Jumat, Oktober 18, 2024
24.6 C
Palangkaraya

DLH Kalteng Fokus Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), menggelar Rapat Koordinasi Daerah Lingkungan Hidup Tahun 2024 pada Rabu (16/10) di salah satu hotel di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang mewakili Pjs. Bupati Kotawaringin Timur, perwakilan dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta narasumber dari berbagai instansi terkait.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran SIP dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala DLH Kalteng Joni Harta SE SHut MM menyoroti pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah nasional pada 2023 mencapai 33,7 juta ton, dengan produksi sampah harian sekitar 92.000 ton. Di Kalimantan Tengah sendiri, produksi sampah rata-rata mencapai 631 ton per hari.
“Sampah di Kalimantan Tengah belum tercatat dengan baik di SIPSN, namun menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Pengelolaan sampah yang tidak efektif dapat menimbulkan dampak serius, seperti pencemaran air, kerusakan ekosistem, hingga penyebaran penyakit,” ujar Joni Harta.

Baca Juga :  Harga Elpiji Subsidi di Palangka Raya Tak Wajar,Operasi Pasar Digencarkan
FOTO BERSAMA – Kepala DLH Kalteng Joni Harta SE SHut MM (tujuh dari kanan), foto bersama sebelum kegiatan berlangsung, Rabu (16/10).

Lebih lanjut, Gubernur Sugianto mendorong penerapan prinsip circular economy sebagai solusi dalam pengelolaan sampah. Circular economy bertujuan mengeliminasi limbah, memaksimalkan penggunaan sumber daya, dan menjaga kualitas lingkungan. “Pemerintah dan masyarakat harus berperan aktif dalam menerapkan circular economy, baik melalui kebijakan yang mendukung maupun perubahan perilaku dalam memilah sampah,” tambahnya.

Penggunaan teknologi seperti Mechanical Biological Treatment (MBT), daur ulang, dan komposting diharapkan mampu mengurangi limbah secara signifikan. Selain itu, pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara, juga disebut-sebut berpotensi menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru.

“Di beberapa daerah, pengelolaan sampah yang efektif sudah mampu menghasilkan PAD. Dengan pendekatan yang tepat, sampah bisa menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi perekonomian daerah,” tutup Joni Harta.(soc/yan)

Baca Juga :  BBPOM Palangka Raya Launching UMKM BERDIKARI

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), menggelar Rapat Koordinasi Daerah Lingkungan Hidup Tahun 2024 pada Rabu (16/10) di salah satu hotel di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang mewakili Pjs. Bupati Kotawaringin Timur, perwakilan dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta narasumber dari berbagai instansi terkait.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran SIP dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala DLH Kalteng Joni Harta SE SHut MM menyoroti pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah nasional pada 2023 mencapai 33,7 juta ton, dengan produksi sampah harian sekitar 92.000 ton. Di Kalimantan Tengah sendiri, produksi sampah rata-rata mencapai 631 ton per hari.
“Sampah di Kalimantan Tengah belum tercatat dengan baik di SIPSN, namun menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Pengelolaan sampah yang tidak efektif dapat menimbulkan dampak serius, seperti pencemaran air, kerusakan ekosistem, hingga penyebaran penyakit,” ujar Joni Harta.

Baca Juga :  Harga Elpiji Subsidi di Palangka Raya Tak Wajar,Operasi Pasar Digencarkan
FOTO BERSAMA – Kepala DLH Kalteng Joni Harta SE SHut MM (tujuh dari kanan), foto bersama sebelum kegiatan berlangsung, Rabu (16/10).

Lebih lanjut, Gubernur Sugianto mendorong penerapan prinsip circular economy sebagai solusi dalam pengelolaan sampah. Circular economy bertujuan mengeliminasi limbah, memaksimalkan penggunaan sumber daya, dan menjaga kualitas lingkungan. “Pemerintah dan masyarakat harus berperan aktif dalam menerapkan circular economy, baik melalui kebijakan yang mendukung maupun perubahan perilaku dalam memilah sampah,” tambahnya.

Penggunaan teknologi seperti Mechanical Biological Treatment (MBT), daur ulang, dan komposting diharapkan mampu mengurangi limbah secara signifikan. Selain itu, pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara, juga disebut-sebut berpotensi menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru.

“Di beberapa daerah, pengelolaan sampah yang efektif sudah mampu menghasilkan PAD. Dengan pendekatan yang tepat, sampah bisa menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi perekonomian daerah,” tutup Joni Harta.(soc/yan)

Baca Juga :  BBPOM Palangka Raya Launching UMKM BERDIKARI

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/