PALANGKA RAYA – Bertambah satu lagi guru besar di IAIN Palangka Raya. Tanggal 1 September 2021, Ahmad Dakhoir resmi menjadi guru besar bidang Ilmu Hukum Perdata Islam. Ia menjadi profesor termuda di IAIN di usia 39 tahun.
Sebelumnya IAIN Palangka Raya telah memiliki dua orang guru besar, yakni Prof Dr Hj Hamdhanah MPd yang dikukuhkan pada September 2020, dan Prof Dr Abdul Qadir MPd yang dikukuhkan Desember 2020. Di bulan September 2021, guru besar ketiga yakni Akhmad Dakhoir resmi ditetapkan.
Penetapan Ahmad Dakhoir ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor: 66073/MPK.A/KP.05.01/2021 tanggal 28 September 2021.
Satu tambahan guru besar diharapkan bisa membawa suasana baru bidang akademik di IAIN Palangka Raya. Dakhoir yang sehari-hari sebagai tenaga pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya adalah kelahiran Desa Terusan Tengah Kabupaten Kapuas meraih jabatan tertinggi akademik tersebut di usia 39 tahun.
Sapuadi seorang Dosen di IAIN Palangka Raya mengatakan bahwa Dakhoir memang salah seorang dosen yang kualitas keilmuannya telah diakui sesuai dengan ilmu yang dia tekuni.
“Saya banyak belajar dari beliau tentang banyak hal. Jadi sangat pantas beliau mendapat jabatan tertinggi yang menjadi cita-cita semua dosen”, tegasnya.
Sapuadi memiliki harapan besar dengan bertambahnya guru besar ini, kedepan IAIN Palangka Raya berkembang lebih baik lagi. Karena hadirnya guru besar di sebuah perguruan tinggi diharapkan dapat mendorong pengembangan kualitas.
“Saya yakin Prof Dakhoir punya ide, gagasan cemerlang dan energi yang kuat untuk kemajuan IAIN Palangka Raya. Beliau masih muda, guru besar, energik jadi pasti bisa berbuat banyak untuk pengembangan lembaga yang lebih baik”, ujar Sapuadi.
Dakhoir merupakan dosen yang banyak memiliki mitra dan jaringan yang luas. Tak hanya di Kalteng, ia punya jaringan nasional bahkan internasional. Luasnya jaringan ini akan sangat menguntungkan dalam rangka pengembangan dan kemajuan sebuah institusi.
“Secara personal saya sedikit mengenal beliau. Dia sosok yang sangat siap jika diminta bantuan apalagi untuk kepentingan orang banyak, beliau pasti membantu,” tambah Sapuadi tentang sosok Dakhoir.
Hadirnya sosok muda semacam Dakhoir diharapkan juga akan berkontribusi perubahan alih status IANI mejadi UIN yang saat ini dalam proses. Bisa menjadi memberi nilai tambah.
Menyangkut kondisi IAIN Palangka Raya saat ini sebutnya jujur memang kondisi yang biasa saja belum ada terasa gregat kemajuan yang berarti, beda saat mulai status awal IAIN Palangka Raya.
Dulu mahasiswa baru di awal IAIN hanya kisaran 450-500 orang setelah dilakukan berbagai hal jumlah mahasiswa baru yang diterima mencapai 1.500 orang, jumlah mahasiswa baru akan berubah jika kualitas akademik bisa terlihat baik.
Memang perlu tenaga muda yang bisa membawa perubahan nyata IAIN Palngka Raya paling tidak perubahan yang dirasakan adalah peningkatan mutu akademik, ini keharusan untuk sebuah perguruan tinggi, kalau abai dengan masalah akademik ya bunuh diri. (sma)