Oleh; Agus Pramono
SEIRING hari berganti, rangkaian pemilihan gubernur semakin asik untuk diikuti. Para pasangan calon sudah saling sindir. Para simpatisan sudah saling berbalas pantun di media sosial.
Meski belum memasuki masa kampanye, para pasangan calon sudah bergerak. Jarang ongkang-ongkang kaki di rumah. Banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
Para pasangan calon kini mulai bergerilya mencari suara. Berkunjung ke daerah-daerah. Jangankan cuaca panas, hujan deras pun diterabas agar bisa menyapa masyarakat dari dekat.
Para pasangan calon membuka telinga lebar-lebar. Mendengarkan keluhan wong cilik. Lalu, Merangkai kata-kata indah. Nadanya juga berirama. Pokoknya, terdengar begitu indah bagi yang mendengarnya.
Mereka juga mempertontonkan aksi simpati di atas panggung. Jika selama ini pasangan calon tak suka musik dangdut, dengan sangat terpaksa mereka harus bergoyang. Jika selama ini tak tahu itu band nyanyi lagu apa, dengan terpaksa mulut komat-kamit agar terlihat hafal lirik lagunya.
Para pasangan calon juga mendadak jiwa sosialnya tergugah. Kepedulian datang tiba-tiba. Seperti hujan di musim kemarau. Pokoknya sat set sat set.
Dua bulan ke depan, masyarakat akan dimanjakan dengan harapan. Dimanjakan dengan hiburan. Artis-artis ibu kota akan berdatangan. Mari kita ucapkan: Selamat datang di parade umbar janji.(*)
*) Penulis adalah Redaktur Pelaksana Kalteng Pos