PERNAH dengar kata “Filsafat” belum? Apa yang ada di dalam bayangan kamu saat dengar kata itu?
Sebagian dari orang menghindari filsafat karena anggapan tentang ektrimisnya pemikiran seseorang terhadap sesuatu.
Padahal, filsafat begitu melekat pada diri kita bahkan sejak kita lahir. Kenapa bisa?
Pernahkah kamu bertanya tentang kenapa bintang itu ada di langit, kenapa kita bisa terlahir ke dunia?
Daya pikir kita sejak awal sudah difungsikan untuk memilikirkan sesuatu hal yang membuat kita kepo akan terjadinya sesuatu yang belum diketahui sebab asbabnya.
Namun, mengapa filsafat selalu dikaitkan dengan pertanyaan? Satu jawaban adalah karena manusia selalu ingin mengerti dunia di sekitarnya (Bertens, 2018).
Kita mencoba untuk memahami dunia dengan segala macam cara. Mitos kemudian hadir sebagai jawaban atas pertanyaan manusia tentang dunianya.
Mitos adalah pelarian sekaligus obat manusia yang sakit penasaran. Di zaman Yunani Kuno, banyak mitologi yang membahas tentang dewa-dewi sebagai suplemen eksplanasi realitas.
Filsafat lahir nyatanya bukan hanya dari pertanyaan, melihat lahirnya mitos sebelum filsafat dimulai dengan pertanyaan dan usaha untuk memahami.
Filsafat lahir dari suatu pemikiran kritis. Filsafat mengkritik dan merekonstruksi pemahaman manusia melampaui mitos yang ada.
Salah satu pendekatan yang dapat diusahakan supaya mengerti dan memahami suatu entitas adalah melalui ciri-ciri yang melekat pada dirinya.
Ciri-ciri tikus misalnya, berkaki empat, berbuntut, berkumis, bertubuh kecil, dan lainnya.
Walaupun hanya secara general, kita sedikit bisa mengenal apa entitas bernama tikus tersebut. Tikus berada dalam himpunan sesuatu yang berkaki empat, berbuntut, dan seterusnya.
Begitupula dalam ranah pengetahuan terlebih dalam disiplin ilmu. Kita bisa tahu apa itu ilmu kedokteran lewat ciri-cirinya. Disiplin yang fokus pada kesehatan dan penyakit, pendekatan berbasis bukti, dan seterusnya adalah ilmu kedokteran.
Mempelajari filsafat bukan untuk menghakimi atau menggugat sesuatu melainkan mempelajari sejumlah fakta. Melatih pola daya pikir manusia. So, kamu bisa belajar filsafat dengan menyenangkan sekarang tanpa perlu merasa khawatir. (*afa)