Rabu, Juli 3, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Mengenal Psikosomatis

Psikosomatis berasal dari kata psyche : psikis dan soma : badan/tubuh adalah keluhan fisik yang disebabkan oleh psikis (pikiran dan emosi negatif), yang muncul mulai dari kepala sampai dengan kaki. Gangguan fisik ini ditimbulkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi.

Keluhan tersebut muncul secara berulang-ulang hingga obat-obatan medis menjadi tidak efektif mengurangi keluhan yang dirasakan, menjadi sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering periksa ke dokter.

Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam tubuh. Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen, CT Scan atau alat canggih lainnya.

Menurut DSM 5, somatic symptom disorder merupakan gangguan somatik yang diakibatkan karena kondisi psikologis, menggambarkan bagaimana pikiran atau sistem saraf pusat akan bisa terpengaruh jika mengalami stres yang berkepanjangan. Gejala fisik bisa terlihat walaupun sebenarnya kondisi fisiknya baik-baik saja. Contoh gejala yang bisa dialami adalah berdebar-debar atau gangguan di lambung. Ketika dilakukan pemeriksaan, jantung memang berdebar kencang tapi tidak ada kelainan dan asam lambung tinggi tapi tidak ada luka ataupun yang berkaitan dengan masalah lainnya.

Baca Juga :  Lulusan Harus Mampu Berinovasi

Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya psikosomatik di dalam tubuh kita, terjadi karena ada hubungan antara sistem saraf pusat dengan kondisi yang berkaitan dengan fungsi tubuh yang lain. Baik kondisi psikologis dan fisik, keduanya berjalan selaras. Ketidakseimbangan yang terjadi di dalam tubuh bisa menyebabkan munculnya gejala psikosomatik. Gejala yang biasanya timbul berkaitan dengan sistem saraf otonom dalam tubuh kita, seperti pada jantung, lambung, paru-paru sehingga seringnya muncul gejala seperti jantung berdebar, mual, muntah, kembung, dan sesak napas. Gejala yang muncul di tiap orang bisa berbeda-beda dipengaruhi kerentanan dari tiap orang yang berbeda juga tergantung dengan faktor genetik bawaan orang tersebut.

Kapan harus curiga kalau kita mengalami gangguan psikosomatik?
Kondisi fisik bisa mempengaruhi psikologis, kondisi psikologis juga bisa mempengaruhi fisik. Kalau keluhan fisik yang dirasakan itu berlanjut atau berulang padahal sebenarnya kondisi fisiknya baik-baik saja, maka harus mulai menyadari apakah gejala fisik yang dialami berkaitan dengan kondisi psikologis seperti kecemasan berlebih atau depresi.

Pengobatan gangguan psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan beberapa cara dengan mempertimbangkan pengobatan somatis (berorientasi pada organ tubuh yang mengalami gangguan), pengobatan secara psikologis (psikoterapi dan sosioterapi) serta psikofarmakoterapi (penggunaan obat-obatan yang berhubungan dengan psikologi). Perlu dipertimbangkan penggunaan psikofarmaka (obat-obat yang biasa digunakan dalam bidang psikologi) karena mungkin gangguan psikologis yang diderita
berhubungan dengan kondisi kimiawi di otak yang mengalami ketidakseimbangan.

Baca Juga :  Liga Futsal Tripartit Tingkatkan Sinergitas, Kebersamaan dan Persaudaraan

Cara Mencegah Psikosomatis :
a. Bergerak = berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu dapat meningkatkan imunitas tubuh, dan menjaga kesehatan jiwa.
b. Berpikir positif = ini dapat mengurangi rasa sakit bila tengah menderita penyakit. Pikiran negatif justru menambah rasa sakit menjadi dua kali lipat.
c. Tidur = kurang tidur hanya akan membuat rentan terhadap stres. Pastikan makan malam dua atau tiga jam sebelum tidur malam, supaya makan dapat tercerna sempurna untuk mencegah penyakit pencernaan dan asam lambung.
d. Asupan sehat = nutrisi yang tepat dapat menjaga kesehatan mental. Pastikan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E dan B kompleks, seperti kacang-kacangan, ikan, sereal, buah dan sayur.
e. Relaksasi = hiduplah lebih santai atau sekedar rutin mendengarkan musik untuk melatih jiwa tetap tenang. Musik yang tepat dapat menuntun jiwa lebih tenang.
f. Sharing = manusia diciptakan untuk bersosialisasi, karena itu jangan memendam masalah. Usahakan memiliki teman yang dapat dipercaya atau bergabung dalam kelompok diskusi. Memendam masalah, sama saja seperti memendam sampah dalam tubuh.

Mintalah bantuan tenaga kesehatan, jika keluhan tak kunjung membaik.
Jika merasa keluhan yang dialami terus berlanjut atau semakin memburuk, datanglah atau mencari bantuan ke tenaga kesehatan, seperti dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) atau psikolog. (*)

Psikosomatis berasal dari kata psyche : psikis dan soma : badan/tubuh adalah keluhan fisik yang disebabkan oleh psikis (pikiran dan emosi negatif), yang muncul mulai dari kepala sampai dengan kaki. Gangguan fisik ini ditimbulkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi.

Keluhan tersebut muncul secara berulang-ulang hingga obat-obatan medis menjadi tidak efektif mengurangi keluhan yang dirasakan, menjadi sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering periksa ke dokter.

Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam tubuh. Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen, CT Scan atau alat canggih lainnya.

Menurut DSM 5, somatic symptom disorder merupakan gangguan somatik yang diakibatkan karena kondisi psikologis, menggambarkan bagaimana pikiran atau sistem saraf pusat akan bisa terpengaruh jika mengalami stres yang berkepanjangan. Gejala fisik bisa terlihat walaupun sebenarnya kondisi fisiknya baik-baik saja. Contoh gejala yang bisa dialami adalah berdebar-debar atau gangguan di lambung. Ketika dilakukan pemeriksaan, jantung memang berdebar kencang tapi tidak ada kelainan dan asam lambung tinggi tapi tidak ada luka ataupun yang berkaitan dengan masalah lainnya.

Baca Juga :  Lulusan Harus Mampu Berinovasi

Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya psikosomatik di dalam tubuh kita, terjadi karena ada hubungan antara sistem saraf pusat dengan kondisi yang berkaitan dengan fungsi tubuh yang lain. Baik kondisi psikologis dan fisik, keduanya berjalan selaras. Ketidakseimbangan yang terjadi di dalam tubuh bisa menyebabkan munculnya gejala psikosomatik. Gejala yang biasanya timbul berkaitan dengan sistem saraf otonom dalam tubuh kita, seperti pada jantung, lambung, paru-paru sehingga seringnya muncul gejala seperti jantung berdebar, mual, muntah, kembung, dan sesak napas. Gejala yang muncul di tiap orang bisa berbeda-beda dipengaruhi kerentanan dari tiap orang yang berbeda juga tergantung dengan faktor genetik bawaan orang tersebut.

Kapan harus curiga kalau kita mengalami gangguan psikosomatik?
Kondisi fisik bisa mempengaruhi psikologis, kondisi psikologis juga bisa mempengaruhi fisik. Kalau keluhan fisik yang dirasakan itu berlanjut atau berulang padahal sebenarnya kondisi fisiknya baik-baik saja, maka harus mulai menyadari apakah gejala fisik yang dialami berkaitan dengan kondisi psikologis seperti kecemasan berlebih atau depresi.

Pengobatan gangguan psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan beberapa cara dengan mempertimbangkan pengobatan somatis (berorientasi pada organ tubuh yang mengalami gangguan), pengobatan secara psikologis (psikoterapi dan sosioterapi) serta psikofarmakoterapi (penggunaan obat-obatan yang berhubungan dengan psikologi). Perlu dipertimbangkan penggunaan psikofarmaka (obat-obat yang biasa digunakan dalam bidang psikologi) karena mungkin gangguan psikologis yang diderita
berhubungan dengan kondisi kimiawi di otak yang mengalami ketidakseimbangan.

Baca Juga :  Liga Futsal Tripartit Tingkatkan Sinergitas, Kebersamaan dan Persaudaraan

Cara Mencegah Psikosomatis :
a. Bergerak = berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu dapat meningkatkan imunitas tubuh, dan menjaga kesehatan jiwa.
b. Berpikir positif = ini dapat mengurangi rasa sakit bila tengah menderita penyakit. Pikiran negatif justru menambah rasa sakit menjadi dua kali lipat.
c. Tidur = kurang tidur hanya akan membuat rentan terhadap stres. Pastikan makan malam dua atau tiga jam sebelum tidur malam, supaya makan dapat tercerna sempurna untuk mencegah penyakit pencernaan dan asam lambung.
d. Asupan sehat = nutrisi yang tepat dapat menjaga kesehatan mental. Pastikan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E dan B kompleks, seperti kacang-kacangan, ikan, sereal, buah dan sayur.
e. Relaksasi = hiduplah lebih santai atau sekedar rutin mendengarkan musik untuk melatih jiwa tetap tenang. Musik yang tepat dapat menuntun jiwa lebih tenang.
f. Sharing = manusia diciptakan untuk bersosialisasi, karena itu jangan memendam masalah. Usahakan memiliki teman yang dapat dipercaya atau bergabung dalam kelompok diskusi. Memendam masalah, sama saja seperti memendam sampah dalam tubuh.

Mintalah bantuan tenaga kesehatan, jika keluhan tak kunjung membaik.
Jika merasa keluhan yang dialami terus berlanjut atau semakin memburuk, datanglah atau mencari bantuan ke tenaga kesehatan, seperti dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) atau psikolog. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/