PALANGKA RAYA –Hari ini, Sabtu (1/2/2025), Universitas Palangka Raya (UPR) menggelar acara pengukuhan Prof. Dr. Titin Apung Atikah, S.P., M.P. sebagai Guru Besar bidang Budidaya Pertanian dan Perkebunan.
Acara yang berlangsung di Aula Rahan UPR ini dihadiri oleh para akademisi, pejabat daerah dan para tamu undangan terhormat. Momentum istimewa ini menjadi tonggak penting bagi Prof. Titin dalam melanjutkan dedikasinya terhadap dunia Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Dalam pidato orasi ilmiah bertajuk ‘Tantangan dan Pengembangan Budidaya Tanaman dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan dan Nutraceutical di Lahan Gambut’, Prof. Titin mengulas berbagai tantangan global yang dihadapi sektor pertanian.
Tantangan tersebut meliputi kebutuhan meningkatkan produktivitas pangan, adaptasi terhadap pengaruh perubahan iklim, dan perlindungan ekosistem gambut. Sebagai salah satu negara dengan kawasan lahan gambut tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan sumber daya ini secara bijaksana.
“Lahan gambut sering dianggap sebagai lahan marginal yang sering kali dipandang kurang optimal untuk kegiatan pertanian. Namun, dengan pendekatan yang tepat, lahan ini dapat menjadi sumber daya strategis, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun mendukung mitigasi perubahan iklim,” ujar Prof. Titin dalam pidatonya.
Ia menyoroti pentingnya inovasi teknologi pertanian yang memadukan teknologi modern, kearifan lokal dan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan.
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kendala agronomis di tanah gambut adalah: 1) Penggunaan amelioran/kapur dolomit untuk meningkatkan pH tanah; 2) Aplikasi pupuk organik yang diperkaya mikroba tanah guna mempercepat dekomposisi bahan organik; dan 3) Rekayasa genetika, untuk mengembangkan varietas tanaman yang toleran terhadap kondisi gambut.
Pemanfaatan Teknologi Pertanian Presisi seperti penggunaan biochar, pupuk hayati dan irigasi tetes dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan hara dan air di lahan gambut.
Salah satu kontribusi penelitian unggulan Prof. Titin adalah pengembangan budidaya bawang dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) di tanah gambut, tanaman khas yang memiliki kesesuaian habitat di Kalimantan yang memiliki manfaat kesehatan.
“Bawang dayak mengandung senyawa: alkaloid, glikosida, flavonoid, steroid, fenolik, kuinon, tanin, triterpenoid, antioksidan alami dan vitamin C. Umbi bawang Dayak memiliki manfaat sebagai anti virus, anti fungal, anti kanker, penghambat proliferasi sel leukimia, anti diabetik, anti hipertensi, mencegah penyakit jantung, anti bleeding agent dan sebagai immunostimulant untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Selain kandungan senyawa biokatif eleutherine, penelitian ini juga menemukan jenis senyawa bioaktif lain umbi bawang Dayak yang tumbuh di lahan gambut Kalimantan Tengah yaitu senyawa Isoeleutherine, Eleutherol dan Eleuthoside A, B dan C yang manfaat obatnya terus kami teliti hingga saat ini”, ujar Prof. Titin.
Ditambahkannya, tanaman ini tidak hanya berpotensi sebagai obat tradisional, tetapi juga dapat menjadi bagian penting dari industri pangan fungsional dan nutraseutical.
Selain itu, Prof. Titin menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem gambut. Ia juga memaparkan pendekatan berbasis komunitas, seperti pelatihan bagi petani untuk mengelola lahan secara ramah lingkungan. “Pendekatan ini memastikan bahwa masyarakat lokal dapat menjadi bagian dari solusi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelasnya.(ila)