Oleh; Rohansyah
SETIDAKNYA tiap orang pernah kecewa atau bahkan mungkin marah, saat keinginannya tidak terwujud. Terlebih dia merasa sudah sedaya upaya melakukan usaha terbaik untuk mencapainya.
Allah pun bisa jadi tidak luput dari amarahnya, astagfirullahalazim. Merasa Allah tidak adil dengan dirinya yang mengalami momen kekecewaan dan kesedihan secara berulang.
Mungkin ini jawabannya, kenapa segala sesuatu itu sering kali tidak sesuai ekspektasi kita.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu: Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Al Baqarah: 216).”
Ayat ini menyadarkan kita bahwa kita ini hanyalah hamba, bukan Tuhan. That’s it.
Jelas bukan! Penentunya itu bukan aku, kamu, atau kita. Semua yang terjadi di alam semesta ini atas izin Allah.
Sadari itu dahulu. Sadar akan posisi kita!
Bahkan dalam surah Al Kahfi ayat 23-24, Allah kembali mengingatkan. “Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu: ‘Aku pasti melakukan itu besok pagi’ (Al Kahfi: 23).”
“Kecuali (dengan mengatakan), ‘Insya Allah (jika Allah mengizinkan).’ Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa, dan katakanlah: ‘Mudah-mudahan Tuhanku akan memberi petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini’ (Al Kahfi: 24).”
Namun, tenang. Allah Maha Baik, Maha Segalanya. Dengan Rahman dan Rahim-Nya, Allah mengatakan: “Berdoalah (mintalah) kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untukmu (QS.Al Mukmin: 60).”
Kuncinya, berdoa. Mintalah kepada Yang Maha Besar, yang dengan mudah mengatakan; “Kun Fayakun”. Jadi, maka terjadilah (Yasin: 82).
Namun, sayangnya sering kali kita melupakan fasilitas ini. Bahkan dengan sombongnya mengatakan, apa yang didapat selama ini, prestasi dan rezeki yang didapat selama ini, adalah buah dari kerja keras diri dan karena kepintarannya. Astagfirullahalazim.
Harusnya kita belajar dari manusia paling kaya yang pernah hidup di muka bumi ini, yang akhirnya karena kesombongan dan kekufurannya, ditenggelamkan Allah ke dalam bumi, yakni Qorun. Nauzubillahiminzalik.
Ingat, berdoalah. Bukan membaca doa, layaknya seorang anak yang sedang membaca buku cerita.
Namun, betul-betul memohon dengan penuh penghambaan kepada-Nya, tentang apa yang kita inginkan.
Jangan lupa pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sebelum meminta, pujilah Allah dan berselawatlah kepada Rasulullah, barulah memanjatkan doa-doa kita.
Bismillah, semoga Allah kabulkan semua doa yang kita langitkan.
Semoga Allah sehatkan semua orang yang saat ini sedang sakit dan berjuang untul kesembuhan.
Semoga Allah menjaga pemimpin-pemimpin kita, Allah cukupkan rezeki halal untuk kita, dan Allah berikan penjagaan terbaik untuk keluarga kita. Aamin.(*)
*) Penulis adalah Redaktur Senior Kalteng Pos