PEREMPUAN memiliki peran penting dalam sejarah peradaban manusia. Dalam catatan sejarah dunia, ada beberapa perempuan yang berpengaruh karena perannya di suatu bidang.
Selama berabad-abad pula, perempuan di seluruh dunia telah mengambil langkah maju untuk kehidupan dan dunia yang lebih baik. Beberapa di antaranya bahkan ikut andil dalam majunya ilmu pengetahuan, baik sains, kedokteran, matematika, maupun sastra.
Perempuan-perempuan yang hebat adalah perempuan yang mampu menginspirasi. Kita banyak menemukan perempuan yang menginspirasi karena kepandaianatau kecerdasannya, keuletan, kemampuan mendedikasikan diri di dunia lingkungan dan sosial, dan lain sebagainya.
Baik perempuan tingkat dunia maupun di negara kita, Indonesia. Tentu hal positif tersebut dapat menjadi semangat untuk kita berkarya dalam berbagai kompetensi, berkontribusi di semua aspek kehidupan.
Seperti beberapa tokoh perempuan yang menginspirasi, dikenal sebagai mantan Ibu Negara, Michelle Obama juga merupakan lulusan Princeton dan Harvard, pengacara hak kekayaan intelektual, dan ibu pekerja.
Selama menjabat sebagai Ibu Negara, ia menjadi panutan bagi para wanita dan bekerja sebagai advokat untuk kesadaran kemiskinan, pendidikan, gizi, dan aktivitas fisik, serta masih banyak lagi.
Ia telah menciptakan warisannya sendiri, termasuk inisiatif “Let Girls Learn”, dengan tujuan mendidik 62 juta anak perempuan di seluruh dunia yang tidak bersekolah. Pengacara dan penulis Amerika, Michelle Obama, menjadi sumber inspirasi bagi jutaan orang di AS ketika ia menjadi Ibu Negara Afrika-Amerika pertama di Amerika Serikat pada tahun 2009, dan selama delapan tahun pemerintahan Presiden Barack Obama.
Michelle juga perempuan yang brilian, mengingat ia merupakan lulusan kampus-kampus Ivy League. Namun yang membuatnya istimewa adalah bagaimana ia mampu mengesampingkan ambisi pribadi dengan sepenuhnya mendukung karier sang suami tanpa kehilangan sinarnya sendiri.
Michelle terus mengadvokasi berbagai isu kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan di Amerika dan bahkan dunia. Ia terus menjadi inspirasi bagi kaum perempuan dan gadis muda di mana pun sambil menyampaikan pesan, “Bentangkan sayapmu dan terbang tinggi.”
Ia pernah menyatakan bahwa tidak ada batasan capaian dari apa yang didapat sebagai perempuan. Pesan-pesan penyemangat ini tertanam dalam segala hal yang ia lakukan, meneguhkan tempatnya di dalam sepuluh perempuan inspiratif teratas.
Marie Curie, orang Polandia yang ditolak masuk universitas di Polandia hanya karena seorang perempuan, memutuskan untuk pindah ke Paris demi melanjutkan pendidikan. Marie Curie adalah seorang ilmuwan perintis yang memenangkan dua kali hadiah Nobel, melalui penelitiannya tentang radioaktivitas yang telah menyelamatkan banyak nyawa. Kisahnya menyoroti pentingnya ketekunan.
Sifatnya yang suka menentang, mengajarkan kita untuk tidak membiarkan penolakan memengaruhi kita secara negatif, tetapi menggunakannya sebagai motivasi untuk menemukan cara lain untuk berhasil.
Selanjutnya, seorang perempuan bernama Ada Lovelace adalah seorang matematikawan Inggris yang dianggap sebagai programmer komputer pertama di dunia. Hingga saat ini, tiap hari Selasa kedua bulan Oktober diperingati sebagai Hari Ada Lovelace.
Biasanya dirayakan oleh para perempuan yang bekerja di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM).Di negara kita, ada satu momen penting yang menginspirasi perempuan Indonesia, yaitu Hari Kartini yang diperingati tiap tanggal 21 April sebagai bentuk apresiasi mengenang perjuangan seorang perempuan bernama R.A. Kartini.
Berkat perjuangannya, saat ini negara Indonesia memiliki banyak perempuan hebat yang inspiratif dengan capaian prestasi di berbagai bidang.Data BPS tahun 2020 menunjukkan 49,4 persen dari seluruh penduduk Indonesia adalah perempuan.
Mayoritas berada pada usia produktif, sehingga potensi yang dimiliki perempuan sangat besar dan dapat menjadi agen perubahan yang signifikan bagi kemajuan negara.
Perempuan di Indonesia telah menempati posisi yang setara dengan laki-laki. Peringatan Hari Kartini menjadi sebuah momentum untuk terus mengingat semangat R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan Indonesia.
Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini adalah seorang pahlawan perempuan, perempuan yang memperjuangkan kesetaraan perempuan dan pendobrak tradisi yang menginspirasi. Perempuan yang berasal dari Jepara ini lahir pada 21 April 1879.
Kartini merupakan keturunan bangsawan. Oleh karena itu, gelar Raden Ajeng disematkan kepadanya. Kartini adalah putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah. Ayah Kartini adalah Bupati Jepara saat itu.
Kartini adalah anak kelima dari sebelas bersaudara. Berbeda dengan kebanyakan anak pribumi saat itu, Kartini berkesempatan untuk sekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah yang diperuntukkan bagi orang Belanda dan orang Jawa yang kaya. Di ELS, Kartini belajar bahasa Belanda.
Sayangnya, Kartini hanya bersekolah sampai usia 12 tahun karena sudah memasuki masa pingitan. Karena belajar bahasa Belanda di ELS, R.A. Kartini bisa membaca dan menulis dalam bahasa Belanda.
Selama dipingit, ia belajar sendiri, membuat dan berkirim surat dengan teman-temannya dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon.Kartini juga membaca banyak buku, surat kabar, dan majalah Eropa. Seperti istilah “buku adalah jendela dunia”, Kartini jadi tahu cara berpikir perempuan Eropa yang lebih maju dan bebas dibandingkan perempuan pribumi kala itu.
Dari banyaknya bacaan itu, ia berpikir untuk memajukan perempuan pribumi, karena pada masa itu perempuan pribumi tertinggal jauh dan memiliki status sosial yang rendah. Menurutnya, perempuan pribumi harus mendapatkan kesetaraan, persamaan, dan kebebasan.
Karena sedang dipingit, tidak banyak yang bisa dilakukan Kartini. Namun, surat-surat yang ditulisnya menjadi salah satu bentuk perjuangan. Ia menuliskan gagasan-gagasan baru mengenai emansipasi perempuan.
Kartini menuliskan penderitaan perempuan Jawa seperti harus dipingit, tidak bebas dalam menuntut ilmu, dan adanya adat yang mengekang kebebasan perempuan.Berkat kegigihan Kartini, tahun 1912 berdirilah Sekolah Kartini oleh Yayasan Kartini.
Sekolah ini didirikan keluarga Van Deventer, salah satu tokoh Politik Etis saat itu. Awalnya, Sekolah Kartini hanya didirikan di Semarang. Kemudian, didirikan juga di Surabaya, Yogyakarta, Madiun, Malang, dan daerah lain.
Seorang perempuan bernama Maria Yosephine Catherine Maramis juga merupakan pejuang perempuan yang menyuarakan tentang pendidikan dan kesetaraan sosial politik. Pada tahun 1917, Maria Walanda Maramis mendirikan sebuah organisasi “Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya” yang disingkat PIKAT.
Organisasi ini bertujuan memberikan pendidikan dan keterampilan kepada perempuan agar bisa proaktif dalam bermasyarakat.Sekarang perempuan-perempuan Indonesia banyak mengikuti jejak Kartini yang mengenyam pendidikan dan menginspirasi kita.
Seorang perempuan yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, berperan besar dalam memberantas perikanan ilegal di Indonesia.
Kisah suksesnya, mulai dari berjuang dari bawah sebagai penjual ikan hingga menjadi pemilik maskapai Susi Air, memberikan inspirasi bagi banyak perempuan untuk tetap semangat dan gigih meraih cita-cita.
Siapa yang tak kenal Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia beberapa periode, dengan segudang cerita dan prestasi di baliknya. Beliau adalah seorang ekonom besar yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga mancanegara.
Sri Mulyani merupakan sosok berpengaruh di balik terbebasnya Indonesia dari krisis ekonomi global pada 2008. Tahun 2010 sampai 2016, ia pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Ia dikenal sebagai tokoh ahli dalam mengelola keuangan negara, meningkatkan pertumbuhan, serta mengentaskan kemiskinan. Atas keahliannya itu, ia mendapatkan berbagai penghargaan dan pengakuan dari berbagai organisasi dan institusi, termasuk World Bank dan majalah Forbes yang memasukkannya dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia.
Hal ini membuktikan bahwa ia merupakan sosok inspiratif, berintegritas, serta memiliki pengaruh kuat, baik dalam negeri maupun luar negeri.Seorang perancang busana bernama Anne Avantie, merupakan tokoh perempuan inspiratif yang berasal dari Jawa Tengah.
Ia sangat menyukai dunia fesyen, tak heran jika karya-karyanya banyak dinikmati kalangan pejabat dan artis nasional hingga internasional. Dalam dunia fesyen yang ia tekuni.
Anne selalu membuat karyanya dengan keindahan budaya dan etnis yang melekat. Ia selalu menggunakan kebaya sebagai bahan dasar karyanya. Perancang busana yang sukses ini merupakan tokoh yang sangat menginspirasi, karena dengan kegigihan, tekad, dan minatnya yang luar biasa, menjadikannya sukses mencapai cita-cita.
Di berbagai bidang kompetensi dan kreativitas yang menginspirasi, baik dari perempuan-perempuan internasional maupun nasional, perempuan dari negara kita Indonesia telah mencapai kesuksesan dengan berbagai ingredients seperti keberanian mengambil risiko, memiliki relasi, inovasi, kepemimpinan, dan keteguhan luar biasa.
Semua itu pantaslah untuk kita renungkan, sejauh manakah sudah keberadaan perempuan-perempuan di daerah kita berkiprah, berkarya, dan menginspirasi?Pada momen peringatan ke-146 Hari Kartini tahun 2025 ini, penulis yang merupakan seorang dosen dari Universitas Palangka Raya (UPR), perempuan asli Suku Dayak yang mendedikasikan diri di bidang pendidikan sebagai pengajar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, memiliki kesenangan menulis.
Terbukti dari berbagai tulisan di koran-koran, juga beberapa buku, berupa buku pembelajaran, buku seni budaya, dan sastra. Buku terbaru yang dihasilkan adalah buku kumpulan puisinya yang diberi judul Secercah Cahaya di Pucuk Hutan Boerneo.
Penulis mengajak generasi muda zaman sekarang untuk tidak melupakan sejarah dan mewarisi karakter perjuangan pada umumnya, juga untuk perempuan-perempuan Indonesia khususnya, agar memiliki karakter yaitu semangat, tangguh, pantang menyerah, tetap mewarisi karisma dan jiwa R.A. Kartini yang berani menyuarakan pendapat, berwawasan luas, mandiri, berjiwa sosial tinggi, dan religius.
Teruslah berkarya dalam berbagai bidang yang dimiliki, sebagai potensi yang dapat meningkatkan kehidupan dan kualitas, serta untuk kemakmuran masyarakat dan bangsa. Jadilah sosok perempuan yang inspiratif. (*)