Minggu, September 29, 2024
35.5 C
Palangkaraya

Entrepreneur University Berorientasi Global

PALANGKA RAYA-Untuk menjadi lembaga pendidikan yang maju, tak cukup hanya menjadi teaching university dan research university. Menurut Prof Dr Ir Saputera MSi, Univesitas Palangka Raya (UPR) harus melangkah menjadi entrepreneur university yang berorientasi global.

Karena menurut bakal calon rektor nomor urut 13 ini, era revolusi industri 4.0 membuat perubahan begitu cepat di bidang sosial dan ilmu pengetahuan. Jika dahulu sebuah dalil ilmu pengetahuan bisa dipatahkan setelah sekian tahun, saat ini dalam hitungan dua atau tiga hari sebuah dalil sudah bisa dipatahkan.

“Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, jika kita analogikan seperti deret ukur, sedangkan perkembangan pendidikan, kemajuannya seperti deret hitung,” ujar Saputera yang saat ini menjabat Kepala UPT TIK UPR.

UPR sebagai sebuah perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan output berpengetahuan, tapi juga output yang inovatif. Karena itu, orientasi UPR tak cukup hanya teaching university dan research university, tapi harus ditambah dengan menuju entrepreneur university.

“Jika hanya menjadi teaching university, maka kita akan berkutat pada proses belajar mengajar saja. Sekarang sudah naik jadi research university, yakni bagaimana meneliti yang baik, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana hasil penelitian itu, mungkin hanya di atas meja saja,” ujar lulusan S-2 IPB.

Saat ini perguruan tinggi lain sudah masuk dalam tahap entrepreneur university. Hasil riset bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan dikerjasamakan dengan para pihak terkait lain.

Apalagi dalam waktu dekat ini UPR bisa menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), maka UPR harus mampu mencari uang sendiri untuk kemandirian pembiayaan.

“Mencari uang itu dengan jalan apa? Universitas kita harus berorientasi menjadi entrepreneur university untuk bisa menghasilkan uang sendiri,” ujar Saputera yang juga menyelesaikan S-3 di IPB.

Menurutnya, tantangan perguruan tinggi saat ini sangat kompleks. Salah satunya adalah barometer pemeringkatan. Ada pemeringkatan yang dibuat Dirjen Dikti, yakni barometer berupa 8 Indikator Kinerja Utama (IKU). Ada juga pemeringkatan menurut Webometrics.

Tantangan lain yang dihadapi UPR adalah kehadiran ibu kota negara di Kalimantan Timur. Posisi Kalteng sebagai daerah penyangga menjadi tantangan tersendiri, karena perguruan-perguruan tinggi lain pun akan masuk ke wilayah IKN.

Menjawab semua tantangan itu, Saputera menawarkan visi menjadikan UPR sebagai perguruan tinggi dengan integritas dan inovasi akademik, berorientasi dan memiliki jejaring global, didasari nilai kearifan lokal pada tahun 2026.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Saputera mengusung empat misi. Pertama, menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang inovatif dan kompetitif, serta bereputasi internasional yang didasari nilai-nilai religius, kebangsaan, kewirausahaan, dan kearifan lokal.

Misi kedua adalah membangun jejaring akademik yang berorientasi global dengan berbagai pemangku kepentingan. Ketiga, membentuk pola pengelolaan universitas yang otonom, berintegritas, transparan, akuntabel, dan kolaboratif. Misi keempat yakni berkontribusi terhadap pengembangan sumber daya di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. (sma/ce/ala/ko)

PALANGKA RAYA-Untuk menjadi lembaga pendidikan yang maju, tak cukup hanya menjadi teaching university dan research university. Menurut Prof Dr Ir Saputera MSi, Univesitas Palangka Raya (UPR) harus melangkah menjadi entrepreneur university yang berorientasi global.

Karena menurut bakal calon rektor nomor urut 13 ini, era revolusi industri 4.0 membuat perubahan begitu cepat di bidang sosial dan ilmu pengetahuan. Jika dahulu sebuah dalil ilmu pengetahuan bisa dipatahkan setelah sekian tahun, saat ini dalam hitungan dua atau tiga hari sebuah dalil sudah bisa dipatahkan.

“Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, jika kita analogikan seperti deret ukur, sedangkan perkembangan pendidikan, kemajuannya seperti deret hitung,” ujar Saputera yang saat ini menjabat Kepala UPT TIK UPR.

UPR sebagai sebuah perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan output berpengetahuan, tapi juga output yang inovatif. Karena itu, orientasi UPR tak cukup hanya teaching university dan research university, tapi harus ditambah dengan menuju entrepreneur university.

“Jika hanya menjadi teaching university, maka kita akan berkutat pada proses belajar mengajar saja. Sekarang sudah naik jadi research university, yakni bagaimana meneliti yang baik, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana hasil penelitian itu, mungkin hanya di atas meja saja,” ujar lulusan S-2 IPB.

Saat ini perguruan tinggi lain sudah masuk dalam tahap entrepreneur university. Hasil riset bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan dikerjasamakan dengan para pihak terkait lain.

Apalagi dalam waktu dekat ini UPR bisa menjadi Badan Layanan Umum (BLU) dan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), maka UPR harus mampu mencari uang sendiri untuk kemandirian pembiayaan.

“Mencari uang itu dengan jalan apa? Universitas kita harus berorientasi menjadi entrepreneur university untuk bisa menghasilkan uang sendiri,” ujar Saputera yang juga menyelesaikan S-3 di IPB.

Menurutnya, tantangan perguruan tinggi saat ini sangat kompleks. Salah satunya adalah barometer pemeringkatan. Ada pemeringkatan yang dibuat Dirjen Dikti, yakni barometer berupa 8 Indikator Kinerja Utama (IKU). Ada juga pemeringkatan menurut Webometrics.

Tantangan lain yang dihadapi UPR adalah kehadiran ibu kota negara di Kalimantan Timur. Posisi Kalteng sebagai daerah penyangga menjadi tantangan tersendiri, karena perguruan-perguruan tinggi lain pun akan masuk ke wilayah IKN.

Menjawab semua tantangan itu, Saputera menawarkan visi menjadikan UPR sebagai perguruan tinggi dengan integritas dan inovasi akademik, berorientasi dan memiliki jejaring global, didasari nilai kearifan lokal pada tahun 2026.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Saputera mengusung empat misi. Pertama, menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang inovatif dan kompetitif, serta bereputasi internasional yang didasari nilai-nilai religius, kebangsaan, kewirausahaan, dan kearifan lokal.

Misi kedua adalah membangun jejaring akademik yang berorientasi global dengan berbagai pemangku kepentingan. Ketiga, membentuk pola pengelolaan universitas yang otonom, berintegritas, transparan, akuntabel, dan kolaboratif. Misi keempat yakni berkontribusi terhadap pengembangan sumber daya di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. (sma/ce/ala/ko)

Artikel Terkait