Selesai menyampaikan paparan, Ketua Senat Dr Andrie Elia memberikan kesempatan kepada anggota senat dan mahasiswa yang hadir untuk menanggapi, sebelum ditetapkan oleh senat. “Ini menjadi sejarah. Kami diberi kesempatan untuk berbicara pada forum yang terhormat ini. Kami merasa dihargai. Kami siap menjadi mitra strategi, tak hanya mitra kritis,” ujar Pjs Presiden BEM UPR Restu yang diberi kesempatan berbicara Rapat Senat.
Restu menyampaikan mahasiswa siap mengawal proses yang dilaksanakan. Dia menolak tegas campur tangan pihak luar, yang bisa menggangu kondusivitas kampus.
“Kami berharap UPR ini ke depan menjadi kampus rakyat, dimana semua lapisan bisa kuliah disini. Jadi kampus rujukan, tak hanya Kalteng tapi juga nasional,” ujar Restu.
Ia pun menyampaikan kegalauannya soal status UPR yang masih Satker. Kadang ia merasa minder bila bertemu dengan BEM dari perguruan tinggi lain yang sudah berstatus Badan Layanan Umum (BLU). “Kami ingin bertanya bagaiman strategi UPR mencapai BLU ini,” ujar Restu dihadap anggota senat yang sebagian besar adalah para guru besar.
“BLU sudah dalam proses tahap akhir. Kemendikbud sudah setuju. Tinggal menunggu undangan dari Kementerian Keuangan untuk presentasi. Setelah itu penetapan,” ujar Andrie menjawab soal BLU. (sma/ko)