PALANGKA RAYA – MTsN 1 Kota Palangka Raya kembali membawa pulang Piala Bergilir Bulan Bahasa tahun 2021 setelah berhasil menjadi juara umum pada event dua tahunan yang diselenggarakan MAN Kota Palangka Raya.
Event dua tahunan ini selalu menjadi ajang kompetisi dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Jika dua tahun lalu terdapat lomba pidato dua Bahasa, dan drama, tahun ini ada 4 cabang lomba yaitu cipta puisi, baca puisi, ciipta cerpen dan storytelling yang semuannya dilaksanakan secara virtual atau daring.
Untuk penampilan baca puisi dan storytelling diunggah di Instagram peserta atau madrasah/sekolah peserta dengan menandai akun penyelenggara. Pun dengan cipta cerpen dan cipta puisi dikirimkan melalui surel, 27-30 Oktober 2021.
Juara umum ini berhasil diraih berkat perolehan emas pada Cipta Cerpen oleh Nida Fariha Azkia, dan Storytelling oleh Retno Ayu Wulandari. Piala, piagam dan uang pembinaan yang diberikan panitia penyelenggara kepada pemenang merupakan apresiasi atas usaha mereka agar memacu semangat mereka untuk terus berkarya.
Kepala MTsN 1 kota Rita Sukaesih memberikan apresiasi atas pencapaian anak didiknya dan mendukung apapun upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan dan menyalurkan minat dan bakat siswa di madrasah yang dipimpinnya melalui kompetisi.
“Saya yakin persaingan positif ini terbangun karena siswa madrasah bersaing dengan siswa dari sekolah umum. Terimakasih kepada siswa yang telah membawa piala bergilir ke MTsN 1 Kota Palangka Raya. Artinya, ada tanggung jawab besar bagi kita semua untuk mempertahankan juara ini dua tahun mendatang,” tutur Rita semangat.
Heli Normala selaku pembimbing siswa dalam mengikuti lomba bulan Bahasa tidak menyangka anak asuhnya berhasil meraih hasil yang menggembirakan mengingat persiapan yang dilakukannya terbilang minim.
“Kami tak menyangka anak-anak akan memboyong juara umum. Jujur persiapan sangat mepet karena miskomunikasi tentang juknis lomba. Alhamdulillah perjuangan anak-anak selama tiga hari tidak sia-sia,” ungkap Heli Normala
Ditambahkannya, ia bersama tiga orang guru lain, Selvia Fauziah, Daratul Laila dan Aprilia Setianingrum, membimbing tujuh siswa dalam dalam mempersiapkan lomba, karena persiapan minim, ada dua mata lomba yang tidak lolos. “Pengalaman ini memicu kami sbagai guru pembimbing untuk terus belajar lebih giat agar kedepannya semua mata lomba dapat kami lewati,” pungkas Heli. (hms/yah)
