Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Hutan dan Sungai Sebagai Wadah dan Wajah Penghidupan Masyarakat Bumi Tambun Bungai

Oleh: Try Novian Hidayat

(Penuli sadalahFungsional Statistisi Pertama di BPS Kabupaten Barito Selatan)

USAHA mikro, kecil dan menengan (UMKM) dan pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah. (Sony Hendra Permana, Aspirasi Vol.8 No. 1 Juni 2017) Di Indonesia, UMKM merupakan salah satu sektor penopang perekonomian. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada tahun 2013 UMKM menyumbang kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian. Jumlah pelaku usaha pada periode tersebut mencapai 57.895.721 pelaku usaha atau 99,99 persen dari seluruh pelaku usaha. Selain itu, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 114.144.082 orang atau 96,99 persen tenaga kerja yang tersedia telah terserap ke sektor tersebut. Kontribusi sektor UMKM terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku 2000 sebesar 63,42persen. Sama halnya dengan sektor UMKM, sektor pariwisata juga sektor perekonomian yang strategis yang dapat menciptakan atau menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar di lingkungan dimana industri itu berdiri.

Kendati demikian, Provinsi Kalimantan Tengah belum cukup memaksimalkan kedua sektor tersebut untuk mengakselerasikan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Berdasarkan publikasi Profil Industri Mikro dan Kecil (IMK) Provinsi Kalimantan Tengah 2019 oleh BPS Provinsi Kalimantan Tengah diketahui bahwa industri mikro dan kecil di Kalimantan Tengah sebagian besar tenaga kerjanya merupakan tenaga kerja keluarga yakni sebesar 32,9 ribu pekerja atau sebesar 67 persen dari total pekerja industri mikro dan kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa skala UMKM yang ada saat ini masih sangat kecil sehingga hanya mampu mempekerjakan pekerja tak dibayar. Apabila bisa dilakukan peningkatan skala pada sektor UMKM ini bisa dibayangkan berapa tambahan jumlah lapangan usaha dan berapa nilai tambah yang dapat diciptakan dari sketor ini untuk perekonomian di Kalimantan Tengah.Selain itu, masih minimnya pelayanan atau bantuan yang diterima oleh pelaku industri mikro dan kecil juga merupakan masalah yang mengakibatkan kurang kuatnya sektor UMKM di Kalimantan Tengah. Masih dari publikasi Profil Industri Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah 2019, diketahui bahwa hampir sebagian besar yaitu 98 persen usaha/perusahaan industri mikro dan kecil menyatakan tidak pernah menerima pelayanan/bantuan.

Berdasarkan keterangan di atas, perlu adanya langkah-langkah penyusunan startegi yang bisa diwalai denga untuk mengumpulkan data dan realitas terkait kelebihan, kekurangan, peluang dan tantangan sektor UMKM dan pariwisata di Kalimantan Tengah. Kemudian data dan realitastersebut di disusun dalam sebuah diagram analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threads) sehingga kelebihan, kekurangan, peluang, dan tantangan yang sudah didapat terpetakan dengan baik. Dengan demikian maka akan didapat strategi yang baik untuk penguatan UMKM dan pariwisata di Kalimantan Tengah.

Kelebihan yang dimiliki Kalimantan Tengah dalam upaya penguatan sektor UMKM dan pariwisata adalah sumber daya alamnya berupa hutan dan sungai. Hutan dan sungai di Kalimantan Tengah merupakan wilayah yang dari dahulu menjadi sumber penghidupan masyarakat Kalimantan Tengah. Kehidupan sosial dan budaya masyakarat Kalimantan Tengah dekat dan berdampingan dengannya. Hasil hutan seperti kayu, buah-buahan hutan, tanaman untuk obat-obatan dan hasil sungai berupa berbagai macam ikan air tawar menjadi komoditas-komoditas yang banyak dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Tengah. Berdasarkan data Survei Pertanian Antar Sensus tahun 2018, diketahui bahwa di Kalimantan Tengah terdapat 35.317 Rumah Tangga Usaha Kehutanan, 8.807 rumah tangga budidaya ikan, 19.364 rumah tangga penangkapan ikan, dan 26.399 Rumah Tangga Usaha Perikanan. Adapun jenis kegiatan usaha kehutanan oleh rumah tangga tersebut adalah budidaya tanaman kehutanan sebanyak 30.721 rumah tangga, pembibitan tanaman kehutanan sebanyak 2.165 rumah tangga, menangkar tumbuhan liar sebanyak 1 rumah tangga, menangkar satwa liar sebanyak 5 rumah tangga, memungut hasil hutan sebanyak 4.225 rumah tangga, dan menangkap satwa liar sebanyak 867 rumah tangga.  Selain itu juga, di dalam ekosistem hutan di Kalimantan Tengah terdapat orang utan dan anggrek hutan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang berasal dari luar maupun orang dari Kalimantan Tengah itu sendiri.

Baca Juga :  Pendidikan Moderasi Beragama Bukan Sekadar Wacana

Berdasarkan data hasil survei IMK tahun 2019, sektor IMK di Kalimantan Tengah telah memberikan sumbangsih 14,97 persen dari total PDRB ADHB. Dari 14,97 persen kontribusi IMK ini, adapun tiga besar jenis usaha terbanyak adalah 12,2 ribu usaha industri makanan, 4,4 ribu usaha industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), dan barang anyamana dari rotan, bambu dan sejenisnya, dan 2,6 ribu usaha industri pakaian. Dari data di atas dapat dilihat bahwa posisi tertinggi kedua merupakan jenis usaha yang bergantung besar pada produksi dari hutan. Hal ini menunjukkan bahwa hutan di Kalimantan Tengah memiliki peran penting dalam penghidupan masyarakatnya.

Adapun kelemahan Kalimantan Tengah dalam sektor UMKM dan pariwisata adalah masih belum dimaksimalkannya manajemen dan pembinaan yang ada. Pertama, hal ini terlihat dari masalah yang telah disebutkan sebelumnya bahwa skala UMKM yang ada saat ini masih sangat kecil sehingga hanya mampu mempekerjakan pekerja tak dibayar. Kedua, sejalan dengan masalah pertama diketahui dari hasil survei IMK 2019 bahwa 98 persen pelaku IMK tidak/belum menerima pelayanan atau bantuan. Ketiga, kebanyakan hasil alam di Kalimantan Tengah yang diekspor keluar wilayah merupakan bahan mentah yang belum dilakukan proses pengolahan sehingga nilai tambah dari produk itu sendiri sangatlah kecil. Keempat, dalam hal pariwisata produk-produk asli Kalimantan Tengah tergolong mahal dan sarana-prasarana wisata tidak memadai padahal prinsip pengembangan pariwisata yang membuat wisatawan tertarik dengan suatu wilayah pariwisata adalah murahnya biaya yang dikeluarkan dan lengkapnya sarana-prasaran pariwisata yang membuat nyaman pengunjungnya. Kelima, masih sedikitnya pelaku usaha yang memanfaatkan internet dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Jika adanya manajemen dan pembinaan yang maksimal maka masalah-masalah diatas akan dapat dengan mudah diselesaikan. Pengelolaan dan pembinaan yang baik oleh pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah tentu sangat berpengaruh besar kepada pelaku UMKM dan pariwisata. Kecilnya skala UMKM yang ada sekarang dapat dimaksimalkan dengan pembinaan dari pihak-pihak yang berwenang sehingga 98 persen usaha yang belum tersentuh bantuan tersebut dapat berkembang menjadi lebih besar dan lebih dapat menyerap tenaga kerja bukan hanya dari pekerja tak dibayar, tetapi juga pekerja dibayar. Pengelolaan dan pembinaan terhadap pelaku UMKM juga dapat ditekankan dalam pemanfaatan internet. Berdasarkan data dari survei IMK 2019, penggunaan internet pada pelaku usaha mikro kecil di Kalimantan Tengah 15,6 persen dari pelaku usaha.Padahal internet merupakan hal yang sangat bermanfaat seandainya pelaku usaha mengetahui bagaimana menggunakannya untuk kegiatan pemasaran/iklan, penjualan produk, pembelian bahan baku, dan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan usahanya. Dengan adanya optimalisasi penggunaan internet dapat membuat proses penjualan yang dahulu biasanya melalui media perantara atau distributor yang mana hal ini membuat lebih tingginya harga suatu produk dapat berubah menjadi penjualan produk langsung oleh produsen kepada konsumen sehingga dapat menekan harga produk itu sendiri. Selain itu juga, menajemen dan pembinaan yang optimal diharapkan dapat mendorong sektor UMKM untuk mengupayakan peningkatan nilai tambah terhadap produk-produk yang diproduksinya tidak hanya mengandalkan penjualan langsung bahan baku yang masih mentah tetapi menjual produk-produk yang telah diolah.

Adapun peluang yang dapat membuat kuatnya UMKM dan pariwisata di Kalimantan Tengah adalah dengan menjadikan hutan dan sungai bukan hanya menjadi wadah penghidupan tetapi juga “wajah” penghidupan masyarakat bumi tambun bungai. Wajah disini maksudnya adalah bagaimana pola pikir yang ada sekarang bukan hanya menjual produk atau jasadari sektor UMKM dan pariwisata hanya untuk wadah penghidupan saja sehingga yang demikian tidak memberikan kesan yang lebih pada konsumen atau wisatawan untuk membeli atau mengunjungi lagi. Tetapi, prinsip yang tepat di zaman sekarang ini adalah bagaimana menjadikan wadah penghidupan masyarakat Kalimantan Tengah yang berasal dari hutan dan sungai ini dapat ditampilkan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan orang-orang akan hiburan, cita rasa, dan keindahan sebagai mana seseorang yang ingin menampilkan wajah yang enak dipandang untuk memberi kesan yang baik kepada siapapun yang melihatnya dan orang nyaman bertemu dengannya. Prinsip ini juga secara tidak langsung menggiring seluruh pelaku UMKM dan pariwisata untuk meningkatkan kualitas dari produk atau jasa yang dihasilkan masing-masing agar dapat bertahan.

Baca Juga :  Antara Isu SARA, Perdebatan Publik, dan Polarisasi Massa

Sebagai contoh, Kalimantan Tengah yang terkenal akan hutannya tetapi amat disayangkan hutan tersebut tidak dijadikan sebagi ikon dari wilayahnya. Ikon tersebut mungkin dapat diimplentasikan dengan bermacam bentuk seperti pembuatan hutan kota dimana isi hutan tersebut mewakili secara umum keanekaragaman flora dan fauna yang ada di dalam hutan yang aslinya. Atau dapat juga berupa pembuatan jalur tracking di dalam hutan yang memberikan pengalaman jelajah hutan yang menarik bagi wisatawan. Contoh lain yakni ikon Kalimantan Tengah sebagai wilayah yang banyak memilki sungai dapat berfokus pada pembangunan taman di sepanjang pesisir sungai, menyiapkan sarana-prasarana nelayan untuk nelayan dalam memasarkan produk dari usahanya seperti membuat pasar di daerah dermaga. Sedangkan untuk produk hasil dari hutan dan sungai yang dapat memberikan kesan tersendiri itu ada banyak seperti hasil hutan berupa tanaman obat-obatan, produk perhiasan dari batu-batuan dan masih banyak lainnya.

Peluang ini akan terwujud menjadi untuk keunggulan atau kelebihan Kalimantan Tengah tentunya dengan  dukungan berbagai pihak. Di dalam hal permodalan perlu adanya peran serta pihak-pihak yang berwenang agar geliat UMKM dan pariwisata lebih kuat. Dari data IMK 2019, diketahui bahwa modal usaha IMK di Kalimantan Tengah didominasi oleh modal milik sendiri yaitu sebesar 94,7 persen. Sedangkan modal yang berasal sepenuhnya dari pihak lain hanya sebesar 0,8 persen dan modal gabungan/patungan dengan pihak lain sebesar 4,5 persen.

Adapun tantangan Kalimantan Tengah dalam memperkuat sektor UMKM dan pariwisata ini adalah  bagaimana agar tersedianya bahan baku yang mudah dan murah untuk didapatkan oleh pelaku sektor UMKM dan pariwisata. Bahan baku merupakan komponen bahan yang habis dipakai/digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang/jasa. Berdasarkan data hasil survei IMK 2019, diketahui bahwa terdapat 5,2 ribu usaha yang memiliki kesulitan bahan baku untuk usahanya. Adapun penyebab usaha/perusahaan IMK mengalami kesulitan bahan baku yaitu bahan baku langka 29,4 persen, bahan baku mahal sebesar 46,6 persen, dan bahan baku jauh sebesar 14,8 persen. Namun, dengan menjadikan prinsip pengembangan UMKM dan pariwisata berdasarkan potensi alam yang dimiliki Kalimantan Tengah berupa hutan dan sungai tentu masalah terkait bahan baku akan menjadi teratasi karena bahan baku terkait sangat dekat dengan pelaku UMKM atau pariwisata.

Berdasarkan poin-poin pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memperkuat sektor UMKM dan pariwisata diperlukan perbaikan berbagai macam aspek. Adapun aspek-aspek tersebut adalah: 1) Perbaikan pola pikir, yakni memperbaiki bagaimana cara berpikir yang mengikuti dengan perkembangan zaman. Dimana sebelumnya pemanfaatan hutan dan sungai hanya untuk wadah penghidupan menjadi “wajah” penghidupan. Sehingga sumber daya alam yang ada, yang tersedia, yang dekat dengan kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah. 2) Perbaikan tata kelola (manajemen), yakni perbaikan dari pihak-pihak yang berwenang terkait pengelolaan dan pembinaan bagi pelaku UMKM dan pariwisata. Diharapkan dengan pengelolaan dan pembinaan yang baik tersebut pelaku UMKM dapat mendapatkan bantuan. Adapun bantuan tersebut tidak mesti berupa bantuan modal, tetapi juga termasuk bantuan dalam bentuk pembinaan untuk meningkatkan kualitas produk, pembinaan teknik pemasaran, pembinaan penggunaan internet untuk bisnis, kemudahan dalam mendapatkan bahan baku dan sebagainya. 3) Perbaikan infrastruktur, yakni perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang bagi pelaku UMKM dan pariwisata untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Adapun dalam perbaikan infrastruktur ini tentu diperlukan modal yang besar. Tetapi dengan prinsip pengembangan yang berwawasan dengan alam tentu modal yang besar ini merupakan pembangunan yang paling efektif dan efisien untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tenagh itu sendiri. Karena untuk menarik wisatawan atau pengunjung datang ke Kalimantan Tengah adalah dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman untuk wisatawan atau pengunjung tersebut.(*)

Oleh: Try Novian Hidayat

(Penuli sadalahFungsional Statistisi Pertama di BPS Kabupaten Barito Selatan)

USAHA mikro, kecil dan menengan (UMKM) dan pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah. (Sony Hendra Permana, Aspirasi Vol.8 No. 1 Juni 2017) Di Indonesia, UMKM merupakan salah satu sektor penopang perekonomian. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada tahun 2013 UMKM menyumbang kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian. Jumlah pelaku usaha pada periode tersebut mencapai 57.895.721 pelaku usaha atau 99,99 persen dari seluruh pelaku usaha. Selain itu, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 114.144.082 orang atau 96,99 persen tenaga kerja yang tersedia telah terserap ke sektor tersebut. Kontribusi sektor UMKM terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku 2000 sebesar 63,42persen. Sama halnya dengan sektor UMKM, sektor pariwisata juga sektor perekonomian yang strategis yang dapat menciptakan atau menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar di lingkungan dimana industri itu berdiri.

Kendati demikian, Provinsi Kalimantan Tengah belum cukup memaksimalkan kedua sektor tersebut untuk mengakselerasikan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Berdasarkan publikasi Profil Industri Mikro dan Kecil (IMK) Provinsi Kalimantan Tengah 2019 oleh BPS Provinsi Kalimantan Tengah diketahui bahwa industri mikro dan kecil di Kalimantan Tengah sebagian besar tenaga kerjanya merupakan tenaga kerja keluarga yakni sebesar 32,9 ribu pekerja atau sebesar 67 persen dari total pekerja industri mikro dan kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa skala UMKM yang ada saat ini masih sangat kecil sehingga hanya mampu mempekerjakan pekerja tak dibayar. Apabila bisa dilakukan peningkatan skala pada sektor UMKM ini bisa dibayangkan berapa tambahan jumlah lapangan usaha dan berapa nilai tambah yang dapat diciptakan dari sketor ini untuk perekonomian di Kalimantan Tengah.Selain itu, masih minimnya pelayanan atau bantuan yang diterima oleh pelaku industri mikro dan kecil juga merupakan masalah yang mengakibatkan kurang kuatnya sektor UMKM di Kalimantan Tengah. Masih dari publikasi Profil Industri Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah 2019, diketahui bahwa hampir sebagian besar yaitu 98 persen usaha/perusahaan industri mikro dan kecil menyatakan tidak pernah menerima pelayanan/bantuan.

Berdasarkan keterangan di atas, perlu adanya langkah-langkah penyusunan startegi yang bisa diwalai denga untuk mengumpulkan data dan realitas terkait kelebihan, kekurangan, peluang dan tantangan sektor UMKM dan pariwisata di Kalimantan Tengah. Kemudian data dan realitastersebut di disusun dalam sebuah diagram analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threads) sehingga kelebihan, kekurangan, peluang, dan tantangan yang sudah didapat terpetakan dengan baik. Dengan demikian maka akan didapat strategi yang baik untuk penguatan UMKM dan pariwisata di Kalimantan Tengah.

Kelebihan yang dimiliki Kalimantan Tengah dalam upaya penguatan sektor UMKM dan pariwisata adalah sumber daya alamnya berupa hutan dan sungai. Hutan dan sungai di Kalimantan Tengah merupakan wilayah yang dari dahulu menjadi sumber penghidupan masyarakat Kalimantan Tengah. Kehidupan sosial dan budaya masyakarat Kalimantan Tengah dekat dan berdampingan dengannya. Hasil hutan seperti kayu, buah-buahan hutan, tanaman untuk obat-obatan dan hasil sungai berupa berbagai macam ikan air tawar menjadi komoditas-komoditas yang banyak dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Tengah. Berdasarkan data Survei Pertanian Antar Sensus tahun 2018, diketahui bahwa di Kalimantan Tengah terdapat 35.317 Rumah Tangga Usaha Kehutanan, 8.807 rumah tangga budidaya ikan, 19.364 rumah tangga penangkapan ikan, dan 26.399 Rumah Tangga Usaha Perikanan. Adapun jenis kegiatan usaha kehutanan oleh rumah tangga tersebut adalah budidaya tanaman kehutanan sebanyak 30.721 rumah tangga, pembibitan tanaman kehutanan sebanyak 2.165 rumah tangga, menangkar tumbuhan liar sebanyak 1 rumah tangga, menangkar satwa liar sebanyak 5 rumah tangga, memungut hasil hutan sebanyak 4.225 rumah tangga, dan menangkap satwa liar sebanyak 867 rumah tangga.  Selain itu juga, di dalam ekosistem hutan di Kalimantan Tengah terdapat orang utan dan anggrek hutan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang berasal dari luar maupun orang dari Kalimantan Tengah itu sendiri.

Baca Juga :  Pendidikan Moderasi Beragama Bukan Sekadar Wacana

Berdasarkan data hasil survei IMK tahun 2019, sektor IMK di Kalimantan Tengah telah memberikan sumbangsih 14,97 persen dari total PDRB ADHB. Dari 14,97 persen kontribusi IMK ini, adapun tiga besar jenis usaha terbanyak adalah 12,2 ribu usaha industri makanan, 4,4 ribu usaha industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), dan barang anyamana dari rotan, bambu dan sejenisnya, dan 2,6 ribu usaha industri pakaian. Dari data di atas dapat dilihat bahwa posisi tertinggi kedua merupakan jenis usaha yang bergantung besar pada produksi dari hutan. Hal ini menunjukkan bahwa hutan di Kalimantan Tengah memiliki peran penting dalam penghidupan masyarakatnya.

Adapun kelemahan Kalimantan Tengah dalam sektor UMKM dan pariwisata adalah masih belum dimaksimalkannya manajemen dan pembinaan yang ada. Pertama, hal ini terlihat dari masalah yang telah disebutkan sebelumnya bahwa skala UMKM yang ada saat ini masih sangat kecil sehingga hanya mampu mempekerjakan pekerja tak dibayar. Kedua, sejalan dengan masalah pertama diketahui dari hasil survei IMK 2019 bahwa 98 persen pelaku IMK tidak/belum menerima pelayanan atau bantuan. Ketiga, kebanyakan hasil alam di Kalimantan Tengah yang diekspor keluar wilayah merupakan bahan mentah yang belum dilakukan proses pengolahan sehingga nilai tambah dari produk itu sendiri sangatlah kecil. Keempat, dalam hal pariwisata produk-produk asli Kalimantan Tengah tergolong mahal dan sarana-prasarana wisata tidak memadai padahal prinsip pengembangan pariwisata yang membuat wisatawan tertarik dengan suatu wilayah pariwisata adalah murahnya biaya yang dikeluarkan dan lengkapnya sarana-prasaran pariwisata yang membuat nyaman pengunjungnya. Kelima, masih sedikitnya pelaku usaha yang memanfaatkan internet dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Jika adanya manajemen dan pembinaan yang maksimal maka masalah-masalah diatas akan dapat dengan mudah diselesaikan. Pengelolaan dan pembinaan yang baik oleh pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah tentu sangat berpengaruh besar kepada pelaku UMKM dan pariwisata. Kecilnya skala UMKM yang ada sekarang dapat dimaksimalkan dengan pembinaan dari pihak-pihak yang berwenang sehingga 98 persen usaha yang belum tersentuh bantuan tersebut dapat berkembang menjadi lebih besar dan lebih dapat menyerap tenaga kerja bukan hanya dari pekerja tak dibayar, tetapi juga pekerja dibayar. Pengelolaan dan pembinaan terhadap pelaku UMKM juga dapat ditekankan dalam pemanfaatan internet. Berdasarkan data dari survei IMK 2019, penggunaan internet pada pelaku usaha mikro kecil di Kalimantan Tengah 15,6 persen dari pelaku usaha.Padahal internet merupakan hal yang sangat bermanfaat seandainya pelaku usaha mengetahui bagaimana menggunakannya untuk kegiatan pemasaran/iklan, penjualan produk, pembelian bahan baku, dan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan usahanya. Dengan adanya optimalisasi penggunaan internet dapat membuat proses penjualan yang dahulu biasanya melalui media perantara atau distributor yang mana hal ini membuat lebih tingginya harga suatu produk dapat berubah menjadi penjualan produk langsung oleh produsen kepada konsumen sehingga dapat menekan harga produk itu sendiri. Selain itu juga, menajemen dan pembinaan yang optimal diharapkan dapat mendorong sektor UMKM untuk mengupayakan peningkatan nilai tambah terhadap produk-produk yang diproduksinya tidak hanya mengandalkan penjualan langsung bahan baku yang masih mentah tetapi menjual produk-produk yang telah diolah.

Adapun peluang yang dapat membuat kuatnya UMKM dan pariwisata di Kalimantan Tengah adalah dengan menjadikan hutan dan sungai bukan hanya menjadi wadah penghidupan tetapi juga “wajah” penghidupan masyarakat bumi tambun bungai. Wajah disini maksudnya adalah bagaimana pola pikir yang ada sekarang bukan hanya menjual produk atau jasadari sektor UMKM dan pariwisata hanya untuk wadah penghidupan saja sehingga yang demikian tidak memberikan kesan yang lebih pada konsumen atau wisatawan untuk membeli atau mengunjungi lagi. Tetapi, prinsip yang tepat di zaman sekarang ini adalah bagaimana menjadikan wadah penghidupan masyarakat Kalimantan Tengah yang berasal dari hutan dan sungai ini dapat ditampilkan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan orang-orang akan hiburan, cita rasa, dan keindahan sebagai mana seseorang yang ingin menampilkan wajah yang enak dipandang untuk memberi kesan yang baik kepada siapapun yang melihatnya dan orang nyaman bertemu dengannya. Prinsip ini juga secara tidak langsung menggiring seluruh pelaku UMKM dan pariwisata untuk meningkatkan kualitas dari produk atau jasa yang dihasilkan masing-masing agar dapat bertahan.

Baca Juga :  Antara Isu SARA, Perdebatan Publik, dan Polarisasi Massa

Sebagai contoh, Kalimantan Tengah yang terkenal akan hutannya tetapi amat disayangkan hutan tersebut tidak dijadikan sebagi ikon dari wilayahnya. Ikon tersebut mungkin dapat diimplentasikan dengan bermacam bentuk seperti pembuatan hutan kota dimana isi hutan tersebut mewakili secara umum keanekaragaman flora dan fauna yang ada di dalam hutan yang aslinya. Atau dapat juga berupa pembuatan jalur tracking di dalam hutan yang memberikan pengalaman jelajah hutan yang menarik bagi wisatawan. Contoh lain yakni ikon Kalimantan Tengah sebagai wilayah yang banyak memilki sungai dapat berfokus pada pembangunan taman di sepanjang pesisir sungai, menyiapkan sarana-prasarana nelayan untuk nelayan dalam memasarkan produk dari usahanya seperti membuat pasar di daerah dermaga. Sedangkan untuk produk hasil dari hutan dan sungai yang dapat memberikan kesan tersendiri itu ada banyak seperti hasil hutan berupa tanaman obat-obatan, produk perhiasan dari batu-batuan dan masih banyak lainnya.

Peluang ini akan terwujud menjadi untuk keunggulan atau kelebihan Kalimantan Tengah tentunya dengan  dukungan berbagai pihak. Di dalam hal permodalan perlu adanya peran serta pihak-pihak yang berwenang agar geliat UMKM dan pariwisata lebih kuat. Dari data IMK 2019, diketahui bahwa modal usaha IMK di Kalimantan Tengah didominasi oleh modal milik sendiri yaitu sebesar 94,7 persen. Sedangkan modal yang berasal sepenuhnya dari pihak lain hanya sebesar 0,8 persen dan modal gabungan/patungan dengan pihak lain sebesar 4,5 persen.

Adapun tantangan Kalimantan Tengah dalam memperkuat sektor UMKM dan pariwisata ini adalah  bagaimana agar tersedianya bahan baku yang mudah dan murah untuk didapatkan oleh pelaku sektor UMKM dan pariwisata. Bahan baku merupakan komponen bahan yang habis dipakai/digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang/jasa. Berdasarkan data hasil survei IMK 2019, diketahui bahwa terdapat 5,2 ribu usaha yang memiliki kesulitan bahan baku untuk usahanya. Adapun penyebab usaha/perusahaan IMK mengalami kesulitan bahan baku yaitu bahan baku langka 29,4 persen, bahan baku mahal sebesar 46,6 persen, dan bahan baku jauh sebesar 14,8 persen. Namun, dengan menjadikan prinsip pengembangan UMKM dan pariwisata berdasarkan potensi alam yang dimiliki Kalimantan Tengah berupa hutan dan sungai tentu masalah terkait bahan baku akan menjadi teratasi karena bahan baku terkait sangat dekat dengan pelaku UMKM atau pariwisata.

Berdasarkan poin-poin pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memperkuat sektor UMKM dan pariwisata diperlukan perbaikan berbagai macam aspek. Adapun aspek-aspek tersebut adalah: 1) Perbaikan pola pikir, yakni memperbaiki bagaimana cara berpikir yang mengikuti dengan perkembangan zaman. Dimana sebelumnya pemanfaatan hutan dan sungai hanya untuk wadah penghidupan menjadi “wajah” penghidupan. Sehingga sumber daya alam yang ada, yang tersedia, yang dekat dengan kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah. 2) Perbaikan tata kelola (manajemen), yakni perbaikan dari pihak-pihak yang berwenang terkait pengelolaan dan pembinaan bagi pelaku UMKM dan pariwisata. Diharapkan dengan pengelolaan dan pembinaan yang baik tersebut pelaku UMKM dapat mendapatkan bantuan. Adapun bantuan tersebut tidak mesti berupa bantuan modal, tetapi juga termasuk bantuan dalam bentuk pembinaan untuk meningkatkan kualitas produk, pembinaan teknik pemasaran, pembinaan penggunaan internet untuk bisnis, kemudahan dalam mendapatkan bahan baku dan sebagainya. 3) Perbaikan infrastruktur, yakni perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang bagi pelaku UMKM dan pariwisata untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Adapun dalam perbaikan infrastruktur ini tentu diperlukan modal yang besar. Tetapi dengan prinsip pengembangan yang berwawasan dengan alam tentu modal yang besar ini merupakan pembangunan yang paling efektif dan efisien untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tenagh itu sendiri. Karena untuk menarik wisatawan atau pengunjung datang ke Kalimantan Tengah adalah dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman untuk wisatawan atau pengunjung tersebut.(*)

Artikel Terkait

Bukan Bakso Mas Bejo

Adab Anak Punk

Kota Cantik Tak Baik-Baik Saja

Parade Umbar Janji

Terpopuler

Artikel Terbaru

/