saja lama berada di rumah sakit. Namun, Rurin menampik anggapan tersebut karena pihaknya akan melatih agar bagaimana KNS setelah dapat lepas dari masa-masa kritisnya, dengan menaikkan berat badannya sesuai dengan berat badan itu, maka setelah itu dapat dilakukan rawat jalan. Saat ini, ia masih makan dan minum dengan selang yang berada di hidungnya.

Baca Juga :  Riyo Pungki Irawan, Dokter di Balik Layanan Konsultasi Covid-19 Gratis, Ada Saja Yang Bertanya, ”Sudah Punya Pacar, Dok?”

“Jadi kalau dia saat ini minum dan makannya masih sulit dengan dibantu oleh selang yang di hidungnya, kalau nanti dengan menggunakan selang di hidung dia setelah itu bisa beradaptasi, lambungnya sudah mulai terisi karena lambungnya tidak berkembang, sekarang kan sudah mulai rutin kita susui, tiap tiga jam harus masuk susu sekian, ada targetnya. Kalau sudah rutin begini, lambungnya sudah terbiasa terisi, metabolismenya membaik, nanti kita ajari dia untuk makan. Nanti harapannya kan dia nggak lagi minum susu dan nggak lagi makan pakai selang,” jelasnya.

Terkait pemeriksaan dan perawatan yang seterusnya akan dilakukan, Rurin mengatakan telah diberikan obat-obatan injeksi dan obat-obatan minum kepada KNS. “Obat-obatan minum pun saat ini masih kita bantu lewat selang juga. Kemudian nutrisinya juga,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Doris Sylvanus, Pelayanan dr Devi Novianti Susanto membeberkan terkait penjaminan biaya rumah sakit KNS, penjaminan seperti termasuk pembiayaan di dalamnya dikembalikan kepada orang dari tempat asal, perujuknya, dan penjaminnya yang dari awal memasukkan ke RSUD dr Doris Sylvanus.

“Kalau masalah biaya dia ini kan ada perujuknya ya, dari pemda dan penjaminnya waktu itu, ya kami kembalikan ke mereka,” tegasnya saat ditemui Kalteng Pos, Jumat (28/10).

Devi tidak bisa memastikan terkait biaya pengobatan yang ditanggung pemerintah apakah sepenuhnya atau sebagian karena terdapat pendanaan lain yang bersumber dari pihak non pemerintah demi membantu memperbaiki kondisi kesehatan KNS.(ram)

 

Sempat viral di media sosial Instagram, anak perempuan berinisial KNS kini menjalani perawatan di tempat yang tepat. Anak berusia 6 tahun yang didiagnosis menderita HIV itu kini berangsur-angsur membaik.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

TIGA hari yang lalu, KNS dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Doris Sylvanus dari yang sebelumnya dirawat di RSUD Mas Amsyar, Kasongan. Tiga hari dirawat, anak KNS kondisinya pun perlahan mulai membaik. Hal ini dikatakan oleh dokter spesialis anak yang langsung menanganinya dr Rurin Dwi Septiana Sp.A., M.Biomed.

“Keadaan umumnya sudah jauh membaik sejak pertama kali dirawat di sini. Saat ini KNS sudah tidak menggunakan infus. Jadi cairan elektrolit dan semua kebutuhannya semua masuk lewat susunya. Walaupun dia tidak bisa minum banyak, tapi kan ada selang yang masuk ke lambungnya yang membantu menyuplai nutrisi,” beber Rurin kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon, Jumat (28/10).

Kendati demikian, terkait dengan kondisi gizi dan berat badannya belum banyak perubahan. Namun yang jelas untuk tanda-tanda kegawatan kondisi gizi buruk seperti sebelumnya sudah terlewati. “Jadi sekarang tinggal maintenancenya dengan menaikkan berat badan,” ucapnya.

Rurin menyebut, Kamis (27/10), pihaknya masih melakukan stabilisasi kepada pasien karena baru dipindahkan ke RSUD dr Doris Sylvanus dengan dilakukannya cek ulang mengenai antropometri pasien. Antropometri merupakan pengukuran fisik untuk memahami ukuran tubuh manusia. Seperti pengukuran berat badan, panjang badan, dan lainnya.

“Kalau hari ketiga ini sih untuk berat badan dan gizi masih relatif sama. Artinya gizi buruknya juga belum terlewati. Tapi kalau untuk masa kritis, kegawatdaruratan mengalami gizi buruk, itu sudah lewat,” beber Rurin.

Baca Juga :  Akhir Desember, Vaksinasi Pelajar Ditargetkan 100 Persen

Pengamatan kesehatan yang sudah dilakukan selama ini terkait dengan diagnosis penyakit yang diderita KNS, pihaknya masih belum dapat memastikan diagnosis penyakit tertentu karena masih terdapat alur yang panjang hingga bisa sampai pada tahap pendiagnosaan. Namun, Rurin mengatakan sejauh ini penyakit yang diderita KNS adalah kondisi gizi buruk yang berat. Kemudian juga terdapat infeksi yang berat pada paru-paru. Terdapat TB Paru pada KNS yang saat ini sudah diobati.

“Untuk penyakit-penyakit yang lainnya kita masih observasi lagi, kami cari lagi, apakah ada penyakit-penyakit lain,” ucapnya.

Pada mulut KNS juga ada infeksi yang menurut Rurin dapat terjadi karena kemungkinan gizi buruk menyebabkan kondisi kekebalan tubuh juga menjadi sangat buruk. “Yang jelas saat ini TB Paru dan gizi buruk pada KNS sudah terbukti. Untuk yang lain-lain (Penyakit, red) masih kami cari,” imbuhnya.

Terkait dengan perkiraan kapan KNS akan dapat beraktivitas normal dari kondisinya saat ini, Rurin mengatakan upaya normalisasi tubuh dari penderita gizi buruk membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Berbeda dengan penyakit infeksi lain. “Pasti tidak cepat. Berbeda dengan penyakit infeksi lainnya seperti tipes atau demam berdarah yang masih bisa diprediksi. Kondisinya ini termasuk cukup berat, karena dia gizi buruk tadi itu,”sebutnya.

Melihat kondisi tersebut, KNS bisa saja lama berada di rumah sakit. Namun, Rurin menampik anggapan tersebut karena pihaknya akan melatih agar bagaimana KNS setelah dapat lepas dari masa-masa kritisnya, dengan menaikkan berat badannya sesuai dengan berat badan itu, maka setelah itu dapat dilakukan rawat jalan. Saat ini, ia masih makan dan minum dengan selang yang berada di hidungnya.

Baca Juga :  Riyo Pungki Irawan, Dokter di Balik Layanan Konsultasi Covid-19 Gratis, Ada Saja Yang Bertanya, ”Sudah Punya Pacar, Dok?”

“Jadi kalau dia saat ini minum dan makannya masih sulit dengan dibantu oleh selang yang di hidungnya, kalau nanti dengan menggunakan selang di hidung dia setelah itu bisa beradaptasi, lambungnya sudah mulai terisi karena lambungnya tidak berkembang, sekarang kan sudah mulai rutin kita susui, tiap tiga jam harus masuk susu sekian, ada targetnya. Kalau sudah rutin begini, lambungnya sudah terbiasa terisi, metabolismenya membaik, nanti kita ajari dia untuk makan. Nanti harapannya kan dia nggak lagi minum susu dan nggak lagi makan pakai selang,” jelasnya.

Terkait pemeriksaan dan perawatan yang seterusnya akan dilakukan, Rurin mengatakan telah diberikan obat-obatan injeksi dan obat-obatan minum kepada KNS. “Obat-obatan minum pun saat ini masih kita bantu lewat selang juga. Kemudian nutrisinya juga,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Doris Sylvanus, Pelayanan dr Devi Novianti Susanto membeberkan terkait penjaminan biaya rumah sakit KNS, penjaminan seperti termasuk pembiayaan di dalamnya dikembalikan kepada orang dari tempat asal, perujuknya, dan penjaminnya yang dari awal memasukkan ke RSUD dr Doris Sylvanus.

“Kalau masalah biaya dia ini kan ada perujuknya ya, dari pemda dan penjaminnya waktu itu, ya kami kembalikan ke mereka,” tegasnya saat ditemui Kalteng Pos, Jumat (28/10).

Devi tidak bisa memastikan terkait biaya pengobatan yang ditanggung pemerintah apakah sepenuhnya atau sebagian karena terdapat pendanaan lain yang bersumber dari pihak non pemerintah demi membantu memperbaiki kondisi kesehatan KNS.(ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/